TS #1 - Keluarga Somplak

568 35 30
                                    

"Keluargaku sangat waras, terlalu waras sampai aku ingin membuang mereka semua ke rumah sakit ... jiwa."

-Daniza Birdella-

Selamat menggunakan kedua mata!

***

"IJAHHHH!"

Suara menggelegar yang menyebabkan rumah bergoyang seperti mendengarkan lagu dangdut itu membuat seorang gadis langsung turun dari tangga dengan cepat. Karena terlalu cepat, dia tidak sengaja menginjak kakinya sendiri.

Bruuk!

Gadis yang mengenakan rok abu-abu panjang dan baju putih itu meringis. Dia mengusap kepalanya yang terasa benjol.

"Kamu ngapain mojok gitu? Jidat dimerah-merahin lagi," ujar wanita paruh baya yang menggunakan daster dan celemek berwarna merah muda.

"Daniza jatuh, Mom. Suara mommy itu besar banget! Tangganya sampe bergoyang!"

"Eww, suara mommy itu mahal, dan pastinya berkualitas. Palingan juga kamu nginjek kaki kamu sendiri," dengus wanita yang memanggil dirinya 'mommy' itu.

"Dasar Jubaedah," gumam Daniza lalu berdiri.

"NAMA SAYA ZUBAIDAH, IJAH!"

"NAMA SAYA TUH DANIZA, MOM!"

Keduanya saling bertatap-tatapan tajam, tatapan yang mengeluarkan laser seperti di kartun.

"Liat tuh, setiap pagi pasti aja kayak gitu, udah kayak ritual," ujar pria paruh baya yang tengah duduk di ruang makan sambil menonton istri dan anaknya yang sedang lomba tatap-menatap.

Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya, dia lalu ikut duduk bersama ketiga anak laki-lakinya.

"Berapa lama lagi sih mereka gitu? Udah laper nih, terlambat kerja nih nanti," ujar lelaki tambun dan berkacamata itu.

Lelaki kurus di samping si tambun pun berkata, "Coba deh, Pa, dilerai gitu."

Lelaki paling tinggi diantara mereka hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju.

"Ma, udah mau telat nih, mau sampai kapan ...."

"BERISIK!" Bu Zubaidah membalas tanpa melihat suaminya, dia masih bertatap-tatapan dengan anaknya.

"Udah mau jam tujuh loh, sayang. Nanti kamu telat ke salonnya, kamu mau reuni, kan, nanti?" tanya Pak Sumanto dengan lembut.

"OH IYA, LUPA RAISA," seru Bu Zubaidah heboh.

"Yeay, menang!" teriak Daniza bangga.

Bu Zubaidah terlihat tidak peduli, dia berjalan ke arah meja makan dan ikut bergabung. Dia mulai mengambilkan sarapan untuk suami tercintanya.

"Pa," panggil si tambun.

"Apa Bi?" tanya Pak Sumanto.

Orang yang dipanggil 'Bi' itu bergidik geli. "Panggil Bobi, Pa! Sebenernya pake y, tapi, kan, dibaca i ya? Tau ah," celetuk si tambun yang ternyata bernama Bobi pakai y. "Mau nanya, papa kok doyan sayur?"

Pak Sumanto mengerutkan dahinya sampai terlihat banyak lipatan seperti gunung. "Loh, emang kenapa?"

"Enggak, Sumanto kan doyannya daging," ujar Boby sambil terkekeh kecil.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang