Waktu terus berlalu. Irene yang mulai mengikuti sekolah model, Sehun masih belajar untuk memimpin perusahaan appa nya sebelum ia benar-benar menjadi CEO di Oh Corp Seoul. Baekhyun dan Kai melanjutkan ke universitas yang berbeda. Seulgi mengambil jurusan tata busana, ingin mengikuti langkah sang ibu yang sudah menjadi desaigner terkenal. Sayangnya, Wendy harus kembali ke Jerman karena permintaan orang tuanya.
"Kau bisa pakai kamar mandi lebih dulu. Aku ingin memeriksa beberapa berkas."
Irene mengikuti perkataan Sehun. Ia masuk ke dalam kamar, Irene sudah merasa sangat lengket pada seluruh badannya. Bagaimana tidak, ia berada di sekolah sejak pagi hingga sore, dan setelah itu ia pergi berkumpul bersama sahabatnya.
Setelah selesai dengan dirinya, Irene pergi ke dapur membuka kulkas mencari apakah masih ada persediaan buah. Ia hanya menemukan melon, namun tak menjadi masalah. Ia memotong buah itu berbentuk dadu, menaruhnya dalam piring kemudian membawanya ke dalam ruang kerja Sehun.
Irene masuk dengan memakai gaun tidur bermotif bunga dan rambut yang masih sedikit basah. Ia menyodorkan piring buah itu di atas meja Sehun. Mengambil kursi dan menariknya kesamping Sehun. Irene duduk bersila dan mencoba melihat apa yang sedang Sehun kerjakan.
"Tidak tidur?"
"Aku baru saja mandi, tidak akan bisa tidur."
Irene menarik lagi piring buah itu karena Sehun tak kunjung menyentuh buah itu, ia menusuk buah itu kemudian mengarahkannya ke depan mulut Sehun. Sehun membuka mulutnya dan melahap buah itu. "Kau benar-benar sibuk ternyata. Mengambil buah saja tidak bisa." Irene tertawa dan terus menyuapi Sehun bergantian dengannya.
Sehun sesekali mengerutkan keningnya saat layar laptop itu menampilkan sebuah data berbentuk grafik yang berjumlah sekitar lima grafik. Yang menurut Irene itu adalah grafik mengenai keuangan.
"Lanjutkan lagi nanti. Jika mandi terlalu malam kau bisa sakit."
Sehun akhirnya berhenti menatap layar datar itu. Ia baeralih menatap wanita yang duduk disampingnya, tak lain adalah istri sah nya. Ia tersenyum. "Benarkah? Kalau begitu aku harus mandi sekarang juga." Sehun menaruh tangannya diatas kepala Irene, kemudian keluar dari ruangan itu.
Irene memiringkan kepala nya, memperhatikan Sehun yang sudah ada diluar ruang kerja. "Ada apa dengannya?"
...
"Yak Bae Joo Hyun!" Suara lengking wanita itu terus saja meneriaki Irene yang sama sekali tidak memperdulikannya.
Wanita itu menggenggam bahu Irene kemudian membaliknya dengan kasar. Irene sontak langsung menghempas tangan itu dengan kasar. "Wah apa seperti ini kau bersikap pada senior?" Wanita itu melipat tangannya di depan dada, menatap tajam Irene.
Irene memutar matanya malas. Ia enggan berurusan dengan wanita kurang kerjaan ini. Ia melangkah meninggalkan senior itu.
"Apa aku diabaikan? Kya jalang Park Chanyeol." Irene seketika berhenti melangkah. Ia terdiam ditempatnya. Wanita itu tertawa dan melangkah mendekat pada Irene. "Kau benar-benar mengakuinya."
Irene berbalik dan menatap sinis wanita yang ia tau bernama Kim Nana itu. "Jika aku seorang jalang berarti kita tak jauh berbeda sunbaenim." Irene berkata dengan santai, hal itu membuat Nana melotot tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Namun kau lebih murah dari pada ku bukan begitu?"
"Kau.. Apa maksud kau berkata seperti itu?"
Irene melangkah maju. "Maksud ku? Tidak ada, hanya ingin mengingatkan kalau kau harus nya tau diri. Kau hanya permainan semalam bagi Chanyeol."
Nana tampak menahan amarahnya. Jika bukan karena lorong ini ramai oleh para siswa, ia akan menyerang Irene sekarang juga. "Aku hanya iba pada mu. Chanyeol lebih sering bersama ku daripada kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.