TS #6 - Pangeran?

142 19 7
                                    

"Aku? Jadi pacar dia? Haha, oke."

- Daniza dan jiwa bucinnya -

🎑

***

"Lo kemana semalem? Kok ga masuk? Sakit lo? Gak ngajak-ngajak!" seru Stella.

"Ya ampun, Stel. Sakit ngapain ngajak-ngajak," balas Siti Dahlia lembut.

Siti Dahlia ini benar-benar sudah seperti ibu untuk Stella. Karena saat ini, pun, Siti Dahlia sedang menyisiri rambut Stella yang berantakan. Padahal saat ini mereka sedang duduk di bawah pohon rindang di pinggir lapangan sekolah.

"Ya ngajak apa kek! Masa ga sekolah sendirian aja, ga setia kawan nih! Kesel ah, ga mau temenan sama Ijah!"

Daniza tak mempedulikan ucapan Stella, Daniza menghitung di dalam hatinya satu sampai tiga, dengan penuh keyakinan, pada hitungan ketiga, Stella akan kembali mengajaknya bicara.

"Satu ... dua ... ti ...."

"Jah, kemana sih semalem?"

"Tuh, bener, kan!" ucap Daniza bangga pada dirinya.

"Diem mulu lo! Ambeyen?" tanya Stella polos.

"Mulut lo! Apa hubungan ambeyen sama gue diem, monyet!" Kesal Daniza.

"Ah salah mulu gue, dikomenin mulu, dilike juga kaga, apalagi di share," oceh Stella.

"Semalem diajak sama emak gue bolos. Katanya mau jalan-jalan asik eh malah ngegibah sama temen-temennya," ujar Daniza.

"Kasiannn! Pasti sampe sore lo denger gibahan emak-emak, serasa lagi di tukang sayur engga, Jah?" tanya Stella sambil terkekeh.

"Engga Stel, abis itu gue jumpa Edward, terus gue jadi jalan sama Edward."

"Edward temen kamu itu kan, Jah? Tetangga kamu? Anak IPA 1 yang selalu juara umum itu?" tanya Siti beruntun.

"Iya Sit, ah elah enggak usah diperjelas, gue berasa makin bego, deh," gerutu Daniza.

"Sadar bego tapi ga mau belajar," oceh Stella.

Daniza akan membalas ocehan Stella, tetapi kata-katanya tertahan, dia melihat seorang pangeran, iya, pangeran!

Mata Daniza terfokus pada seorang laki-laki yang sedang memegang bola dan tertawa bersama seorang gadis.

"Eh?" Mata Daniza terbuka sempurna. Sejak kapan gadis itu datang?

"Stel, pelakor Stel!" seru Daniza sambil menggoyang-goyangkan badan Stella.

"GUE BUKAN PELAKOR, ENAK AJA LO! SEKALINYA NGOMONG MALAH NGATAIN, FIX, KITA BERANTEM AJA!" teriak Stella. Suara Stella yang sangat besar mengundang orang-orang untuk melihat ke arah mereka.

"Ya ampun, Stel! Bukan itu maksud gue, mak ...."

"Jahat banget kamu Jah, padahal Stella baik sama kamu, tapi kamu malah ngatain dia, sungguh jahat kamu, Jah," ucap Siti dramatis.

Daniza mengacak-acak rambut panjangnya yang terurai.

"Sekarang kamu malah jadi gila," ucap Siti, lagi.

Daniza menatap Siti tajam. Saat ingin mengalihkan tatapannya, Daniza melihat pangerannya sedang mengerutkan dahi dan melihat ke arahnya.

"Temen kamu lagi marah tuh di bujuk elah Jah, kamu ...."

"Iye nanti gue bujuk, sekarang ayo pergi!" seru Daniza sambil berlalu dengan cepat.

Siti dan Stella yang merasa sangat bingung hanya bisa mengikuti Daniza yang entah mau melangkah ke mana. Lima menit lagi bel masuk berbunyi, tetapi mereka masih berjalan-jalan keliling sekolah mengikuti Daniza yang mulai menggila.

"JAH, CAPE! NGAPAIN SIH!" teriak Stella pada akhirnya.

Stella menghentikan langkahnya, kakinya terasa sangat sakit, enak saja kaum rebahan disuruh keliling sekolah, cape, woy! Kurang kerjaan banget. Tetapi, udah tahu kurang kerjaan, masih saja dilakukan, dasar human.

"Lo pada liat ga tadi cowok yang di lapangan?" tanya Daniza membelakangi Siti dan Stella.

"Ha?" tanya Siti dan Stella berbarengan. Mereka sangat yakin, Daniza sedang kumat.

"Tadi, cowok yang di lapangan, pangeran gue!" seru Daniza membalikkan badannya dan tersenyum lebar.

Stella dan Siti bergidik ngeri. Fix, Daniza harus dibawa ke dukun! Mereka harus melihat, siapa orang yang berani-beraninya menyantet temannya ini.

"Ayo, Jah," ajak Siti.

"Kemana?" tanya Daniza bingung.

"Dukun," jawab Siti polos.

"NGAPAIN ELAH!" teriak Daniza. "LO KATA ...."

Kata-kata Daniza kembali tertelan. Dia melihat pangerannya berhenti di dekatnya, eh? Tadi pangerannya melihat dia teriak-teriak. Pangerannya harusnya melihat saat dia sedang menjadi gadis yang anggun!

Pangerannya tersenyum canggung, lalu kembali berjalan menjauhi Daniza.

Sebelum pangerannya berjalan jauh, Daniza berteriak, "PANGERAN, AKU JADI PACARMU? MAU, KOK!" teriak Daniza tak tahu malu.

Orang-orang menertawai Daniza. Stella dan Siti sudah menghilang karena tidak ingin dianggap sebagai teman Daniza. Memang, saat-saat seperti ini Stella dan Siti harus tega meninggalkan Daniza. Malu.

Sedangkan Daniza terdiam. Otaknya tidak bisa mencerna apa-apa. Dia tidak bisa berpikir. Daniza memang susah berpikir, tapi kali ini Daniza berharap bisa berpikir.

"Gila Jah, agresif banget kamutuu."

"Pepet teros Jahhh!"

"Jangan sampe lepas Jah!"

"Ayo Ijah, semangat!"

Daniza kesal. Iya, sangat kesal.

"PAKE Z, WOY!"

Bahkan setelah mempermalukan dirinya, Daniza masih bisa memarahi orang-orang yang memanggilnya memakai huruf J.

Daniza memikirkan cara bagaimana mendapatkan Pangeran. Bahkan dia juga sudah memikirkan masa depannya dengan Pangeran, memikirkan bagaimana anak-anaknya nanti jika dia menikah dengan Pangeran. Dia sangat yakin wajah anak-anaknya akan cocok menjadi idol-idol dan dia akan menjadi manager para idol. Kan keren.

Orang-orang juga bakalan iri karena kehidupan Daniza yang dikelilingi para cowok ganteng dan cewek cantik jika dia memiliki anak cowok dan anak cewek. Khayalan yang sudah terlalu jauh. Tetapi terlalu enak untung ditinggalkan.

"Ngapain begong, Jah? Memikirkan masa depan dengan gebetan?"

Itu Egi. Entah datang darimana. Tetapi Daniza sangat bersyukur karena kedatangan Egi dia jadi tidak perlu berjalan sendirian. Daniza mengukir senyum manis. Egi yang melihatnya langsung merinding parah. Daniza menjadi lebih menyeramkan daripada saat sedang marah.

Egi berjalan pergi, tetapi Daniza langsung mengikutinya dan menggandeng tangannya.

"Lo ngelawan, gue pukul."

Egi pasrah, sebagai laki-laki dia akan mengalah.

[ TS #6 - Pangeran ]

Hai lagi.
Dahlah, bye aja.
Luv u. Moga sukak, kek qm sukak sama aq. 🤣

Bantu deteksi typo ya, dear!

~Medan, 29 November 2019.
~Tertanda ; Penulis apaan sih aku ini?😭
~Revisi ; 26 April 2020

See you!🖤

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang