Setelah kejadian di mana Jungkook datang, akhirnya keadaan kosan mulai membaik. Walaupun pada awalnya canggung sih, soalnya Hoseok mulutnya hampir keceplosan mulu kalau udah bahas Jungkook. Untung Namjoon dengan sigap mengalihkan perhatian.
Seperti keinginan Jungkook, hanya Namjoon dan Hoseok yang tahu apa yang pernah terjadi.
Jungkook yang sudah di sini seminggu mulai tahu kebiasaan aneh dan wajarnya mereka. Terutama dengan rempongnya Bu Wati, berisiknya Hoseok kalau ada sesuatu yang baru, hebohnya Seokjin kalau ada kecoa, savagenya Yoongi, randomnya Mas Hyun yang sudah lama melajang, dan dewasanya Namjoon.
Dia sendiri terkadang masih canggung berbicara dengan Namjoon, tapi cocok banget sama Yoongi. Sama-sama savage dan suka banget ngerjain Seokjin. Tapi kalau udah nongkrong di warung Mbok Leha, cocok banget sama Hoseok.
Mbok Leha mah sabar soalnya mereka ganteng. Lumayan menarik perhatian ibu-ibu dan perawan-perawan desa buat beli rujak di tempatnya.
Ngomong-ngomong, kamar Jungkook berbeda dengan yang lain. Ruangannya lebih besar dari lainnya dan dia memutuskan untuk tidur sendiri sampai kapanpun.
Ya, Bu Wati sih iya iya aja. Toh yang penting duitnya tetep ngalir bayar bulanan kosnya dari sang bapak.
Kebetulan hari ini Seokjin dapet giliran jaga di rumah sakit malam sedangkan Yoongi pagi. Jadi, di kosan tinggal Jungkook dan Seokjin yang lagi gabut di warung Mbok Leha. Jungkook ngegame, si Seokjin makan rujak spesial yang karetnya warna merah.
Kalau tanya Namjoon sama Hoseok, mereka udah masuk kuliahnya.
"Hyung," panggil Jungkook tapi matanya fokus melihat game. Sedangkan yang dipanggil masih sibuk dengan makanannya.
"Seokjin hyung."
Seokjin menoleh dengan mulut yang penuh dengan makanan, tapi semua sia-sia karena si pemanggil masih pada fokusnya.
"Seokjin hyung! Dipanggil dari tadi juga!" gerutu pemuda berambut hitam kecoklatan itu.
Seokjin yang kesal akhirnya dengan santai mengambil hp mahal itu. Sang pemilik terkejut bukan main.
"Bangsat! Itu nanti mati, hyung!"
Seokjin melotot mendengar umpatan Jungkook. Memang tidak terkejut karena ternyata memang ini kebiasaan Jungkook sepertinya pas masih di Jakarta. Tapi ini lagi di warung, ada orang lain yang juga nongkrong dan lagi beli.
Akhirnya, pemuda berambut hitam itu menelan habis makanan di mulutnya dan bersiap mengeluarkan ocehannya.
"Heh, lo lagi di warung, bukan di kosan. Yang sopan dikit kalo ngomong banyak orang," kata Seokjin sedikit memelankan suaranya kemudian menoleh dan meminta maaf kepada beberapa orang yang menatap Jungkook risih.
"Iya, maap. Kalo gitu sini hp gue balikin, hyung."
Pasrah, daripada Jungkook kebablasan mengeluarkan umpatannya lagi akhirnya Seokjin mengembalikannya. Dengan cepat Jungkook mengambilnya dan keluar warung.
"Nak, Seokjin. Dia baru ngekos di sini, ya?" kata seorang wanita paruh baya yang Seokjin tahu juga sering dateng ke warung membeli rujak.
Seokjin mengangguk. "Iya, bu. Baru seminggu yang lalu dateng dan jarang keluar anaknya."
"Ah, pantesan baru keliatan."
Seokjin tersenyum dan kembali menghabiskan rujaknya. Baru saja dia mau membayar, sebuah suara milik Jeon Jungkook menggelegar dari depan kos.
"SEOKJIN HYUNG, ADA ORANG NYASAR!"
Orang-orang di warung Mbok Leha seketika menoleh heran ke arah Seokjin, Mbok Leha yang lagi ngulek pun jadi berhenti ngulek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kosan; bts x txt
FanfictionJudul Sebelumnya : Grup Chat Ramadhan ( BTS & TXT ) ------------------------- Kehidupan 12 anak rantau di kota Bandung, ngekos di kosnya Ibu Wati dan adiknya, akrab dipanggil Mas Hyun. Susah senang bersama sudah seperti saudara. Tapi semua tetep...