TS #28 - Busuk

67 11 0
                                    

"Kenapa, sih, orang cantik itu banyak tantangannya. Biar greget idupnya?"

- Daniza dan curhatannya -

🍁🍁

Hai beb, udah putus?

***

"Ran, ikut gue yuk?"

Baru saja Rani menginjakkan kaki keluar gerbang, sudah ada Edward dan beberapa orang di belakang Edward yang tidak dikenali oleh Rani.

Sebenarnya Rani sudah menduga akan seperti ini, tetapi dia tidak menduga jika Edward akan ikut campur dalam hal ini.

Rani ingin sekali menolak, tetapi dia tidak bisa. Apalagi Edward yang menjemputnya sambil tersenyum. Dia mana bisa melawan, yang ada Rani hanya mengikuti ke mana Edward membawanya.

"Duduk, Ran," ujar Edward begitu sampai warung Bi Umik.

Rani menurut, tidak ada keinginan membantah sedikitpun.

Tidak lama kemudian, Daniza dan teman-temannya yang lain datang. Rena berdeham, bersiap-siap jika ada pertanyaan yang harus dijawabnya.

"Cepet banget, Ed, ga ada adegan nolak?" tanya Anton kemudian tertawa.

"Mana mungkin nolak kalo Edward yang ngajak," sindir Samuel.

Rani langsung menatap Samuel tajam, berharap dari tatapannya itu Samuel sadar dan tidak melanjutkan ucapannya.

"Oh ya? Kenapa gitu, Sam?" Pancing Egi.

"Karna suka lah," jawab Samuel enteng. Samuel merasa ini seperti balas dendam, dia pernah sakit hati karena Rani. Samuel pernah mengajak Rani pacaran, tetapi Rani menolak. Jika ditolak biasa, Samuel tidak akan dendam, tetapi Rani malah menjelek-jelekkannya, padahal tanpa dijelek-jelekkan Samuel pun sadar akan hal itu.

Edward yang mendengar itu senang bukan ini, dia jadi berharap kalau masalah Daniza akan selesai dengan sangat mudah.

Kebalikan Edward, Daniza merasa tidak suka. Dia jadi sangat kesal kepada Rani, entah apa sebabnya. Mimik wajah Daniza masam, dia sudah malas. Untungnya dia masih mengingat jika dia tidak menyelesaikan hal ini dia tidak akan bisa lulus.

"Jadi, lo yang nyuruh itu si Siska buat ngejebak Daniza?" tanya Anton pada Rani.

Gadis itu tidak menjawab. Bahkan dia memalingkan wajahnya.

"Gue aja," ujar Edward. Kemudian Edward mendekati Rani, mendekatkan wajahnya pada Rani dan kemudian bertanya hal yang sama sambil tersenyum.

Rani menggeleng.

"Bohong," dengus Edward.

Daniza yang tidak tahan lagi melihat Edward yang terlalu dekat dengan Rani pun mengambil alih. Dia menyuruh Edward untuk menjauh.

"Pangeran, kan?" tanya Daniza langsung.

Rani enggan menjawab.

"Gue kalo uda marah banget biasanya suka bunuh orang," ujar Daniza.

Rani masih tidak peduli.

Daniza memegang tangan Rani, mengelus-elus jari telunjuk Rani dan mengarahkannya ke mulutnya.

"Gue juga ga malu-malu loh buat gigit ini sampe ngeluarin darah," ujar Daniza.

Awalnya Rani tetap diam. Tetapi begitu jarinya mulai masuk ke dalam mulut Daniza, dia langsung menjawab dan melepaskan jarinya dari tangan Daniza.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang