Perjalanan rumah tangga Irene dan Sehun terbilang harmonis. Irene yang kian lama semakin sadar akan perasaannya. Hanya saja Sehun menjadi begitu posesif belakangan ini.
Sehun selalu saja mempermasalahkan jika Irene diberitakan dekat dengan idol ataupun model pria. Hal itu terus menjadi bumerang dalam rumah tangga mereka. Membuat Irene harus terus berusaha agar Sehun mempercayainya.
"Aku pulang." Irene berseru riang sambil melepas sepatunya.
Ia memandang sekeliling mencari Sehun. "Apa dia belum pulang?" Irene mengintip ke dalam ruang kerja Sehun namun pria itu tidak ada disana.
Irene memutuskan untuk mmebersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket karena jadwal yang padat. Tanpa Irene sadari Sehun sedari tadi memperhatikannya dengan wajah kusut.
"Oh Sehun!!" Irene masih terus memanggil Sehun yang belum bisa ia temukan "Oh Se.." Irene menyadari jika pintu balkon terbuka, ia melangkah mendekat dan benar, ia menemukan Sehun yang sibuk dengan game nya.
"Aku mencari mu." Irene mengecup pipi kanan Sehun dan ikut duduk disebelah Sehun, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Sehun.
"Kau sudah makan malam?" Sehun hanya bergumam menjawab pertanyaan Irene.
Irene menengadah memperhatikan wajah Sehun yang sangat serius memainkan game pada ponselnya. "Wae gurae?" Irene masih memperhatikan Sehun yang sama sekali tidak meresponnya. "Oh Sehun." Irene memanggil Sehun tepat didepan telinga pria itu.
"Jangan mengganggu ku." Jawab Sehun ketus.
Irene bangun dari sandarannya, ia menatap Sehun dengan intens. "Yak ada apa dengan mu?"
Sehun masih tak menjawab.
"OH SEHUN!!!!" Irene kesal melihat Sehun yang terus mengabaikannya.Sehun akhirnya beralih menatap Irene. masih dengan tatapan dinginnya. "Kenapa kau berteriak?"
Irene mendengus. "Kau kenapa?"
"Apa peduli mu. Pedulikan saja pria yang dekat dengan mu. Dekat dengan idol terkenal itu bisa membantu karir mu."
Irene menutup matanya, menarik nafas dalam-dalam. "Kau mulai lagi? Yak Oh Sehun aku dan pria itu tidak ada hubungan apapun. Kami hanya partner kerja, kebetulan kemarin kami sama-sama menghadiri perilisan produk baru. Hanya itu."
"Benarkah? Apa kau harus bergandengan? Kau bahkan terlihat nyaman saat dia merangkul mu begitu saja. Kalian terlihat sangat serasi dalam acara itu."
"Sudah berapa kali aku katakan pada mu. Aku dan Suho menjadi model produk yang sama. Kami diundang dalam satu undangan. Tidak ada hal lain antara kami."
"Terus bertukar pasangan ditambah manager pria yang terus menempel pada mu."
"AKU HANYA BEKERJA! Oh ayolah, kenapa kau tidak pernah percaya pada ku? Kau harusnya mengerti kondisi ku. Dan cukup menjadi kekanakan, aku sudah lelah menghadapi sifat mu yang menjengkelkan itu!!" Irene memaki Sehun. Ia benar-benar kesal, Irene meninggalkan Sehun begitu saja dengan membanting pintu balkon itu..
Sehun melongo melihat tingkah Irene. "Kenapa jadi dia yang marah?" Sehun menatap Irene dari balik kaca. "Apa aku keterlaluan?"
Lantas Sehun memilih mengalah dan menyusul Irene yang masuk ke dalam kamar. "Kau pergi?" Sehun bertanya saat melihat Irene yang bertukar pakaian dan mengambil tas kemudian melangkah keluar kamar.
"Jawab pertanyaan suami mu."
Irene menghentakkan kaki nya kemudian berbalik. "Aku akan pergi berkencan dengan Suho oppa."
Mendengar itu Sehun menegakkan tubuhnya yang tadinya bersandar santai diambang pintu. "Kau sadar saat mengatakannya?"
"Apa peduli mu!" Irene berbalik dan meninggalkan Sehun yang semakin kesal pada Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.