Malam ini adalah malam kedua Sehun berkata jika ia akan pulang larut. Malam kemarin Sehun tiba di apartemen pukul dua dini hari dan harus kembali pagi sekali. Irene bahkan sudah tertidur saat Sehun kembali.
Seperti malam ini, ia berdiam diri di dalam apartemen. Ia hanya pergi menonton, tidur, makan kemudian kembali menonton. Kai dan Baek tidak ada yang bisa menemaninya. Dengan terpaksa ia bertahan di dalam apartemen.
Ia juga enggan mengunjungi eomma ataupun Suzy eonni karena mereka pasti sedang banyak pekerjaan. Pukul delapan malam Irene masuk kedalam kamar berharap jika ia bisa tidur lebih awal, karena ia merasa begitu bosan. Namun mata miliknya sama sekali tak ingin tertutup.
Irene bangkit menuju dapur, mengeluarkan bahan yang ada. Ia berniat mengunjungi Sehun ke kantor nya. "Dia pasti tidak sempat makan malam."
Ia menyusun kimchi, bibimbap, telur gulung, dan daging sapi yang ia goreng dalam wadah. Irene memesan taksi untuk mengantarnya ke perusahaan Sehun.
"Aku datang." Irene membuka pintu tiba-tiba, membuat pemilik ruangan itu terkejut. Ia masuk dan meletakkan wadah yang ia bawa diatas meja tamu.
Sehun bangkit dan menghampiri Irene dengan jaket ditangannya. "Kenapa tidak menggunakan pakaian hangat?" Sehun membantu Irene memasang jaket itu.
"Ini sudah hangat."
"Ada apa malam-malam begini?"
"Apa aku mengganggu?"
Sehun menggeleng dan duduk disebelah Irene. Ia memperhatikan Irene membuka kotak yang ia bawa satu-persatu. Sehun beralih menatap wajah serius Irene, seketika ia menghangat setelah melihat wajah itu. Sejak kemarin ia hanya melihat Irene sebelum berangkat dan pulang saat gadis itu sudah tertidur.
"Pekerjaan mu belum selesai?"
"Sedikit lagi."
"Kau bisa mengerjakannya disini."
Sehun mengikuti perkataan Irene, ia mengambil laptop dan beberapa berkas kemudian membawanya ke tempat Irene. "Aaaa.." Irene menyodorkan telur gulung ke depan mulut Sehun. "Kau bisa lanjut bekerja, aku akan membantu mu."
Sehun membuka mulutnya ragu-ragu. Seperti yang Irene katakan, ia kembali mengerjakan pekerjaan sambil terus menerima suapan dari gadis itu.
Setelah makanan yang Irene bawa habis, Irene pergi keluar membeli beberapa minuman sekaligus melihat-lihat perusahaan Sehun. Ia terus mendapat sapaan setiap berpapasan dengan karyawan yang sedang lembur.
"Kau tidak pulang? Ini sudah larut."
"Aku bisa menunggu."
Irene merebahkan tubuhnya pada sofa yang berbeda, ia tidak ingin mengganggu Sehun jika ia berbaring di sofa yang sama. Ia terus memandangi Sehun yang sangat serius dengan pekerjaannya, sesekali pria itu membenahi letak kaca mata yang ia pakai.
"Sudah sele...sai." Sehun mendapati Irene yang sudah tertidur. Gadis itu tidur dengan berbantalkan telapak tangan yang ia satukan. Sehun menghampiri Irene, ia menyamakan posisi nya agar sejajar dengan Irene. Ia memandangi wajah gadis itu dengan lekat, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Irene.
"Jadi untuk apa kau datang kemari? Kau membuat ku salah paham Oh Joo-hyun." Tangan Sehun membelai wajah itu dengan lembut. "Kau membuat ku berharap banyak."
Sehun mengunci pintu ruangannya dan karena ukuran sofa yang cukup lebar, Sehun ikut tidur diatas sofa yang sama dengan Irene. Tubuh Irene dan Sehun saling berhadapan, Sehun dengan perlahan mengganti bantal Irene menjadi lengannya. Ia mengecup dahi Irene, "Apa aku boleh mencintai mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.