TS #20 - Jumpa Gebetan

61 11 0
                                    

"Daripada bingung mending kita manggung."

- Stella dan jiwa bobroknya -

🍁🍁

Hai dear, luv u!

***

Hari ini hari yang cukup cerah. Tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin, kombinasi yang pas untuk menggoda duda.

Stella berdiam diri di depan gerbang sekolahnya. Dia sudah berdandan sedemikan rupa karena tahu bahwa hari ini adalah jadwal Pak Ridwan untuk piket. Stella sudah sangat siap untuk dihukum oleh Pak Ridwan.

Melihat ke arah jam tangannya, Stella menganggukkan kepalanya dan mulai berhitung, 30 detik lagi bel masuk akan berbunyi, setelah berbunyi, 10 detik kemudian Stella baru akan melewati gerbang. Iya, dia akan dihukum karena terlambat.

Dia melihat Pak Ridwan yang berjalan dengan gagahnya. Pak Ridwan memakai kemeja hitam dan celana hitam.

"Abis ngelayat," gumam Stella.

"Stella, masuk!" seru Pak Ridwan. Tinggal 20 detik lagi sebelum bel berbunyi. Sedikit panik, Pak Ridwan benar-benar tidak ingin berurusan dengan siswi satu ini.

Stella menunjukkan deretan gigi putihnya. Tidak memiliki niatan untuk menuruti perintah Pak Ridwan sedikitpun.

"Duda kalo marah gemesin banget sih," pikir Stella. "Tapi buat yang emang gemes ya."

TELOLET TELOLET

Bel masuk sekolah berbunyi. Stella semakin tersenyum lebar, Pak Ridwan meringis.

Setelah menghitung sampai sepuluh, Stella melangkah masuk, bibirnya terus menyunggingkan senyum lebar. "Hai, Pak Ridwan," ujar Stella setelah sampai di depan guru kesayangannya.

Duda idaman itu menghela napasnya. Melihat Stella seolah-olah melihat kuman.

"Ya ampun Stella, kapan tobatnya, sih? Bentar lagi ujian loh kamu. Udah kelas tiga juga," ucap Pak Ridwan dengan nada frustrasi.

Stella tertawa. Masih dengan memamerkan senyum indahnya, dengan harapan Pak Ridwan tergoda. Khilaf sedikit, gitu.

"Saya belajar nih Pak, belajar mencintai Bapak," ucap Stella malu-malu.

Terlalu sering digombalin seperti itu, Pak Ridwan tidak senang ataupun terkejut. Malas. Lelah. Letih. Lesu.

Seperti tiba-tiba mendapat ide, Pak Ridwan tersenyum lebar. Stella yang melihat senyum Pak Ridwan memiliki firasat buruk, sepertinya rencana yang sudah disusunnya satu malam akan sia-sia. Duda licik.

"Karena kamu udah kelas tiga, jadi kamu tidak dihukum, silakan masuk kelas, Stella," kata Pak Ridwan dengan lembut.

"AH GABOLE GITU DONG PAK, CURANG ITU NAMANYA, GA BAIK, ASTAGFIRULLAH!" teriak Stella.

Guru-guru yang memang sedang di luar, saat mendengar teriakan mereka langsung melihat ke arah sumber suara.

Pak Ridwan yang merasa menjadi pusat perhatian langsung menatap tajam Stella.

"Pertama, hapus itu." Tunjuk Pak Ridwan pada bibir Stella. Pak Ridwan juga melemparkan sapu tangannya pada Stella.

Tidak seperti pada Bu Romlah, kalau Pak Ridwan yang bilang, ya Stella nurut. Bucin.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang