Wajah Chanyeol berubah sendu. Ia kembali mengingat jika sebentar lagi ia akan pergi dan menikah dengan wanita lain, meninggalkan cinta pertamanya. Hingga kini, masih terasa berat baginya. Namun tidak ada yang bisa dilakukan oleh Chanyeol selain mengikuti kemauan sang ibu.
"Jaga kesehatan. Ku mohon jangan minum dan merokok lagi. Jangan pernah mencintai pria brengsek lainnya, cukup diriku saja."
Chanyeol menghembuskan nafasnya berat. Siapa yang tidak tau dengan sifat keras Chanyeol, namun sejak ia kenal dengan Irene ia bisa menampakkan sisi lembutnya.
Bahkan kini ia hampir menangis lagi. Irene begitu berarti baginya. Apalah daya, ia terpaksa meninggalkan gadis itu karena kesalahannya sendiri.
"Aku mencintai mu." Chanyeol bengkit meninggalkan Irene. Tidak ingin Irene bangun dan memergoki dirinya.
Tetes demi tetes lolos dari mata yang tertutup itu. Sejak Chanyeol datang dan membuat meja bergoyang, Chanyeol membuat Irene terbangun. Irene hendak mengangkat kepala, namun ia urungkan. Ia memilih untuk terus mendengar perkataan Chanyeol.
Irene berusaha menahan tangisannya agar tidak terdengar oleh siapapun. Sakit, ia harus merelakan Chanyeol untuk wanita lain.
Irene terus menyembunyikan wajahnya hingga ia tak sadar jika jam makan siang sudah tiba. Membuat kedua sahabatnya sibuk mencari. Seulgi dan wendy pergi mencari keseluruh tempat dimana Irene pergi membolos biasanya.
Setelah mencari cukup lama, mereka memutuskan untuk makan siang. Takut jika mereka lagi-lagi harus melewatkan makan siang karena Irene.
Tiba di kantin, Seulgi dan Wendy melihat kekasih Irene bersama yang lainnya. Mereka berdua belum mengetahui jika Irene dan Chanyeol tidak lagi memiliki hubungan spesial. "Chanyeol-aa, kau tau dimana Irene?"
Pertanyaan Seulgi membuat empat pria tampan yang sibuk dengan makan siangnya menoleh kearah sumber suara. Chanyeol yang merasa jika dirinya adalah sasaran utama terdiam sejenak. Irene belum kembali?
"Pagi tadi saat mengantar buku, aku melihatnya tidur di perpustakaan."
"Perpustakaan?" Seulgi yang mendengar jawaban Chanyeol tak percaya jika Irene mendatangi perpustakaan. "Bukannya dia benci dengan gudang buku itu?"
"Tidak. Dia sering kesana untuk tidur." Jawaban Chanyeol membuat kedua sahabat Irene dan juga Sehun cukup terkejut. Mereka tidak pernah tau jika Irene sering mengunjungi perpustakaan.
Jelas saja karena memang hanya Chanyeol seorang yang tau. Disana adalah tempat pertama kali ia bertemu dengan Irene, dan gadis itu juga pergi untuk tidur sejenak.
"Dia sudah tidur sejak tiba di sekolah. Apa dia sakit?"
Pertanyaan yang dilontarkan Wendy membuat dua pria menghentikan makannya. Chanyeol dan Sehun tiba-tiba mengkhawatirkan Irene. Namun Sehun merasa jika pagi tadi Irene terlihat sangat baik. Ia mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan menyuap makan siangnya.
"Kya Kkamjong kau bawakan Irene beberapa roti!"
Kai menampilkan wajah bingungnya. Ia tidak paham mengapa ia yang tiba-tiba mendapat perintah dari Seulgi. "Wae naega wae??" Kai mengeluarkan protesnya.
"Karena kau yang sudah selesai makan siang."
Baekhyun mengangguk menyetujui ucapan Seulgi dan ikut memprovokasi Kai. Kai bangkit, mengalah pada Seulgi. Ia pergi menuju lemari yang berisi bermacam jenis roti dan membelinya untuk Irene.
"Jangan panggil aku kkamjong! Kalau saja kau bukan kekasih dari teman ku, akan ku habisi kau. Dasar ahjumma." Kai mengehentakkan kaki nya meninggalkan kantin. Setelah itu Seulgi dan Wendy ikut meninggalkan meja yang dihuni pria-pria dingin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.