Mereka mendarat di sebuah sekoci yang teronggok begitu saja di tengah lautan luas ini. Kondisi yang tidak menguntungkan, Kanade yang merasakan ada hal aneh dengan sekoci itu memeriksa keadaan sekitar dan menyuruh Ciel dan Sebastian untuk tidak terlalu banyak bergerak."Ada apa?" tanya Ciel.
"Apakah kau tidak curiga? Sebuah sekoci teronggok begitu saja ditengah laut tanpa ada penumpangnya? Pasti ada sesuatu yang telah terjadi" sahut Kanade.
"Ada banyak, Kanade. Kita harus menghabisi mereka" ucap Hinami.
Kanade terkejut mendengar omongan Hinami. "Ada banyak apa? Jangan bilang kau...".
Benar saja dugaan Kanade, air laut itu tiba-tiba beriak dan kepala-kepala dari mayat-mayat hidup itu menyembul keluar dan hendak memangsa sekoci mereka.
"Makhluk sialan" seru Kanade. Ia segera beranjak dari tempatnya dan melepas jubah beserta topengnya. "Hinami, kita kepung mereka".
Hinami mengangguk dan segera melancarkan serangan Kagunenya. Terlihat Sebastian hendak bangkit ikut menyerang. Namun, pergerakannya segera ditahan oleh Kanade.
"Kau, diamlah di tempat. Tugasmu hanyalah memastikan apakah Tuan Mudamu itu aman atau tidak. Sisanya biar kami yang urus" Kanade berseru memperingati.
Sebastian terlihat enggan dan membantah. Sudah tugasnya dia harus melindungi Tuan Mudanya dari bahaya. "Saya tidak bisa diam saja" serunya membantah.
"Bakka omae? Harus kuperingatkan berapa kali huh? Lukamu itu cukup dalam. Meskipun kau bukan manusia sekalipun, makhluk hidup yang terluka juga butuh istirahat untuk memulihkan tubuhnya. Kau sendiri tahu hal itu kan? Jangan pura-pura menjadi bodoh" gertakan Kanade cukup sudah membuat Sebastian sedikit terhenyak dari tempatnya.
"Nee, bakka! Apa yang kau pikirkan? Segera lindungi Tuanmu. Kami akan melancarkan serangan yang cukup besar. Bertahanlah!" seru Kanade. Kagune Chimera-nya kembali aktif. Hinami juga terlihat bersiap di tempatnya. Sel Kagune miliknya juga sudah berganti mode menjadi kepingan perisai yang terlihat kokoh berkat Koukaku-nya.
Mau tak mau, Sebastian menurut dan segera memastikan posisi Tuan Mudanya berada dalam posisi yang sangat aman. "Bocchan, maafkan saya karena kali ini tak ikut bertarung demi melindungi Anda".
***
Fajar telah menyinari lautan yang terlihat tenang. Pertarungan antara Kanade dan Hinami melawan mayat-mayat hidup yang jumlahnya banyak itu sudah berhasil diselesaikan. Mayat-mayat yang mengambang juga telah diurus oleh Shirota dan kawan-kawannya beberapa menit setelah Kanade memanggil mereka.
"Sepertinya kau memang harus beristirahat saat kita sampai di mansion. Biar tiga pelayan itu yang mengurus rumah, selagi lukamu belum beregenerasi kembali" ungkap Ciel saat keadaan benar-benar telah tenang.
"Lukamu? Bisa kulihat?" Kanade mendekati Sebastian yang tertegun di tempatnya. "Boleh kutahu siapa namamu?" tanyanya. Senyumnya mengembang disana.
"Dia Sebastian Michaelis, pelayanku" Ciel yang menjawab pertanyaan dari Kanade.
Sebastian memperlihatkan lukanya pada Kanade. "Kejamnya...orang itu. Tapi, kau mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat ya" ucap Kanade.
"Tidak secepat kemampuan regenerasi milikmu, Kanade-san" Sebastian segera mengelak. "Kenapa Anda bisa tahu bahwa saya bukanlah manusia?"
"Eh? Kukira kau sudah mengetahuinya, Sebastian-san. Tercium jelas dari wangimu. Kau tidak menghasilkan wangi manusia, jadi aku dapat memastikannya" Kanade meletakkan telapak tangannya tepat di luka berlubang milik Sebastian yang sudah tertutup sebagian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLER
FanfictionMerupakan percampuran dan adaptasi dari anime Tokyo Ghoul dan Black Butler yang akan menceritakan sebuah tragedi besar yang mengancam perdamaian dunia antara manusia dan ghoul. Karena peperangan besar yang sebenarnya baru saja akan dimulai! Semua ka...