Kanade membuka matanya perlahan dan segera mengerjapkan matanya karena kaget dengan cahaya menyilaukan yang begitu terang mengenai matanya.
"Apa aku sudah mati? Dimana ini? Dan kenapa? Dan? Siapa aku?" gumam Kanade. Ia memaksakan tubuhnya untuk duduk dan melihat ada seorang lelaki paruh baya berambut putih yang terlihat menungguinya kini menghampirinya.
"Akhirnya, kau bangun" ucapnya. Ada raut bahagia disana. Pria itu segera memeluk tubuh Kanade dengan lega.
Tapi, berbanding sebaliknya, nahas, Kanade tak mengingat sama sekali jika yang memeluknya saat ini adalah Ayahnya sendiri. Arima Kishou. Spontan, Kanade mendorong tubuh pria di depannya pelan.
Kishou yang menerima dorongan pelan dan tolakan dari anaknya itu merasa keheranan. Belum lagi saat ia melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh anaknya. Ekspresi yang seakan tidak mengenalinya.
"Maaf, Anda siapa?" hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut anaknya yang membuat Kishou jatuh terduduk. Apa maksudnya?. Demi mendengar hal itu, ia segera memanggil dokter dan segera memeriksa tubuh anak gadisnya.
Selang beberapa menit, dokter keluar dari kamar rawat inap anaknya dan terlihat menggelengkan kepalanya.
"Yang hanya ia ingat hanyalah wajah Ibunya dan kecelakaan itu. Sisanya, ia tidak mengingat apa-apa. Bahkan namanya sendiri saja ia tak ingat. Benturan yang terjadi di kepalanya juga karena efek shock berat merupakan faktor utama dari hilangnya ingatan anak ini" jelas sang dokter sambil berkali-kali meminta maaf pada Kishou yang kini hanya bisa menunduk diam. Terdiam dengan apa yang baru saja menimpa keluarga kecilnya.
Arima Kanade. Gadis yang baru saja memasuki usia 13 tahun itu harus kehilangan Ibu dan ingatannya. Bahkan lupa siapa dirinya. Yang kini, gadis itu tengah menatap kosong langit-langit rumah sakit dengan perasaan ketakutan dan kebingungan. Telinganya dapat mendengar sayup-sayup orang yang berbicara dibalik pintu kamar rawat inapnya.
"Apakah kau yakin tidak ingin membawa anakmu? Lalu, akan dititipkan pada siapa anak itu?" tanya suara di balik pintu dengan nada yang sangat cemas.
Pembicaraan Kishou dan juga rekan kerjanya sekaligus teman seperjuangan saat masih SMA dulu bersama Uruka juga. Fura Taishi.
Kishou menunduk sambil menggeleng. "Entahlah, aku hanya ingin tidak mau memaksanya untuk mengingat segalanya terlebih dahulu. Mengingat dia terlihat masih sangat shock." Kishou juga tahu jika suatu saat dia harus mati dan ghoul bernama Yoshimura Eto itu juga mati, maka Kanade lah yang akan menjadi penggantinya.
"Ah, Taishi-kun. Aku ada urusan dengan anak didikku. Aku akan kembali ke kantor untuk menjemput Nona Akira." Ucap Kishou sambil menepuk bahu temannya.
"Heh? Anak didik? Si Sasaki Haise itu? Dia bukannya ghoul yang sering dipanggil Gantai itu bukan?" Perlahan mereka berdua mulai menjauhi ruangan tanpa tahu bahwa keadaan Kanade sedang dalam bahaya.
***
Tubuh Kanade yang saat itu masih lemah dibawa oleh serombongan orang tak dikenalnya dan kemudian dibawa entah kemana tanpa sepengetahuan pihak rumah sakit.
Sampai ia melihat sebuah rumah yang sangat besar dan banyak anak-anak serta wanita disana. Sang pembawa mobil yang terlihat sudah berumur itu membukakan pintu mobil untuk Kanade dan membisikkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The War Begins: TOKYO GHOUL X BLACK BUTLER
FanfictionMerupakan percampuran dan adaptasi dari anime Tokyo Ghoul dan Black Butler yang akan menceritakan sebuah tragedi besar yang mengancam perdamaian dunia antara manusia dan ghoul. Karena peperangan besar yang sebenarnya baru saja akan dimulai! Semua ka...