TS #5 - DaniZa

160 19 13
                                    

"Daniza bukan Danijah apalagi Ijah!"

-Daniza dan segala luapan emosinya-

🎑

Selamat menggunakan kedua mata!

***

Nama? Daniza. Panggilan? Ijah.

Tahu enggak apa yang paling menyebalkan di dunia ini?
Nama cantik-cantik, dijadiin jelek. Terus yang lebih menyebalkannya lagi? Yang ngejelekin nama lo adalah keluarga lo sendiri.

Daniza mengetahui seberapa besar rasa sebal itu. Daniza akan merangkul orang-orang yang mengalami hal serupa dengannya.

Daniza itu cantik, loh. Kulitnya putih, hidung mancung, panjang alis yang kanan sama kiri sama. Apa kurangnya coba?

"IJAHH! KAMU GA SEKOLAH?"

Suara teriakan yang mematikan dan gedoran pintu yang membuat Daniza berpikiran untuk cepat-cepat menikah pun terdengar.

"PAKE Z, MA!" seru Daniza dari dalam kamarnya.

"Lah bodo, kamu sekolah ga? Kalo enggak ntar kita jalan-jalan aja," ujar Ibu Daniza yang bernama Zubaidah.

"Astagfirullah! Enggak boleh gitu, Mom! Daniza tuh harus sekolah biar pinter," ucap Daniza setelah membuka pintu kamarnya. "Tapi bolehlah, anak sekolah butuh liburan," lanjutnya.

"Prettt! Yauda ayuk, kita habisin uang Pak Sumanto!" seru Bu Zubaidah yang disambut Daniza dengan sorakan senang.

***

Sekarang, di sinilah Daniza, terbengong seperti makhluk paling bodoh di dunia.

Akhirnya, dia tertipu lagi oleh kata-kata sang ibu. Memang, tidak mungkin seorang Zubaidah berbuat baik, ngimpi! Kalau gini caranya, mending Daniza sekolah saja. Belajar matematika lebih baik daripada bertemu dengan teman-teman ibunya yang sangat-sangat berisik.

"Ya ampun Jeng, ini Danijah itu, kan? Ya ampun, udah besar aja," ujar salah satu teman ibunya yang memakai lipstik berwarna merah, sangat merah dan tebal.

Daniza hanya bisa membalas dengan senyuman kecut. Daniza tidak tahu, apakah ibu itu tengah mengejeknya atau memang tak sengaja mengucap namanya 'Danijah'. Pengucapannya sangat jelas, sangat-sangat 'j' tidak terdapat sedikitpun unsur 'z'.

"Padahal dulu tuh dia masih kecil banget ya, cepat banget besarnya."

Daniza menahan dirinya untuk tidak berkata kasar. Dia terus mengatakan, "Orang tua, Iz, tahan, tahan," gumamnya dalam hati.

"Cantik ya sekarang, dulu mah dekil banget, hahaha."

"Iya, sok-sokan nolak anak saya pula dulu tuh."

Tanpa mereka tahu, Daniza sudah mengingat satu persatu wajah ibu-ibu yang mengatainya, lihat saja, Daniza akan balas mereka.

"Ijah mau dikenalin sama anak tante? Ganteng loh anaknya," ucap ibu-ibu berkacamata yang tak ada kacanya.

"Pake Z, Tante," ucap Daniza lembut.

"Apanya pake Z, Jah?" tanya Bu Zubaidah.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang