TS #12 - Jalan-jalan

98 12 3
                                    

"Padahal enakan rebahan, tapi, demi nyari info tentang kamu, aku rela kok ninggalin si rebahan."

-Daniza2k19-

🎀🎀🎀

Jangan lupa istirahat! Nanti kalau kamu sakit, yang ngurusin siapa? Kamu kan, jomlo. :)

***

Tak terasa, Hari Minggu sudah datang lagi.

Di kediaman keluarga Pak Sumanto, seorang gadis masih sibuk bergelung dengan selimutnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Tringgg!

Gadis itu mengabaikan suara ponselnya.

Tringgg!

Dia sama sekali tak berniat untuk mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang sudah mengganggu hari liburnya.

TRINGGG!

"Woy! Ngegas amat!" seru gadis berambut panjang dengan iler yang mengering di pipinya.

"Halo," ucapnya dengan nada kesal ketika mengangkat telepon.

"DANIJAHH! AYO KUMPUL! LO GA MAU IKUT?"

Gadis yang dipanggil Danijah walau sebenarnya Daniza itu menjauhkan ponselnya dari telinganya. Dia sangat menyesal tidak melihat nama orang yang meneleponnya. Kalau tahu, dia tidak akan mengangkatnya.

"AYO JAH, NTAR GUE KASIH TEMPE DEH TENTANG PANGERAN!"

Itu suara Alin, Daniza sangat mengenal suara temannya yang imut tetapi tidak waras itu.

Mendengar nama Pangeran, semangat seorang Daniza menjadi full. "Oke, gue ikut, kumpul di mana?"

"Rumah Egi, ta ...."

Tanpa memedulikan apa yang akan dikatakan oleh Stella, Daniza langsung mematikan ponselnya dan langsung berlari ke kamar mandi.

Beberapa hari sebelumnya, Daniza memang bertanya-tanya soal Pangeran, tetapi tidak ada yang ingin memberitahunya. Sebenarnya ya, Daniza sedang ngambek. Dia merasa temannya tidak ada yang mendukungnya untuk mendekati Pangeran.

Cukup waktu lima menit Daniza menyelesaikan ritualnya di kamar mandi. Dia mengambil bajunya asal-asalan. Tidak memedulikan penampilan sama sekali.

Daniza memakai baju kaus berwarna putih dan celana berwarna hitam yang panjangnya di atas mata kaki. Dia mengambil bedak bayi yang tersedia di meja riasnya, menuangkannya ke telapak tangan dan menepuk-nepuk kedua telapak tangannya sehingga bedaknya berjatuhan dan memakainya di wajah. Sungguh, itu sebuah hal yang sangat tidak bermanfaat.

Mengambil tas selempang berwarna biru yang terletak di gantungan dekat pintu kamarnya dan segera berlari ke kamar abangnya.

"BANG SATT! ANTERIN GUE DONGG!" teriak Daniza yang lebih mirip sebuah makian daripada sebuah panggilan.

"DANIZA! JANGAN NGOMONG KASAR!" teriak Bu Zubaidah.

"GA NGOMONG KASAR, BUN! BANG SATT! AYOO! ANTERIN GUEEE!" Daniza menggedor-gedor pintu kamar Satria.

"Apasih?" tanya Satria yang bukannya keluar dari kamarnya malah muncul dari belakang Daniza.

Harusnya Daniza bertanya kenapa Satria bisa muncul dari sana. Tetapi, karena Daniza sudah mulai kehabisan waktu, dia menarik Satria dan berlari mencari orangtuanya. Saat melihat orangtuanya sedang menonton di ruang keluarga, Daniza langsung menyalaminya dan menyuruh Satria menyalami mereka juga.

The Somplaks [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang