18. H1 Ujian

101 12 10
                                    

28 Desember 2020


___________________________༼; ۝

Lia menatap pantulan wajahnya di cermin,lalu menyalakan air untuk mencuci muka.Mengambil tissue di saku rok untuk mengelap wajahnya yang basah.

Melangkahkan kaki keluar toilet sambil menyemprotkan parfum ke leher dan bajunya.Hari ini adalah hari pertama ujian yang dimana akan dilaksanakan dalam dua hari.

Lia tidur larut karena mengajari Vera yang sangat bodoh di ilmu pelajaran.Lia membawa langkahnya menuju taman sekolah,di sana sudah ada Melia beserta kedua sahabatnya yang lain.

"Amor"

Suara bisikan itu membuat Lia membalikkan badan.Tetapi dia tidak melihat seorang pun.Tidak peduli hal itu Lia kembali berjalan.

"Amor"

Seolah mengenali suara itu Lia berhenti sejenak lalu memutar-mutar badannya dengan mata mengamati sekitar.Hasilnya nihil,dia tidak menemukan siapapun.

Kembali berjalan dengan santai.Jarak dari toilet ke taman belakang sedikit jauh.

"Amor"

Suara itu kembali muncul membuat Lia kembali berhenti.

"DALBERT AKU TAU ITU KAU!KELUAR ATAU TIDAK!KALAU TIDAK AKAN KU PENGGAL LEHERMU NANTI"

Teriakan dari Lia membuat ia di tatap heran oleh murid lain,yang kebetulan melewati jalan ke arah taman.Lia tak memusingkan hal itu,saat ini dia sedang kesal.

Dalbert muncul dengan posisi memeluk leher Lia dari belakang.Badan Lia lebih pendek dari Dalbert memudahkan hal itu dilakukan.

"Maafkan aku.Jangan marah ya."Bisik Dalbert

Lia mematung.

"Memangnya kau bisa memenggal leherku?"Goda Dalbert masih dengan posisi sama.

"Ah aku bercanda.Penggal saja,aku rela apapun itu yang membuatmu bahagia"

"Berhentilah menggoda ku Dalbert!!!"

Marah Lia seraya melepaskan pelukannya dari Dalbert.Lalu melangkahkan kaki meninggalkan Dalbert yang sudah tersenyum geli.

Tidak tinggal diam,Dalbert menyusul Lia karena ada sesuatu untuk wanita yang dicintainya itu.Lebih tepatnya memang wanita yang sudah ditakdirkan dewa menjadi permaisuri nya.

"Amor tunggu!"Dalbert menangkap pergelangan tangan Lia.

Lia berbalik."Apa?!"Ketusnya.

Dalbert tersenyum.

Siapapun yang melihat senyumnya,orang itu akan jungkir balik.

Dalbert menengadah kan telapak tangannya ke atas.Detik kemudian sudah ada botol berisi cairan berwarna merah entah dari mana datangnya.

Lalu memberikan botol itu kepada Lia.

"Nih minum dulu"

"Apa ini?"Tanya Lia seraya meraih botol itu.

"Darah manusia"

"What?!"

"Minum saja!Kau akan semakin lemah kalau tidak mengonsumsi darah manusia"

Lia menyipitkan matanya menatap sangar Dalbert.Dan Dalbert hanya menatap balik Lia dengan datar.

"Kalau aku tidak mau?"

"Akan ku paksa sampai muntah pun aku tidak peduli"Jawab Dalbert santai.

"Hei kau memang tidak pernah lembut!"

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang