Larut malam Chanyeol baru kembali ke apartemennya. Dengan membawa satu kantung belanjaan yang besar. Ia menghentikan kegiatan menyusun barang yang baru ia beli saat sayup-sayup mendengar isakan dari dalam kamar yang ditempati Irene.
Itu bukan tangisan Naeun, itu memang tangisan dari wanita yang beberapa hari ini tinggal bersamanya. Chanyeol perlahan mendekat kearah pintu, memastikan sekali lagi.
Ia membuka pintu perlahan dan melihat Irene yang duduk di atas lantai, bersandar pada ranjang dan menangis bersembunyi di lipatan lututnya. Chanyeol mendekat, ia mengusap pundak Irene. wanita itu terkejut.
"Apa yang membuat mu menangis?"
Irene hanya diam menatap Chanyeol. Tak lama setelah itu tangisan keras Naeun terdengar, membuat mereka sama-sama terkejut.
"Dia tidak bisa tidur dari tadi." Irene menunduk sambil membawa Naeun ke dalam dekapannya. "Aku sudah memberi nya asi sejak tadi. Tidak tau kenapa ia terus menangis malam ini."
"Ini salah ku. Aku terlalu sombong membesarkan Naeun seorang diri, saat seperti ini aku butuh ayah nya." Irene menangis. "Tapi itu tidak mungkin, bahkan pria brengsek itu tidak pernah peduli apa kami tidur dengan baik atau tidak"
Chanyeol mengambil Naeun, ia menimang gadis kecil itu. "Princess tidak boleh menangis. Ayo tidur dengan appa."
Meski tidak berhenti sepenuhnya, namun tangisan itu mulai mereda. Chanyeol terus mengajak Naeun bicara, bersenandung sebagai lagu tidur bagi gadis kecil itu. Ia tampak terlatih, menepuk pelan ekor Naeun sambil terus mengayunnya.
"Jangan menangis di depan anak mu. Dia ikut merasakan apa yang kau rasakan, dan kau sudah berjanji pada Naeun untuk bahagia."
"Maafkan aku."
"Jangan meminta maaf pada ku. Sekarang pergilah ke dapur, aku sudah membeli susu mu."
"Terima kasih Chanyeol."
"Kau harus memperhatikan kesehatan mu. Jika aku tidak tau susu mu habis mungkin kau tidak akan peduli. Aku benci melihat Bae Joo Hyun yang lemah seperti ini."
Tinggal bersama dengan Irene, pernah menjadi impian Chanyeol. Harusnya kini ia bahagia impian itu terwujud namun sayangnya dengan Irene yang bukan miliknya. Irene datang padanya saat wanita itu butuh sandaran sudah membuat nya merasa lebih berarti di hidup Irene.
Irene kembali ke dalam kamar setelah cukup lama menenangkan diri. Di dalam kamar ia melihat Naeun dan Chanyeol sudah tertidur. Pria itu tidur menghadap pada putrinya.
"Sehun pernah ada di posisi itu." Ia tersenyum tipis. "Si tiang ini pasti sangat lelah, aku memang sangat merepotkan. Pantas tidak ada yang peduli pada ku. Terima kasih Park Chanyeol, terima kasih kau masih mau membantu ku."
Irene kembali keluar, ia tidak ingin menganggu tidur Chanyeol. Ia memutuskan untuk tidur di sofa tengah. "Aku harus segera mengurusnya. Tidak baik terus disini, aku perlu pergi jauh.
...
"Bae Irene bangun." Chanyeol meletakkan Naeun diatas tubuh Irene agar wanita itu bangun. Pagi ini Naeun tampak ceria, saat ia terjaga dari tidurnya ia sempat bermain bersama Chanyeol dan sudah waktunya untuk asi.
Setelah kesadarannya terkumpul, Irene lantas mengambil Naeun. Ia membuka kancing piyama nya dengan santai, memperlihatkan sumber gizi milik Naeun itu begitu saja. Chanyeol tidak mempermasalahkan nya, ia sudah terbiasa sejak Irene tinggal dengan nya.
"Kenapa kau tidur di sofa?"
"Aku tidak ingin menganggu tidur mu."
"Bukannya kau bisa tidur di kamar ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only a Matter of Time (✔)
RomanceDia bukan kekasih ku, dia hanya sahabat wanita ku dan menjadi kekasih dari sahabat ku. Namun saat hari itu tiba, ia menjadi istri ku dalam sekejap. Dan aku begitu mencintai wanita itu.