Achtzehn

1.4K 158 1
                                    

Saat yang lain sedang menenangkan Felix tiba-tiba dikejutkan dengan ucapan Renjun.

"Bi, dia siapa?!" ucap Renjun sambil menunjuk ke arah dekat jendela kamar Felix.

Semua menoleh, namun tidak ada siapa-siapa.

"Siapa Jun?! Gak ada siapa-siapa juga, jangan buat gue merinding napa," ucap Chan.

Felix memaku memandang kearah yang tadi ditunjuk oleh Renjun.

"Mama.." ucap Felix lirih.

Han, Chan dan Jean langsung terkejut dan menatap Felix.

"Dia ibu kamu?!" ucap Renjun.

Sosok itu masih berdiri ditempat sambil tersenyum pada Felix. Felix berdiri dan menghampiri sosok itu.

Chan hendak mencegah Felix namun langsung ditahan oleh Renjun.

"Biarin, ini urusan pribadi." ucap Renjun.

Felix berjalan mendekat. Dan sosok itu merentangkan tangannya. Berharap Felix memeluknya.

"Mama.. Abi kangen,," ucap Felix langsung berlari dan langsung memeluk sosok itu.

Oh iya, saat ini Felix sedang mode little jadi panggilannya Abi.

"Jangan sedih anakku. Mama selalu ada sisimu,"

Setelah mengucapkan kata itu. Sosok itu hilang dari hadapan Felix dan teman-temannya.

Felix masih belum terima kepergian ibunya. Sekarang hanya bisa menangis di tempatnya tadi.

Chan dan yang lainnya langsung menghampiri Felix yang sedang menangis.

"Abi, tenang ya. Mamanya udah bahagia disana. Jangan sedih ya," ucap Han.

"Abi?!" ucap Jean bingung.

Felix mendongak dan menatap Jean dengan tatapan tajam.

"Ngapain disini?! Pulang!! Jangan ganggu Abi. Abi benci sama kamu," ucap Felix pada Jean.

"Ya ampun. Jangan gitu dong, dia Kak Jean. Teman Kak Felix," ucap Chan.

"Kak Felix?!" ucap Felix.

"Diri kamu saat jadi dewasa." ucap Chan.

"Jean, maafin ya, lagi mode little soalnya. Dia baik kok, jangan diambil hati ucapannya," ucap Han.

"Gue malah masih bingung," ucap Jean.

"Jadi gini, Felix seperti punya kepribadian ganda. Separuh jiwanya itu masih anak-anak. Dan itu kelainan namanya little space." ucap Han.

"Tau dah, bingung gue. Fel--" ucapan Jean terpotong.

"Panggil dia Abi," bisik Renjun.

Jean hanya mengangguk. Jelas dia masih belum paham dengan keadaan ini.

"Hai Abi. Aku Kak Jean, tenang aku gak jahat. Abi mau martabak?!" ucap Jean pada Felix.

Felix mengangguk lemah dan Jean langsung memberikan martabak nya lalu mengacak-acak rambut Felix sambil tersenyum.

__________________

H

ari ini weekend, itulah alasan mereka menginap dirumah Felix. Dan hari ini mereka masih berada dirumah Felix.

"Alfi, bangunin adik-adik kamu," ucap Bu Yoona.

"Bun, adik aku kan cuma Felix," protes Mark.

"Ya kan ada temen-temennya. Sekalian aja ajak sarapan bersama." ucap Bu Yoona.

"Oh okey Bun," ucap Mark langsung menuju ke kamar Felix.

Saat didepan kamar Felix. Tiba-tiba pintunya terbuka. Padahal dia belum mengetuk.

"Lu siapa ya?!" ucap Mark.

"Ahh, kenalin gue Jean. Tetangga baru sekaligus teman sekelas Felix," ucap Jean mengulurkan tangannya.

"Mark, kakak kedua Felix. Salken ya," ucap Mark langsung membalas jabatan tangan Jean.

"Iya, btw gue balik dulu Kak. Harusnya tadi malam gue gak tidur disini. Eh malam ketiduran," ucap Jean.

"Gak papa kali. Jangan sungkan-sungkan buat main disini atau nginep disini. Biar Felixnya gak kesepian." ucap Mark.

"Iya Kak. Permisi dulu ya," ucap Jean.

"Gak sekalian sarapan disini aja?!" ucap Mark.

"Gak Kak. Mamak udah masak dirumah." ucap Jean.

"Yaudah, hati-hati ya," ucap Mark.

Jean mengangguk dan segera pergi dari hadapan Mark. Setelah itu, Mark langsung masuk ke kamar adiknya yang seperti kapal pecah.

"Aduh, semalam ngapain sih mereka?!" gerutu Mark.

"Eh, Kak Mark kesini. Felixnya masih molor tuh," ucap Han melirik Chan dan Felix yang masih terlelap.

"Bangunin gih, kita sarapan bareng aja. Eh kalian bawa baju ganti nggak?! Kalau bawa sekalian mandi disini aja," ucap Mark.

"Kita udah mandi dari sebelum subuh Kak." ucap Renjun.

"Yaudah kalau gitu. Gue tunggu diruang makan ya," ucap Mark.

Han dan Renjun mengangguk setelah itu mereka langsung membangunkan Chan dan Felix.

Chan dan Felix menggeliat khas orang bangun tidur.

"Bang bangun, kita sarapan bareng yuk," ucap Renjun.

"Ahh, gak enak gue. Udah numpang tidur ini lagi numpang makan." ucap Chan.

"Udahlah Bang. Yuk turun aja, Bunda udah nungguin. Gak usah ngerasa gak enak gitu, kalian udah kita anggap kaya keluarga sendiri." ucap Felix yang akhirnya membuka suara.

"Yaudah, kalau lu maksa mah," ucap Han.

Akhirnya Felix dan teman-temannya menuju ke ruang makan. Dan disana sudah ada kedua kakak Felix dan ibunya. Ayah Felix sedang keluar kota jadi tidak bisa berkumpul bersama weekend ini.

"Loh Lix, bukannya ada satu teman lagi ya, dia kemana??" ucap Davin.

"Siapa Dek?! Adek punya teman baru lagi?!" ucap Bu Yoona.

"Iya Bun. Namanya Jean, dia tetangga rumah kita. Dia yang nempatin rumah sebelah." ucap Mark.

"Ohh, Han,Renjun, Chan. Silahkan di makan. Jangan malu-malu ya, kalau mau nambah, nambah saja," ucap Bu Yoona.

"Ehm, terimakasih Bun," ucap Chan, Renjun dan Han barengan.

___________________

Moonlight || Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang