Vier

2.2K 244 2
                                    

Han menyusuri jalan untuk mencari Felix. Dia gelisah, takut jika Felix diculik dan terjadi hal yang buruk lainnya.

Sedangkan Felix ia masih terduduk di trotoar bersama dengan gadis yang menyelamatkannya tadi. Raut wajah Felix masih sama seperti tadi. Dia masih saja panik.

"Lu inget gak dimana rumah lu?!" Ucap Ara. Cewek yang menyelamatkannya.

Felix hanya menggeleng pelan.

"Lu punya handphone?!" Ucap Ara.

Felix merogoh saku celananya. Lalu ia menemukan benda pipih yang tak lain adalah handphonenya.

"Coba sini gue pinjam," ucap Ara.

Lalu Felix langsung memberikan handphonenya pada gadis itu.

Tak lama handphone Felix berbunyi. Tanda telepon masuk. Dan ternyata itu dari Han.

"Halo, Lix lu dimana?! Jangan bikin gue khawatir dong, gue takut lu kenapa-napa. Buruan bilang sekarang lu dimana?!"

"Pelan-pelan aja ngomongnya, dia disini di jalan kenanga, deket gang Rambutan 1."

Han menyeryitkan dahinya. Dia bingung kenapa Felix suaranya seperti anak perempuan. Tanpa pikir panjang Han langsung menancapkan gas motornya menuju alamat yang tadi dikatakan.

Seratus meter lagi Han sampai di tkp. Dan benar ia melihat Felix bersama dengan anak perempuan. Han belum pernah bertemu sebelumnya. Dan ia penasaran, jadi dia langsung menghampiri kearah mereka berdua.

"Jadi yang angkat telepon lu ya?!" Tanya Han.

Ara hanya mengangguk.

"Lu siapa?! Kok lu bisa sama dia. Dan dia kenapa?! Gak lu apa-apain kan?!" Ucap Han.

"Tenang aja gak gue apa-apain kok. Hampir aja dia ketabrak mobil tadi. Untung langsung gue tarik. Btw lu siapanya?!" Ucap Ara.

"Gue temannya. Btw thanks udah selamatin dia." Ucap Han sambil tersenyum.

"Okey, tapi kok dia kaya trauma gitu ya," ucap Ara.

"Ehm, kalau itu gue juga gak tahu. Yaudah gue pulang dulu ya." Ucap Han sambil menarik tangan Felix.

"Oh ini handphonenya." Ucap Ara.

"Okey, see you." Ucap Han.

Ara hanya mengangguk. Lalu Han langsinh menancapkan gas motornya menuju rumah Felix.

"Lix, turun udah sampai." Ucap Han.

Felix turun dari motor Han. Dengan tatapan kosong seperti orang yang sedang kesurupan.

"Lix, lu kenapa sih?! Jangan bikin gue parno gini dong, sumpah gue lebih takut sama orang kesurupan dari pada lihat setan. Lu beneran gak papa kan?! Lu capek?! Istirahat aja gih, gue pulang dulu." Ucap Han.

"Terimakasih Han." Ucap Felix singkat.

Han menoleh dan tersenyum. Lalu melesat dengan motornya. Sedangkan Felix langsung menuju kedalam rumahnya.

"Bun," ucap Felix yang kini sudah duduk di shofa bersama dengan Ibu angkatnya.

"Ada apa dek?!" Ucap Bu Yoona.

Felix anak paling muda dalam keluarga itu. Jadi dia dipanggil adik.

"Tadi, ada ibu-ibu yang marahi anaknya. Kok Abi langsung kaya keingat wajah orang ya Bun, terus orang itu serem. Mau bunuh Abi, Abi takut Bun." Ucap Felix menceritakan hal yang tadi terjadi padanya.

"Tenang sayang, jangan panik. Bunda, Ayah dan Kakak-kakak kamu bakal ngelidungi kamu. Kamu aman disini nak," ucap Bu Yoona sambil memeluk Felix.

"Tapi Abi takut," ucap Felix yang masih berada dalam pelukan ibu angkatnya.

"Ada Bunda, jangan takut. Abi kuat, Abi anak pemberani. Jangan takut ya," ucap Bu Yoona sambil membelai rambut Felix.

Semenjak dihilangkan ingatannya, Felix tak tahu jika Bu Yoona sekeluarga itu hanya keluarga angkat Felix.

Hal-hal buruk yang ada di ingatan Felix semuanya dihilangkan. Namun, masih ada sedikit ingatan yang tidak terhapus. Dan itu membuat Felix menjadi Trauma.

Untung saja ia ditemukan oleh keluarga yang tepat. Yang mau menyayanginya dengan setulus hati.

____________________

Pagi ini Felix sekeluarga sudah berkumpul di meja makan. Untuk sarapan bersama.

"Kak Alfi, Abi berangkat sekolah sendiri ya," ucap Felix.

Mark menyeryitkan dahinya. Felix tampak berbeda seperti biasanya. Dia terlihat lugu dan ceria. Mark langsung melirik kearah ibunya. Lalu ibunya hanya tersenyum.

"Loh kok gitu sih Lix?!" Ucap Mark.

"Lix? Siapa?!" Ucap Felix.

"Felix. Kakak panggil kamu Felix ya," ucap Mark sambil tersenyum.

Felix mengangguk dan membalas senyum Mark.

"Hati-hati ya kalau mau berangkat sendiri. Kalau ada apa-apa langsung telpon kakak kamu." Ucap Pak Joshua.

Felix mengangguk mantap dan tersenyum.

"Abi berangkat dulu," ucap Felix pergi dari hadapan mereka.

Felix sekarang berada di halte bus. Dia duduk dibangku halte sambil menunggu bus yang akan menjemputnya.

"Abi," seseorang memanggilnya dan berlari kecil kearahnya.

Felix menoleh dan bingung mengapa orang itu bisa tahu namanya.

"Siapa ya?!" Ucap Felix.

"Ara, yang kemarin nolongin lu waktu mau ketabrak mobil." Ucap gadis itu.

Felix menunduk dan mencoba mengingat-ingat. Tak lama ingatannya terbesit dan mengingat kejadian yang lalu.

"Oh iya, kamu sekolah dimana?!" Ucap Felix.

"Ehm, SMK Cakrawala." Ucap Ara.

"Ohh," ucap Felix singkat.

Tak lama bus yang mereka tunggu datang. Tak butuh waktu lama, akhirnya Felix sampai di halte depan sekolahnya.

"Aku duluan ya, ehm--"

"Ara," ucap Ara.

Felix mengangguk dan turun dari bus yang ia tumpangi. Dan langsung masuk kedalam sekolahnya.

____________________

Vote comment gaes😊

Moonlight || Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang