Highest Rank
#1 in Myfirstlove [25102019]
#1 in Pribadi [10032020]
#1 in Koreandrama [06062020]
#1 in Whileyouweresleeping [21062019]
#1 in HotelDelLuna [13062020]
#1 in TheKingEternalMonarch [13062020]
#1 in theworldofthemarried [19072020]
#3 in C...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abyss Episode 1
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cha Min melihat bibi seolah mendapat ide. "Maksudku gereja di samping kampus. Aku pergi ke gereja itu lalu kami berteman." Chamin duduk di samping ibunya dan memakai kaus kaki yang sebelah lagi.
"Jadi kalian pertama bertemu di Australia?" Tanya Nyonya Eom. Cha Min membenarkan. Nyonya Eom menatap bibi meminta penjelasan. Bibi geleng-geleng.
Cha Min berusaha meyakinkan bibi. "Aku dengar banyak tentangmu. Min sering ke rumahku membawa iga masakanmu. Karena wangi kimchi buatan ibu, polisi sampai ke apartemennya."
Bibi tersenyum. "Astaga! Min bilang begitu?"
"Tentu."
Mendengar percakapan ibunya barusan, Cha Min mendekati ibunya. "Pak Yang ingin mengganti pabrik lagi? Bukankah sudah cukup omong kosongnya? Ibu jangan biarkan dia seenaknya."
Ibu jelas heran. "Bagaimana kamu bisa tahu pekerjaan di perusahaan kami?"
Cha Min tidak kehabisan akal. "Tiap Min terlalu banyak minum, dia selalu mengoceh tentang Pak Yang yang tidak becus. Dari sanalah aku tahu."
Bibi memberitahu kalau Pak Kim sudah datang. (Sepertinya Pak Kim itu sopirnya)
Cha Min duduk lagi. "Ibu sepertinya sibuk. Akan ku suruh Min untuk meneleponmu. Jadi ibu harus bekerja."
Nyonya Eom terus menatap Min. "Dia banyak pekerjaan sebelum pernikahan. Aku tidak percaya dia menghilang."
***
Se Yeon memeriksa foto-foto korban pembunuhan, juga detail keluarganya. "Aku tidak paham," ujarnya. Ji Wook sedang berdiri menatap keluar jendela menoleh padanya. "Kenapa harus Seung Hun? Kamu juga tahu dia tidak mungkin punya musuh."
Ji Wook menghampiri Se Yeon dengan secangkir kopi di tangannya. "Gimana aku tahu kalau kami tidak pernah bertemu. Para korban sebelumnya pun bukan orang yang pantas di musuhi. Sudah selesaikan kasus penipuan yang di tugaskan kemarin? Mengejar permainan..."
"Apa? Bagimu ini permainan?"
"Hanya berpendapat. Performamu yang terburuk bulan lalu karena tidak merelakan kasus peti es. Bos tidak akan tinggal diam."