Kau bisa menggunakannya." Baekhyun memberi black card miliknya sambil memasangkan jaket pada Irene.
Irene yang pergi dengan tergesa, sama sekali tidak membawa tas dan pakaian hangatnya. Beruntung ia masih mengingat untuk membawa ponselnya.
"Jangan ceroboh, hubungi aku jika terjadi sesuatu."Baekhyun menaruh tangannya diatas pundak Irene, menatap wanita itu untuk berjanji padanya, agar Irene tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya.
Baekhyun mengecup singkat atas kepala Irene. "Ingat, jangan sampai melakukan hal gila lagi. Kau harus akur dengan Sehun."
Setelah akhirnya bisa melepas Irene, Baekhyun mengantar Irene sampai pintu keberangkatan. Ia menghembuskan nafas setelah Irene mulai hilang di balik pintu pembatas kaca.
Baekhyun tak habis pikir jika Irene bisa bersikap seperti tadi hanya karena Sehun yang pergi begitu saja. "Aku harus menanyakan hal ini pada mereka berdua."
...
Setelah menempuh perjalanan udara kurang lebih 22 jam, ia harus transit sekitar 5jam di Cina. Irene tiba di bandara LA pukul 8 malam waktu Amerika. Ia benar-benar lelah.
Turun dari benda terbang itu, Irene baru tersadar jika ia tidak memiliki persiapan apapun untuk mengunjungi LA.
Irene mendudukkan dirinya di kursi dekat pintu kedatangan. Wajah cantik itu tampak lusuh, letih dan pucat. Ia bahkan belum menyentuh makanan sejak malam pertengkarannya dengan Sehun.
Cukup lama mengalahkan keraguan pada dirinya, Irene akhirnya memutuskan untuk mengabari Sehun. Ia menghembuskan nafas berat saat dering sambungan mulai terdengar.
Wanita yang sudah seperti mayat hidup itu mulai resah saat panggilannya yang bertubi-tubi tak kunjung dijawab oleh Sehun. Ia juga sudah mengirim banyak pesan, namun tak ada bedanya.
Irene sedikit merebahkan tubuh letih itu pada sandaran kursi, seketika ia kembali tegak saat mersakan getaran dari ponslenya. Namun senyuman tadi berubah pahit saat melihat nama yang tertera di layar itu.
"Aku sudah tiba satu jam yang lalu."
".."
Bibir indah itu mulai bergetar, menahan tangisan yang sebentar lagi kembali keluar begitu saja. Baekhyun bertanya apa dirinya sudah bertemu dengan Sehun, dan itu membuat Irene kembali menangis. Sehun sama sekali tidak menjawab panggilan dari nya, membuat Irene semakin takut jika Sehun akan benar-benar pergi meninggalkannya.
"Ah ponsel ku habis batrai. Aku akan mencari hotel terdekat sebelum ponsel ini mati. Terima kasih Baekkie, aku akan menghubungi mu lagi."
Irene menyembunyikan wajahnya dan menangis tersedu dalam diam. Tidak ingin menjadi pusat perhatian, namun siapa yang akan membuang waktu hanya untuk memperhatikan dirinya yang begitu menyedihkan ini ketika malam semakin larut. Irene menertawai dirinya.
Melepas gulungan rambutnya kemudian menutup kepalanya dengan tudung jaket Baekhyun. Menutupi wajah yang masih terus mengalirkan liquid bening itu. Berjalan mencari tempat charger umum yang tersedia.
Irene meyambungkan poselnya dengan kabel charger yang ada di dinding dekat mesin minuman. Ia menaruh ponsel nya kemudian merosot terduduk di atas lantai. Ia menekuk lututnya dan menyembunyikan wajahnya pada lipatan itu.
Ia memutuskan menunggu ponselnya terisi, kemudian ia akan memesan hotel. Karena ia sudah merasa tak sanggup lagi, ia sangat lapar dan juga mengantuk. Irene melirik jam besar yang tergantung di tiang-tiang bandara, hampir pukul 10 malam.
Irene tak sadar jika ia tertidur, ia terbangun saat mulai merasa pegal disekujur tubuhnya. Ia kembali melihat jam yang terus saja berputar, memberitahu jika 1 jam 15 menit lagi, hari ini juga akan meninggalkan Irene. Tak ada satupun yang mendatangi nya, semua yang berharga pergi meninggalkannya. Bahkan waktu pun enggan menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.