In The Day of The End....

189 30 0
                                    


Hari festival perayaan yang sedang terselenggara di alun-alun kota London itu telah ramai dipenuhi oleh para penduduknya. Wajah-wajah bahagia nampak jelas tanpa tahu adanya marabahaya dan kesengsaraan yang akan menanti mereka beberapa jam kedepan.

Dan tentu saja hal itu akan segera terbendung jika saja pasukan Kanade berhasil mendapatkan kemenangan mutlak itu.

Kanade beserta pasukannya sudah menghadiri festival tersebut sejak pagi tadi. Mereka semua berpakaian rapih agar terlihat formal tanpa ada yang tahu dibalik kostum itu sudah tersimpan senjata.

Lizzy datang bersama keluarganya dengan pakaian formal yang tidak terlalu mewah seperti biasanya. Bahkan Paula sang asisten merasa aneh dengan perubahan style Lizzy yang terlalu tiba-tiba.

"Ramai sekali. Ratu Victoria memang sangat hebat. Padahal di kotanya tengah terjadi banyak kasus pembunuhan tapi masih bisa mengadakan festival semewah ini." Ungkap Kanade. Gadis itu kini berbalutkan gaun berwarna hitam dengan aksesoris hitam lainnya. Ia sengaja mengenakan pakaian itu agar tidak terlalu mencolok. Karena memang tujuannya bukanlah untuk memberikan penampilan terbaik lalu diingat oleh banyak orang. Tetapi lebih kepada memberikan penampilan terbaik agar menarik semua penonton dan membuat mereka menyingkir dari medan perang nanti.

"Ya.. Lagipula berita itu belum sampai ke telinga Yang Mulia Ratu jadi wajar saja. Karena tanpa kalian ketahui, Bocchan dan aku sudah memberitahu pada salah satu inspektur kepolisian agar jangan dulu melaporkan tiap tindakan pembunuhan di kota ini sampai kami menemukan siapa pelakunya dengan dalih agar Ratu tidak merasa resah." Ungkap Sebastian yang menyahuti celotehan Kanade barusan.

"Ehhh?? Benarkah? Sungguh aku tidak tahu soal itu." Seru Kanade tepat di telinga pria iblis itu.

"Kami sengaja menyembunyikannya agar kalian merasa terkejut itu saja. Tujuan kami juga ingin memudahkan kalian dalam misi ini agar warga kerajaan tidak ikut campur dan hal itu berhasil." Ciel ikut menjelaskan.

"Cukup menguntungkan bagi dirimu yang mendapat gelar Queen's Wacthdog berdalih seperti itu." Sahut Ayato.

"Hinami, bagaimana kondisi saat ini?" Tanya Kanade pada Hinami yang terus fokus mengamati sekitar juga mengamati kalau-kalau adanya pergerakan lawan.

"Sejauh ini belum. Tapi sebaiknya kita harus memulai penampilanmu, Kanade. Bawa semua manusia yang ada disini berkumpul di depan panggung utama." Usul Hinami.

Kanade hanya mengangguk mengiyakan. Ia masih asyik berdiri di pinggir sungai dengan dikelilingi banyak bunga yang baru saja bermekaran.

"Nee... Aku ingin tanya bagaimana perasaan kalian saat ini?" Kanade bertanya pada teman-temannya sambil matanya terus menatap setangkai bunga Lily putih yang tunbuh di sekitar sungai.

Yang lainnya terdiam menatap Kanade. Merasa aneh dengan pertanyaan Kanade.

"Aku sendiri sangat menggebu-gebu." Sahut Finnian tanpa beban yang disanggup oleh dua pelayan lainnya.

Kanade tersenyum penuh arti mendengarnya. Tentu tidak akan ada yang sadar kalau dirinya tersenyum. "Bagaimana dengan yang lainnya?"

"Aku sangat mengharapkan kemenangan dan membanggakan nama Midford." Lizzy menyahut kemudian.

Kanade kembali tersenyum mendengar hal itu. Adakah yang jawabannya sedikit memuaskan hatinya? "Yang lainnya..?"

Sisanya hanya terdiam. Lebih tepatnya tidak ada alasan khusus. Perasaan khusus atau semacamnya.

"Bagiku ini tugas yang akan menjadi cukup berat bagiku. Karena hari ini akan ada banyak catatan kematian yang terdaftar dari pihak musuh. Tapi, ini spekulasi saja. Karena hanya musuh yang benar-benar hidup di zaman ini saja yang terdaftar. Itu artinya, musuh dan kalian yang tidak hidup di zaman ini tidak akan bisa terbaca di catatan kematian milik Shinigami ini." Grell menjelaskan kemudian. Ia sedikit memperlihatkan catatannya dan terdapat banyak nama dan profil manusia yang akan mati disana.

The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang