Fünfundzwanzig

1.3K 142 4
                                    

Akhir-akhir ini Felix banyak melamun dan kadang ia suka bersenandung lagu little star yang dulu ia suka nyanyikan dengan ayah kandungnya.

Ternyata senandungan Felix membuat sesosok anak laki-laki terpanggil. Ya, namanya Eric anak manis yang kira-kira usianya 8 tahun. Ia bertemu dengan Felix di taman bermain dekat sekolahan Felix.

"Kau tak apa? Wajahmu tampak sedih?"

Ucapnya dengan wajah lugunya. Yang membuat Felix menghela nafas panjang.

"Aku merindukan Papa. Tak sabar rasanya bertemu dengannya lagi setelah sekian lama. Hai Eric, apa yang kau lakukan jika kau bertemu lagi dengan ayahmu?" ucap Felix.

Eric yang semula tersenyum langsung menunduk lalu terisak pelan namun tak ada air mata.

"Entahlah. Itu harapan terbesarku, aku juga merindukannya Felix. Dimana dia?"

Mereka berdua.. Eh maksudnya Felix dan teman arwahnya itu menghela nafas bersamaan. Dan terlarut dalam pikiran masing-masing.

"Felix,"

"Hm," ucap Felix.

"Kau tak merindukan Mamamu?"

Felix menggeleng pelan sambil menunduk.

"Kenapa?"

"Ku harap dia sudah tenang disana Ric. Semoga Tuhan mengampuni dosa nya. Aku tak sanggup mengingat masa lalu ku saat sedang berada di sisi nya. Dia kejam padaku. Sudah lah lupakan saja. Kau sendiri bagaimana?" ucap Felix.

"Aku sudah bertemu dengan ibuku."

Ucap Eric dengan menunjukan wajah berbinarnya yang membuat sedikit menyeramkan.

"Kau dengan siapa Lix?" ucap Renjun menghampiri mereka.

"Dia teman baruku. Minggu lalu aku bertemu dengannya. Namanya Eric, Eric Sohn." ucap Felix memperkenalkan Eric.

"Hai Eric. Namaku Renjun. Tenang saja, aku bisa melihatmu. Lucunya, mau ikut pulang denganku?" ucap Renjun.

Eric langsung bersembunyi dibalik tubuh Felix. Dia masih ketakutan pada orang baru seperti Renjun. Dan lagi dia sangat benci dengan seseorang yang berwajah asia timur.

"Kau kenapa hm?" ucap Renjun.

"Jangan dekat aku. Aku benci orang seperti mu. Kalian sudah membunuh orangtua ku..."

Renjun menatap Felix bingung.

"Kau hantu belanda?" ucap Renjun.

Eric mengangguk.

"Pantas saja. Ya ampun, Eric aku bukan orang jepang. Tapi aku juga tak sepenuhnya orang Indonesia karena ibuku orang cina. Apa kau juga membenci orang cina sepertiku?" ucap Renjun sambil menyamakan tingginya pada Eric.

"Ne.. Ne.. Wajahmu sama seperti nipong. Dan aku benci mereka, mereka kejam. Mereka yang membuat keluargaku terpecah."

Renjun menghela nafas pelan. Susah, jika harus berurusan dengan hantu belanda seperti ini.

"Kau sendirian disini?" ucap Felix membuka suara.

"Ne.. Aku bersama ibuku dan beberapa anak yang seumuran denganku. Kau mau bertemu?"

Baru saja Felix menghela nafas dan akan bicara. Sudah dipotong saja oleh Renjun.

"Ya, panggil saja mereka. Aku ingin melihat mereka." ucap Renjun bersemangat.

"Maaf, tapi aku takut jika mereka menerormu. Sudahlah, jangan bertemu saja."

"Kau ini bagaimana? Kau yang menawarkan untuk bertemu tapi kau juga yang menolak juga. Dasar anak labil." ucap Renjun sambil mengerucutkan bibirnya lucunya.

"Aku masih menyayangkan nyawamu. Jika kau mati ditangan mereka aku juga yang berdosa. Walaupun aku sudah menjadi hantu, tapi setidaknya aku masih punya hati nurani. Biar begini aku juga pernah menjadi manusia walaupun tak lama."

"Anak pintar," ucap Renjun sambil mengacak-acak rambut Eric.

"Jangan sentuh dia,"

Renjun dan Felix menoleh. Dan yang tadi ngomong itu sosok paruh baya yang wajahnya gak beda sama Eric. Mungkin aja itu mamanya.

"Jangan sentuh anakku. Kita sudah menjadi hantu pun masih kau ganggu. Dasar Nipong kejam."

Dan sosok itu langsung menarik Eric dalam pelukannya.

Renjun menghela nafas. Heran dia, mengapa orang asia timur wajahnya sama.

"Ehm, maaf nyonya saya bukan orang Jepang. Saya orang Indonesia namun ibu saya orang Cina. Saya sama sekali tak ada darah Jepang. Sumpah demi Tuhan." ucap Renjun dengan wajah seriusnya.

"Maafkan saya, saya kira kamu nipong. Jujur saya trauma dengan mereka. Dan semua yang disini juga benci dengannya. Jadi kalian para manusia jangan sebut-sebut kata nipong disini ya,"

Renjun dan Felix mengangguk sambil menelan ludahnya. Jujur mereka berdua ketakutan.

"Pulang saja kalian. Ini sudah senja, jangan buat orang rumah menghawatirkan kalian."

Felix dan Renjun kembali mengangguk. Dan akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing.

________________

Moonlight || Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang