TS #10 - Tabrakan

109 14 5
                                    

"Kalau di novel-novel nih, tabrakan dulu, terus jatuh cinta. Jadi, tabrakan yuk?"

-Daniza dan jiwa bucinnya-

🎀🎀🎀

Peringatan! Kamu jomlo!

***

"Jah, ga berangkat?" tanya Bu Zubaidah.

Dengan mulut yang masih penuh, Daniza menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ga sekolah, Jah?" Kini giliran Pak Sumanto yang bertanya.

Daniza diam. Dia mengunyah dengan cepat dan menelannya lalu mengambil minum.

"Sekolah dong. Rugi banget ga sekolah," jawab Daniza memamerkan gigi putihnya.

Semua orang yang berada di meja makan tersedak. Mereka semua sama-sama mengambil air minum dan memukul-mukul dadanya. Daniza yang melihat hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kesurupan, Jah?" tanya Satria.

"Butuh dukun gak?" Boby ikut-ikutan bertanya.

"Sejak kapan lo rajin sekolah, Jah?" Pertanyaan paling waras pun dilontarkan oleh Noval.

"Alhamdulillah enggak Bang Sat, Daniza ga kesurupan. Boleh tuh Bang Bi, dukunnya bisa nyantet atau masang susuk ga? Sejak kapan ya Bang Pal, sejak Daniza dapat incaran deh," jawab Daniza lengkap. Selengkap kamus.

"Incaran?" tanya satu keluarga itu serentak.

Daniza menganggukkan kepalanya. "Ganteng banget, Mom!" seru Daniza semangat.

"COWOK?" Satria tiba-tiba menggebrak meja dan berdiri dari kursinya.

Dengan perasaan malas, Daniza mengabaikan teriakan Satria.

Saat yang lain akan mulai mengintrogasi Daniza, tiba-tiba seekor kucing berekor mendatangi mereka. Kucing yang bernama Cici itu membawa sesuatu dengan mulutnya.

"Meong!"

Daniza sontak tersenyum senang, dia sangat suka dengan kucing! Bahkan rasa sukanya ke Pangeran kalah oleh rasa sukanya pada kucing.

"Bawa apa Ciii." Daniza mengambil barang yang dibawa Cici.

"Ya ampun, jam rusak," ucap Daniza lalu tertawa.

"Jam, Jah!" seru Bu Zubaidah.

"Iya, Mom, jam. Masa ga tau ini apa?"

"Jam, Jah!" Kini Pak Sumanto yang mengatakannya.

"Iya ya ampun, jam. Kenapa sih?"

Seperkian detik kemudian Daniza sadar, matanya langsung melihat arah jam dinding. Jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh menit itu membuat Daniza membulatkan matanya. Dia tidak boleh terlambat!

"Udahlah Jah, ga usah sekolah, kita jalan-jalan aja lagi," ujar Bu Zubaidah dengan nada santai.

"GA BISA!" teriak Daniza yang membuat semua orang kaget.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang