6. Penuh tanda tanya

243 24 3
                                    

25 Juni 2020

__________________________

Pusshh

Satu persatu busur panah terus melayang ditangan mungil gadis yang baru saja berusia sembilan tahun itu.Sudah memakan waktu dua jam dia belajar memanah dan menggunakan pedang.Keringat terus bercucuran dipelipisnya,tidak membuatnya pantang menyerah untuk terus belajar.

"Apa kau berhasil?"Seseorang gadis kecil yang masih berusia delapan tahun itu disebelahnya berkata.Berpakaian gaun putri serta mahkota kecil dikepalanya,serta memakai kaos kaki dilapisi dengan sepatu kaca.

Dia menoleh sekilas.Setelah itu,melangkahkan kakinya menuju meja yang berada disudut lapangan untuk meletakkan busur panahnya.Kemudian menghampiri temannya yang bertanya tadi.

"Ya aku berhasil!"Seru senangnya.

Rina tersenyum lembut dan merangkul Lia erat.Membawanya duduk ke kursi kayu yang berada disudut lapangan.

"Aku masih penuh keringat,nanti kau kebauan."Lia berkata sambil melepaskan rangkulan Rina.

"Benar sekalii,kau sangat bau."Ejek Rina sambil menjepit hidungnya.

Lia merenggut."Menyebalkan!"

Rina terkekeh."Nanti ajarkan aku yaaa."Pintanya.

"Tidak mau."

Rina tersenyum geli melihat tingkah merajuk sahabatnya ini. Tangan Rina bergerak mengambil sesuatu dalam kaos kakinya.

Kemudian melepaskan topi dikepala Lia membuat Lia menoleh,langsung saja Rina memalingkan kembali kepala Lia dengan memerintahkannya untuk diam memakai isarat tatapan.Lia hanya acuh karena memang dia masih kesal dengan Rina.

Rina mengambil tangan Lia dan memasangkan sebuah gelang berwarna perak dipergelangan tangan mungilnya.Dipertengahan gelang itu terdapat kristal berbentuk love berwarna hijau pekat.

Lia tersenyum."Untuk apa?"

"Hanya sebuah kenangan."

"Ini pasti berbau."Lia mengangkat tangannya ke arah hidung dan menghirup baunya.

"Kenapa kau bilang begitu,?"Rina merengut kesal.

"Karena keluar dari kaos kakimu."Jawab Lia dengan polosnya.

Rina melotot kesal."Gaun ku tidak memiliki saku.Jadi aku meletakkannya dikaos kaki."

Lia hanya tersenyum,dan mengucapkan."Terima kasih."

Rina mengangguk dan tersenyum.Lia membalas senyum Rina seraya bangkit melangkahkan kakinya masuk ke dalam istana.Untuk melakukan mandi setelah itu makan malam bersama keluarga besar kerajaan serta tamu yang datang.

"Hei kenapa sendirian disini?"

Rina menoleh dan melihat seorang gadis kecil yang cantik dan anggun tak lupa dengan kulitnya yang pucat.Berpakaian layaknya bangsawan kaum penyihir.Terlihat dari wajah gadis itu,usianya lebih tua dari Rina.

"Aku hanya ingin melihat mentari terbenam.Sudah lama aku tidak melihatnya."

Matahari terbenam sangat indah kalau melihatnya dari lapangan belakang istana yang indah dan luas.

Gadis itu duduk disamping Rina.Mengikuti kegiatan Rina yang sedang menatap langit dengan tenang.

"Sudah berapa lama kau tidak melihatnya?"

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang