TS #29 - Bukan Masalah

67 10 0
                                    

"Ganteng dan pintar itu berbahaya, hati-hati, ya!"

- Daniza -

🍁🍁

Hai dear, gimana perasaannya? Masih rapi?

***

Daripada merepotkan teman-temannya lebih baik Daniza berpikir sendiri. Lagipula ini masalahnya, mana mungkin dia membuat teman-temannya tidak belajar padahal ini masa-masa penting mereka.

Agar tidak membuat orangtuanya curiga, Daniza beraktivitas seperti biasa, dia juga ceria seperti biasa.

Pulang sekolah, menganggu Bu Zubaidah, mengganggu kucingnya, mandi, makan, dan pamit untuk belajar.

Bu Zubaidah tidak akan curiga jika Daniza mau belajar, ya karena Daniza mau unbk, penentuan.

Daniza benar-benar belajar, dia tidak bohong, walau dia sedikit membagi pikirannya.

Jam 9 malam, Daniza tidur agar dia bisa beraktivitas dengan baik esok harinya. Daripada bergadang dan tidak menghasilkan apa-apa? Ah, menghasilkan penyakit.

Karena jam tidur yang bagus, Daniza bisa bangun tepat ketika adzan subuh berkumandang, dia langsung mandi dan mengambil air wudhu. Melaksanakan salat, ketika selesai, dia pun berdoa.

Daniza hanya berharap dia tidak mengecewakan orang-orang yang sayang padanya, itu saja.

Seteleh selesai, Daniza melipat sajadahnya dan turun menemui Bu Zubaidah yang biasanya saat jam segini tengah membuat sarapan.

Benar saja, Bu Zubaidah sedang repot membuat sarapan ditemani suara mengeong para kucing miliknya. Karena suasana hati Daniza yang sedang bagus, dia pun memberi makan kucingnya agar tidak berisik dan menganggu aktivitas memasak ibunya.

Daniza bahkan membantu ibunya memasak, sekadar mengupas bawang, wortel, dan kentang.

Sarapan selesai dibuat, Daniza membangunkan satu-persatu anggota keluarganya. Walaupun ini hari libur, tetap saja mereka harus bangun pagi, biar sehat.

Usai sarapan, Daniza membantu ibunya dengan mencuci piring, menyiram tanaman di depan rumahnya, dan kemudian pamit untuk pergi jalan-jalan sebentar. Bu Zubaidah mengiyakan karena pekerjaan rumah pun telah selesai.

Gadis berambut panjang dengan ciri khas tahi lalat di hidungnya itu benar-benar murni ingin jalan-jalan, dia tidak mengharapkan apa-apa. Terlalu bingung apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan masalahnya di sekolah.

Saat sedang berjalan-jalan, Daniza melihat seorang gadis dengan banyak darah di tangannya, dia juga melihat pria paruh baya yang memegang sapu sambil memukuli gadis itu.

Hati iba Daniza bangkit. Dia tidak mengalami trauma karena saat berbuat baik malah dijebak.

"Maaf ya, Om," ujar Daniza lalu menendang aset berharga laki-laki, setelah itu dia membawa gadis itu berlari dengannya tanpa tahu siapa gadis itu.

Setelah dirasa cukup jauh, Daniza melepaskan tangan gadis itu dan terkejut melihat jika Siska lah orangnya, Daniza tertawa. Kebetulan macam apa yang sedang dialaminya.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang