Kanade baru saja keluar dari ruangan milik Ciel dan akan segera menuju kamarnya. Ia yakin, pasti Hinami sudah tertidur dengan tenang di kamar itu. Tiba-tiba ia berpapasan dengan Sebastian yang kini menatap ke arahnya."Kanade-sama. Bocchan?" Sebastian bertanya pada Kanade soal Tuan Mudanya.
"Dia masih berada di ruangannya. Dan katanya jika aku bertemu denganmu, kau sebaiknya lekas kesana. Itu termasuk tugasmu bukan?" ucap Kanade.
"Katanya Anda tadi berbicara dengan Bocchan. Apakah dia menceritakan padamu semuanya?" tanya Sebastian.
Kanade mengangguk. "Dia yang menceritakan semuanya padaku. Aku hanya memberinya beberapa kesimpulan".
Sebastian menatapnya sedikit menyelidik. "Anda...tidak berusaha menghentikan niat soal kontrak itu kan? Karena pada dasarnya itu akan merugikan kedua belah pihak".
Kanade tersenyum kecil. "Tentu saja tidak. Aku tidak akan berkata begitu. Hakkushaku adalah anak yang hebat. Mana mungkin aku sengaja membelokkan pilihan hidupnya sendiri? Itu perlakuan buruk jadinya. Lagipula, aku percaya padamu. Kau ternyata iblis yang baik ya?!" Kanade menepuk pundak Sebastian dengan senyuman disana.
"Lalu bagaimana dengan masa lalu Anda sendiri, Kanade-sama. Bahkan masa lalumu lebih menyakitkan daripada anak itu" tanpa sadar Sebastian mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tak ia sampaikan pada gadis di depannya saat ini.
Kanade sedikit terkejut mendengar pernyataan Sebastian. Dia mengetahuinya? Dari siapa?. Kanade menatap Sebastian menjadi dingin. Berbeda dengan yang barusan. "Kumohon agar jangan bersikap seperti orang-orang bodoh itu. Dan jangan pernah menyinggung soal masa laluku pada siapapun kecuali aku yang menghendaki".
Sebastian terdiam di tempatnya. Ia merasa telah melakukan hal yang salah pada Kanade jadi ia memilih untuk diam. Sebenarnya, dia ingin bertanya satu hal. Kebencian apa yang mendasari masa lalu suramnya? Tak satupun iblis pastinya yang tak ingin tahu masa lalu apa yang membuat makhluk lain menjadi sangat ambisius dan kejam.
Kriett...!
"Oi, pelayan hitam. Sedang apa kau disana? Jika ingin mengintip kamar wanita jangan disini" tegur Tsukiyama dari arah kamar yang letaknya berlawanan dengan posisinya sekarang.
Sebastian terjengit mendengarnya. Pria ini malah menuduhnya yang tidak-tidak. "Maaf Tuan. Tapi aku tidak se-agresif itu. Aku juga akan permisi darisini. Maaf jika mengganggu Anda" Sebastian membungkuk hormat sebelum ia pergi darisana.
"Nee..matte kudasai" Tsukiyama berseru pada Sebastian dan didekatilah iblis itu. "Maukah kau menjadi model untuk proyek baju terbaruku. Postur tubuhmu yang tinggi dan wajah yang menawan..."
Sebastian sweatdrop. Apa-apaan makhluk di hadapannya ini? "Maaf Tuan. Tapi saya sangat sibuk dengan pekerjaan rumah ini" tolaknya halus.
Tsukiyama tersenyum simpul mendengarnya dan hendak berkata kembali jika Kanade tidak segera berkicau. Padahal mood nya sedang jelek.
"Tsukiyama-san, kumohon jangan menambah keributan disini. Hinami sudah terlelap dalam tidurnya. Dna lagi, kita sedang dalam misi bukan mencari bahan untuk model" serunya. Ia pun segera menarik dirinya ke dalam kamar dan menutup pintunya cukup keras.
"Kau sendiri yang akhirnya menciptakan keributan itu, Kanade-chan" Tsukiyama berseru tak mau kalah.
Sebastian pun akhirnya undur diri darisana dan segera menuju tempat Tuan Mudanya menunggu. Malam sudah semakin larut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLER
FanfictionMerupakan percampuran dan adaptasi dari anime Tokyo Ghoul dan Black Butler yang akan menceritakan sebuah tragedi besar yang mengancam perdamaian dunia antara manusia dan ghoul. Karena peperangan besar yang sebenarnya baru saja akan dimulai! Semua ka...