"Siapa sebenarnya mereka?" Ciel masih memikirkan kehadiran dua orang misterius barusan."Aku juga belum mengetahuinya, Bocchan. Tapi yang jelas mereka memiliki mata yang berbeda dari manusia saat menyerang mayat-mayat tadi" sahut Sebastian.
Mereka berdua telah berada di sebuah kabin kapal yang sepi dari penumpang. Mereka juga punya misi lain di kapal ini.
"Dan sesuatu yang berwarna merah terang dari tubuh mereka. Diantara keduanya bentuknya berbeda. Yang satu merupakan sayap dan satunya lagi tentakel" tukas Ciel. "Sebastian, apa warna mata mereka? Apa mereka benar bukan manusia?".
"Merah dengan selaput mata berwarna hitam. Mereka bukan manusia namun bukan juga malaikat ataupun iblis. Mereka merupakan sesuatu yang lain. Seperti monster" tebak Sebastian menjawab pertanyaan tuan mudanya.
"Aku tidak begitu peduli siapa sebenarnya mereka. Hanya saja...kenapa mereka ingin bertemu bahkan sampai mencariku" pertanyaan Ciel itu, pertanyaan yang baru bisa terjawab nantinya.
***
"Kalian telah menemui Phantomhive?" tanya Ayato saat mereka kembali bertemu.
"Ya, orang bernama Phantomhive itu ternyata seorang anak kecil berusia 13 tahunan. Tapi, menurut pelayannya yang berbaju serba hitam, dialah sang Phantomhive itu. Pelayannya juga memanggilnya Tuan Muda" ucap Kanade.
"Hh...kukira orang yang akan kita temui adalah sesosok bangsawan yanh sudah dewasa dan menyeramkan. Ternyata...."
"Jangan menilainya seperti itu, Ayato-kun. Kau justru salah besar. Menurut penglihatanku saat aku dan Hinami ada disana, dia adalah sosok anak yang kuat dan terlihat licik. Dapat dilihat lewat sorot matanya yang tajam" sela Kanade yang segera membetulkan perkataan Ayato. Itu sama saja seperti mereka akan memandang rendah orang yang akan mereka temui ini.
"Jadi, bagaimana dengan pengamatan kalian sendiri? Apakah kalian mengetahui apa yang tengah terjadi di kapal mewah ini?" tanya Hinami.
"Kami tadi bertanya pada salah satu penumpang yang kebetulan kami tolong dari mayat-mayat hidup itu. Dia bilang semuanya berawal dari sebuah acara seminar di salah satu kabin kapal ini. Kelompok seminar itu menamai mereka dengan sebutan Asosiasi Aurora. Dan seminar itu merupakan seminar kedokteran. Asosiasi ini mempercayai bahwa semua penyakit ada obatnya, begitupun dengan orang mati. Jadi, mereka berusaha membangkitkan manusia yang sudah mati. Tapi, semua itu malah berubah menjadi malapetaka bagi mereka sendiri. Ada banyak peti mayat yang dibawa di kapal ini dan pengaruh dari mesin pembangkit mayat itu telah membangkitkan mereka semua" jelas Ayato.
"Yang mereka butuhkan adalah jiwa dari jiwa yang masih hidup. Tubuh mereka memang bergerak dan ada namun, mereka bergerak tanpa roh. Bahkan mereka lupa jika mereka telah mati. Dan demi mendapatkan roh dari mereka yang masih hidup...."
"Mereka membunuh penumpang yang ada dalam kapal ini" Tsukiyama melanjutkan pernyataan Kanade. "Seperti biasa analisismu sungguh hebat, Nona. Tapi, ada satu hal yang lebih fatal dibangingkan mayat-mayat itu" Tsukiyama meneruskan.
Kanade menoleh dan menunggu apa yang ingin disampaikan oleh rekan anggotanya. "Kapal ini mengalami kerusakan berat akibat menabrak sesuatu. Diperkirakan tabrakan sebelum kita tiba disini. Dan hanya beberapa jam saja kapal ini bisa bertahan berlayar" ucap Tsukiyama.
Kanade menoleh dan menatap Tsukiyama. "Apa?".
"Itu benar. Nahkoda kapal ini tewas karena serangan mayat-mayat hidup itu membuat kapal kehilangan kendali" Ayato melanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLER
FanfictionMerupakan percampuran dan adaptasi dari anime Tokyo Ghoul dan Black Butler yang akan menceritakan sebuah tragedi besar yang mengancam perdamaian dunia antara manusia dan ghoul. Karena peperangan besar yang sebenarnya baru saja akan dimulai! Semua ka...