Sakuragawa And Fireworks....

243 35 3
                                    

Theme song for this chapter...

Maquia: When The Promised Blooms OST- (Haha to Ko)


Aliansi Kanade baru saja kembali dari bepergian mereka. Terlihat mereka membawa banyak kantung belanjaan. Selain beberapa macam snack, juga ada beberapa alat lainnya seperti korek api, tali tambang, dan juga kembang api? Kembang api?

"Itu kembang api kan?" Ciel bertanya pada Hinami yang kebagian membawa kantung yang berisi kembang api.

"Oh ini. Tentu saja. Malam ini kita akan membuat kembang api disini. Agak aneh memang membuat kembang api di tengah-tengah musim semi begini. Tapi, tidak ada salahnya bukan?" Hinami menjelaskan maksud tujuan mereka malam ini.

"Ciel.... Ciel.... Ciel kemarilah!" Terlihat dari jauh Lizzy berlarian bersama Meyrin. Ciel menoleh dan keheranan dengan sikap dua wanita tersebut.

"Ciel, ayo kita naik perahunya. Finny dan Bard sudah menyewanya untuk kita semua. Kita akan menyeberangi sungai sakura." Lizzy segera menarik lengan Ciel setibanya ia berada di dekat anak berambut biru gelap itu.

"Wah... Menyeberangi sungai sakura disini memang hal yang bagus. Ayo kita kesana. Tujuan kita kemari hanya ingin menyenangkan hati kalian." Kanade segera memimpin di barisan terdepan.

Mereka pun segera menyusuli tempat dimana Finnian dan Baldroy menunggu. Disana terlihat mereka sudah bersiap diatas dua perahu.

"Aku akan naik bersama Ciel." Lizzy berseru semangat. Ia hampir nekad langsung menaiki perahu tanpa berpegangan. Beruntung Ciel segera menggenggam lengan Lizzy dan menuntunnya menaiki perahu. Sementara perahu lainnya diisi oleh tiga pelayan juga Grell.

"Eh? Sebastian-san? Kau tidak ikut?" Ayato menegur Sebastian yang tidak ikut bersama mereka.

"Tidak terimakasih. Aku lebih suka berdiam diri disini sementara waktu. Bard, tolong awasi Bocchan." Sebastian menyerahkan tugasnya pada Baldroy.

"Dimengerti, Sebastian-sama." Baldroy menyahut sigap. Perahu pun siap melaju mengelilingi taman Chodorigafuchi ini.

Sebastian memilih untuk duduk di bawah salah satu pohon sakura yang cukup rindang. Sementara Aliansi Kanade sibuk menyiapkan makan siang mereka nanti.

"Kenapa kau tidak ikut?" Kanade duduk di samping Sebastian.

"Aku hanya ingin, Nona. Apa itu terlihat aneh?"

Kanade menggeleng. "Tidak juga. Mau membantu menyiapkan makan siang? Kita juga butuh bantuan ahli memasak sepertimu. Hakkushaku pasti juga ingin agar menu makan siangnya sama seperti yang ada di London. Mewah."

"Anda tadi melihatnya bukan?"

Kanade mengernyit setelah mendengar pertanyaan Sebastian. "Melihat apa?"

"Anak kecil yang meminta berfoto bersama kami."

Kanade kemudian mengangguk. "Tentu saja aku melihatnya. Ini juga termasuk rencanaku. Karena kupikir, Ciel tidak pernah bisa tersenyum setulus itu selama di London. Dia juga terlihat selalu menganggap orang lain disekitarnya tidak berguna dan selalu merasa bahwa dirinya salah. Makanya aku yakin dengan kejadian barusan pasti akan segera mengubah pikiran yang ada pada dirinya." Kanade menatap sungai luas yang terbentang di taman itu.

"Kenapa Anda bisa tahu jika akan ada kejadian itu?" Sebastian kembali bertanya.

"Aku sudah melihatnya dari jauh. Seorang anak kecil yang merajuk pada orangtuanya untuk dapat berfoto dengan kita. Karena itu, aku langsung mengisyaratkan teman-temanku untuk pergi berbelanja. Dan beruntungnya, mereka setuju. Aku sebenarnya tidak pergi kemana-mana. Aku memperhatikan setiap gerak-gerik kalian." Kanade menjeda perkataannya. Tak lama, ia tersenyum.

The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang