Einundzwanzig

1.3K 145 2
                                    

Felix masih menatap Jean dengan mata tajamnya. Dan Jean yang merasa terintimidasi akhirnya membuka suara.

"Sorry Lix. Gue bukannya mau ikut campur urusan lu. Tapi menurut gue, lu tuh unik. Mungkin orang yang belum kenal sama lu, nganggep lu itu aneh. Ya kaya gue beberapa hari lalu. Tapi untuk sekarang gue ngerti kenapa lu bisa kaya gitu. Dan gue harap lu jangan salah paham ya. Maksud gue cuma mau lebih kenal deket sama lu aja. Dan lu ingat satu hal, gue gak ada maksud buat manfaatin lu atau hal munafik lainnya. Gue tulus mau temenan sama lu," ucap Jean sambil mengusap tangan Felix pelan.

Felix menunduk dan terdiam. Dan jelas itu membuat Jean khawatir.

"Lix, gak papa kan?! Gue salah ngomong ya," ucap Jean.

Felix langsung memeluk Jean. Dan ternyata mode little nya datang.

"Fel--" Jean terkejut karena tiba-tiba Felix memeluk.

"Abi emang aneh. Abi cengeng, Abi gak pantes punya teman. Abi anak haram. Huhu makasih Kak Jean udah mau  jadi teman Abi. Huhu..." ucap Felix menangis dipelukan Jean.

"Abi?! Cup cup jangan nangis ya.. Siapa bilang Abi cengeng?! Abi anak yang hebat. Harusnya banyak yang mau temenan sama Abi. Udah ya jangan nangis," ucap Jean menenangkan Felix.

"Hai kalian," ucap Renjun dan Han.

Felix langsung melepas pelukannya pada Jean dan menghapus air matanya.

"Kalian ngapain?! Lagi homoan ya," ucap Han.

Saat itu juga lengan Han langsung menjadi sasaran kasar pukulan tangan Renjun.

"Sakit ish," ucap Han sambil memegangi lengannya.

"Ya kali. Gue normal kali," ucap Jean.

"Kali aja, Felix kan cantik." ucap Han.

"Btw, ini Abi bukan Felix." ucap Jean.

"Ohh.. Hai Abi," ucap Han sambil mencubit pelan pipi Felix.

"Sakit Kak Han," ucap Felix mengelus pipinya.

"Kalian ngapain kesini?! Tumben gak sama Bang Chan?!" ucap Jean.

"Bang Chan sibuk. Lagi ngelatih anak basket. Mentang-mentang jadi kapten jadi sibuk gitu," ucap Renjun sambil ngomel.

"Akhir-akhir ini juga kita jarang main sama Bang Chan. Yang gue tahu, selain ngelatih dia juga nge-band di cafe. Kapan-kapan kita kesana yuk," ucap Han.

"Kemana?!" ucap Felix.

"Ke cafe tempat Bang Chan nge-band." ucap Renjun.

Felix mengangguk lucu sambil memakan kentang goreng yang ia pesan tadi.

"Eh, kalian udah ngerjain PR MTK?!" ucap Han.

"Baru aja selesai," ucap Jean.

"Jahat lu, ngerjainnya gak ngajak-ngajak gue. Gak mau tau pokoknya gue mau nyalin jawaban lu," ucap Han sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah ngedrama. Biasanya aja langsung ngambil aja," cibir Renjun.

"Itu mulut apa lantai sih, licin amat," ucap Han sambil membongkar tasnya untuk mengambil bukunya.

Renjun hanya melirik Han tajam.

"Gue lihat kayaknya kalian gak pernah akur deh," ucap Jean.

"Gue capek sama kebodohan Han," ucap Renjun sambil menghela nafas.

"Gue juga capek dengerin celotehan lu yang bikin sakit hati gue," ucap Han.

"Lu nya aja kebanyakan drama. Baperan kaya cewek. Gue ragu kalau lu ini cewek," ucap Renjun.

"Lu lebih mirip cewek. Udah pendek lemes lagi mulutnya." ucap Han.

"Udah deh. Akur bisa nggak," ucap Felix yang membuka bicara.

"Sorry," ucap Han dan Renjun menunduk.

"Kalian mau ngapain kesini?!" ucap Felix.

"Jadi kita gak boleh ke sini ya Lix," ucap Renjun.

"Ya bukan gitu. Kan tumbenan kalian cuma berdua kesini gak sama Bang Chan. Eh btw Bang Chan kemana?!" ucap Felix.

Ya, kini Felix sudah mode normal.

"Guemalesngomong, luajayangngomong," ucap Han.

Renjun menghela nafas dan langsung melirik pada Jean.

"Apa?!" ucap Jean.

_________________

Sorry, telat update

Moonlight || Lee FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang