Han masuk kedalam kelasnya dan melihat Felix yang sedang melamun. Entah apa yang sedang dilamunkan.
"Felix," panggil Han lirih.
Felix tak merespon ataupun menoleh. Akhirnya Han hanya duduk disebelahnya sambil menghela nafas.
"Lagi ngapain sih Bi? Lagi telepati sama siapa?" ucap Han tanpa menatap Felix.
Felix menoleh dan langsung menatap Han kaget. Beberapa menit yang lalu bangku disebelahnya masih kosong. Dan sekarang Han sudah duduk manis tanpa Felix ketahui datangnya.
"Sejak kapan lu disini? Bi? Sorry gue bukan babi." ucap Felix.
"Dih elah. Gue kira lu Abi, tadi gue udah panggil lu tapi lu nggak respon. Lagi ngapain hm? Jangan ngalamun pagi-pagi, ntar kesambet loh." ucap Han.
"Gak gitu Han. Gue cuma lagi mikir, Ayah masih hidup nggak ya, udah lama kan nggak ketemu," ucap Felix.
"Kemungkinan masih hidup Lix. Lu inget om-om yang waktu itu nemuin lu?" ucap Han.
"Om Jun?" ucap Felix.
"Siapapun itu namanya. Kayaknya itu bokap kamu Lix. Dia mirip banget sama lu dan lagi gue lihat sikapnya kaya seneng banget pas ketemu lu. Seakan udah lama gak ketemu." ucap Han.
"Tapi dia bilang dia Om gue bukan ayah." ucap Felix.
"Lu nggak ingat gimana wajah ayah lu?" ucap Han.
"Ingat dikit-dikit," ucap Felix.
Han menghela nafas.
"Felix, gue akan bantu cari dimana ayah lu. Ayo kita buktikan kalau Om Jun itu ayah lu," ucap Han.
"Tapi Han--" ucap Felix.
"Sttss, gue punya rencana. Dan ini berlaku sampai ulang tahun kita," ucap Han.
"Terserah lu deh Han." ucap Felix pasrah.
_____________________
Seperti biasa saat jam istirahat Han dan teman-temannya sudah duduk manis di bangku kantin.
"Kalian tahu Om Jun?" Ucap Han.
"Jun siapa?" Ucap Renjun.
"Ardian Januar Achandra," ucap Felix.
"Itu om gue. Kok lu bisa kenal?" ucap Chan.
"Nyadar nggak dia mirip banget sama Felix?" ucap Han.
"Ya juga sih. Apa jangan-jangan dia papa lu Lix?" ucap Renjun.
Tiba-tiba Chan menggrabrak meja kantin. Dan jelas itu membuat yang lain terkejut.
"Gak mungkin. Ini nggak mungkin, Om gue belum nikah. Ya kali udah punya anak duluan, kalian jangan bercanda ya," ucap Chan.
"Siapa yang bercanda soal ginian? Mending kita buktiin aja, kalau Om Jun itu beneran papanya Felix." ucap Han.
"Lu kekeuh banget sih kalau Om Jun papanya Felix?" ucap Jean.
"Ya karena gue yakin kalau Om Jun itu papanya Felix." ucap Han.
"Kalau misalnya bukan apa yang akan lu lakuin?" ucap Renjun.
"Gue bakal traktir kalian 1 minggu. Deal?" ucap Han.
"Udahlah Han. Gak usah repot-repot urusin keluarga gue. Toh papa juga udah nelantarin gue, jadi buat apa gue cari. Apa mungkin dia mau anggap anak haram kaya gue gini?" ucap Felix sambil tertuduk.
"Gak Lix. Gue sama sekali gak repot. Gue yakin itu beneran papa lu. Jangan pesimis gitu, setidaknya orang tua lu masih ada. Jangan sia-siain dia, dia satu-satunya orang yang lu punya. Kalaupun dia emang bukan orangtua lu, lalu ada kepentingan apa dia nemuin lu. Dan lu ingat, bahkan dia tahu nama kecil lu. Dia seakan udah kenal lama sama lu. Tatap mata gue Lix, masa depan lu masih panjang. Jangan pesimis, apa mungkin lu bakal terus tinggal dirumah Kak Mark? Apa lu nggak ngerasa ngerepotin mereka? Denger gue Lix, gue bakal bantu lu. Pokoknya saat ulang tahun kita masalah ini harus selesai." ucap Han dengan memegang pundak Felix.
Jean, Renjun dan Chan langsung bertepuk tangan. Mereka terharu karena tak pernah melihat Han yang seserius ini.
Dengan spontan Felix langsung memeluk Han dengan eratnya.
"Makasih banyak Han," ucap Felix di pelukan Han.
_______________
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight || Lee Felix
FanfictionKisah anak brokenhome yang selalu disiksa oleh ibu kandungannya. 12 tahun dia merasakan itu. Hingga akhirnya dia menemukan satu keluarga yang benar-benar menyayanginya. Mereka rela merawatnya bahkan memberikan marganya kepada anak itu. Sifat anehnya...