TS #4 - Masalah Remaja

186 22 14
                                    

"Kenapa sih aku selalu disakitin. Dunia ini enggak adil!"

- BUCIN +62 -

🎑

Selamat menggunakan kedua mata!

***

Daniza menghela napasnya. Saat ini kelas mereka tengah menikmati free class. Dikabarkan bahwa guru yang mengajar tidak datang karena masuk rumah sakit. Alhamdulillah, eh, astagfirullah.

"Kenapa deh Jah?"

"Gue lagi mikir, Stel."

"WOY, IJAH LAGI MIKIR, SINI KUMPUL-KUMPUL!" seru Stella dengan suara toanya.

Dengan jiwa penurut yang sangat mendalam, semua warga 12-IPA 3 menuruti perkataan Stella.

"Apasih? Awas ga penting ya, gue lagi pdkt di hago tadi!" gerutu Samuel si rambut kribo.

"Iya, awas ga penting ya, gue lagi buat tutorial bernapas tadi di utub, mana tau jadi terkenal yekan," ujar si Malika anak kedelai hitam.

"Ah berisik lo semua, selama ini emang ada yang dipikirin Ijah itu penting?" tanya Egi sambil bersedekap.

Semuanya tampak berpikir dan mulai menyadari kesalahannya masing-masing dan tetap tidak mau mengakui kalau isi pikiran mereka sama tidak pentingnya.

"Udahlah, telanjur juga, ayo, lagi mikirin apa lo, Jah?"

Daniza menghela napasnya lebih dalam. "Ini berat, gaes."

Dua puluh tujuh orang temannya mulai merasakan bahwa ini adalah hal yang berat. Mereka memasang telinganya baik-baik.

"Tadi gue pas buka instata, nemu postingan anak SD foto bareng temen-temennya," ujar Daniza.

"Ya terus? Masalahnya?" tanya Samuel kesal.

"Captionnya, kangen masa kecil," lanjut Daniza.

"BERATT!"

"WAGELA BERAT BRADER, BERATTT!"

"ITU INGET MASA KECIL GIMANA YA, PAS MASIH JADI ZIGOT?"

Kelas 12-IPA 3 mulai ricuh, teriakan demi teriakan terdengar. Suara rintihan yang sangat dalam.

WHY?

WHY??

"Ternyata ini beneran berat, Jah."

Dua puluh delapan orang itu kompak menarik napas dalam.

"Aku juga ada nih, ada!" seru Siti tiba-tiba.

"Ada apa Sit? Ada kebodohan lo? Iya emang ada," ujar Stella cuek.

"Ih, Stella kok gitu? Sedih akutuh."

Stella menjulurkan lidahnya dan bernapas melalui mulutnya.

"Astagfirullah Stella, tobat nak! Iya anjing imut, lo enggak, jijik banget woy!" Egi menutup wajahnya dan bergidik. Membuat gerakan tubuh yang menunjukkan kalau dia benar-benar jijik.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang