Waktu makan malam telah tiba. Kanade dan Hinami baru saja dijemput oleh Meyrin. "Waktunya makan malam, Nona-Nona, Bocchan sudah menunggu di ruang makan" itu yang diucapkan oleh maid berambut merah itu.
"Meyrin-san, tolong sediakan kami dua cangkir kopi yaa.." pinta Kanade dengan senyuman manis disana.
"Kopi? Ah...di mansion ini ada. Baiklah, akan segera kusediakan" Meyrin segera keluar dari kamar diikuti oleh Kanade dan Hinami.
"Kau serius akan memakan makanan yang nanti akan disediakan?" bisik Hinami pada Kanade.
"Sebagai rasa rendah diri saja di depan anak itu yang sudah berbaik hati menyediakan kita tempat, Hinami. Itu sudah cukup bagi para ghoul membalas kebaikan hati manusia, bukan?" sahut Kanade.
"Kau benar-benar berubah, Kanade. Aku senang mendengarnya" Hinami tersenyum kecil ke arah Kanade.
Mereka pun tiba di ruang makan, terlihat sudah ada Ayato dan Tsukiyama di salah satu bangku dengan keberadaan Ciel yang berada di pusat meja makan yang panjang ini. Beberapa hidangan makan malam telah tersedia.
Semuanya makanan mewah yang sudah disediakan oleh Sebastian. Seperti daging ayam dengan kualitas tinggi dan beberapa kudapan manis lainnya. Mungkin bagi manusia yang melihat hidangan ini akan sangat tergiur untuk mencobanya bahkan menghabiskannya.
Tapi tidak bagi ghoul. Memakan semua hidangan yang ada di meja makan adalah sebuah jurang menuju neraka bagi mereka. Dimulai dari tekstur makanan yang busuk dan buruk di mata mereka, juga aroma makanan yang beraroma sebaliknya.
"Semoga kita bisa menjelaskan semuanya malam ini" bisik Ayato pada Kanade yang memilih duduk di sebelahnya.
Kanade hanya bergumam pelan dengan isyarat seakan berkata. Akan ada waktunya jika anak ini menanyakan semuanya.
Sebastian memasuki ruang makan yang lengang tersebut bersama dengan Meyrin dan seorang kakek tua berkacamata. Siapa dia? Kanade dan aliansi nya bertanya dalam hati.
"Aku belum mengenalkannya pada kalian ya?" celetuk Ciel yang seakan membaca pikiran keempat tamunya. "Beliau adalah Tanaka, pelayan lama yang dulu mengabdi pada ayahku. Beliau memang lebih suka berada di perpustakaan mansion".
Aliansi Kanade manggut-manggut mengerti. Melihat Tanaka yang menyediakan lilin-lilin di atas meja makan.
"Kudengar dari Meyrin dan Finny, kalian berempat meminta empat cangkir kopi. Bukankah lebih baik kalian meminum secangkir teh?" ungkap Sebastian yang menghidangkan empat cangkir kopi bagi mereka.
Rasa lapar yang telah menyerang Kanade semakin menjadi-jadi. Dia lupa jika rasa lapar ini sudah menyerangnya semenjak di Tokyo. Membuatnya khawatir akan hilang kontrol saat ini sehingga sel Kakugan di matanya akan aktif.
Melihat secangkir kopi di hadapannya, Kanade segera mencampurkan kopi tersebut dengan sebuah balok yang disebut sebagai bahan tambahan untuk kopi bagi ghoul guna menahan rasa laparnya.
"Gawat...! Aku begitu lapar" gumam Kanade yang mampu didengar oleh Ayato.
"Sebaiknya kau memanggil Shirota-san dan kawan-kawannya untuk mengantarkan daging-daging dari mayat hidup itu yang mereka kumpulkan kemarin malam. Kita lupa membawa persediaan daging" bisik Ayato pada Kanade yang masih sibuk memghabiskan isi kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLER
FanfictionMerupakan percampuran dan adaptasi dari anime Tokyo Ghoul dan Black Butler yang akan menceritakan sebuah tragedi besar yang mengancam perdamaian dunia antara manusia dan ghoul. Karena peperangan besar yang sebenarnya baru saja akan dimulai! Semua ka...