This is Not The Farewell...

236 33 2
                                    


Debu masih saja berjatuhan. Namun perlahan debu itu menghilang akibat adanya angin yang menerbangkan mereka. Cahaya matahari kembali bersinar dengan cerahnya di ufuk bagian barat sana. Siluet kemerahan yang begitu indah untuk dipandang mata. Membuat sosok gadis yang rambut hitamnya terayun terbawa angin terlihat sangat memesona. Di depannya mayat Kakeknya.

Ya.. Kemenangan itu berhasil mereka raih. Pertanda semuanya telah berakhir.

Ciel dan kawan-kawannya sangat tidak menyangka kalau mereka telah memenangkan peperangan ini. Pihak dari negara yang bermusuhan pun telah meminta maaf pada Ratu dan bilang kalau mereka datang dari masa depan. Sepertinya konflik kedua negara akan dapat diperbaiki bila kedua negara sudah memutuskan untuk berdamai. Masa depan tentunya akan segera berubah mulai saat ini. Perdamaian mutlak bagi manusia dan ghoul pun tidak akan pernah terganggu lagi. Bahkan mungkin manusia melupakan fakta bahwa dulu ghoul adalah musuh-musuh mereka.

"Terimakasih banyak sudah membantu Negeri tercinta ini. Apakah kalian juga berasal dari masa depan itu?" Yang Mulia Ratu mendekati Aliansi Kanade beserta pasukan Kaneki. Wajah teduhnya terlihat lebih teduh setelah melihat peperangan itu berhasil diatasi.

"Ah... Soal itu, maafkan kami, Paduka Ratu. Kami telah mengganggu aktivitas festival kalian yang mewah ini." Kaneki berucap sopan.

"Sebenarnya siapa kalian?" Beliau kembali bertanya pada mereka.

Sementara para ghoul itu hanya tersenyum sebagai jawaban. "Kami adalah ras yang akan terus menjaga perdamaian dunia. Dulu kami memang musuh tapi sekarang kami telah berdamai."

"Kalian pasti ras yang diutus oleh Tuhan. Aku sangat berhutang dengan kalian. Dengan begini kekacauan yang akan ditimbulkan oleh penerusku akan bisa teratasi. Bisa jadi tidak akan ada konflik diantara kedua negara."

Kanade tersenyum lega mendengarnya. Ia juga melihat seluruh raut wajah penduduk yang terlihat lega dan mengucapkan terimakasih pada mereka.

"Aku senang akhirnya kita selesai." Celetuk Meyrin dengan riang.

"Ah.. Aku juga turut senang." Finnian dan Baldroy menyahut.

"Kepada Earl Phantomhive. Terimakasih sudah membantu kerajaan untuk yang kesekian kalinya. Kerja keras kalian terhadap perdamaian negara ini patut diberi apresiasi oleh seluruh rakyat." Ratu menghampiri Ciel yang berdiri tak jauh dari Kaneki.

"Suatu kehormatan dapat dipuji langsung oleh Anda Yang Mulia Ratu." Ciel menyahut dengan sopan.

"Sampaikan salamku pada Putri dari keluarga Midford. Bilang padanya aku sangat berterimakasih juga padanya. Putri Midford memang emas bagi para ksatria di negeri ini." Ungkap Ratu Victoria.

Ciel mengangguk sopan sebagai jawaban. Lizzy juga beserta keluarganya barusan langsung dievakuasi. Lizzy juga belum sadarkan diri akibat obat bius yang diberikan Kaiko padanya.

"Jika begitu, kami mohon undur diri Yang Mulia. Sudah saatnya bagi kami untuk meninggalkan negeri dan juga zaman ini." Kaneki hendak undur diri.

"Terburu-buru sekali. Kami pihak kerajaan belum menjamu kemenangan kalian juga rasa terimakasih kami."

"Kami sungguh minta maaf. Bukannya kami menolak. Hanya saja..."

"Menolak keinginan Ratu layaknya seperti tawaran emas terindah di dunia dan kalian melewatinya. Toh, hanya semalam saja kalian kami tahan disini." Ciel menyahut seperti tidak mau ketinggalan dengan apa yang Ratu katakan.

Kaneki menatap Ciel bingung dan semakin bingung setelah melihat wajah penuh harap dari sang pemilik takhta itu.

"Jika Anda memaksa... Baiklah." Kaneki akhirnya menyetujui hal itu.

The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang