"Jungkook! Yeonjun! Bantuin ini bawa barang ke mobil!"
"Taehyun, Beomgyu! Itu si Uning jangan digoblokin mulu, bantuin pilih barangnya biar gak minggat beneran!"
Siapa yang teriak-teriak gini kalau bukan Ibu Wati. Maklum, udah cewek sendiri, rempong lagi. Hm. Untung tetangganya sabar luar biasa.
"Hoseok! Mandinya cepetan! Jangan malah karaokean!"
Bukannya takut, malah dikencengin nyanyi lagunya BCL - Kecewa.
"Ku ingin marah, melampiaskan, tapi ku hanyalah, sendiri di sini."
"HOSEOK!"
Dan Hoseok tobat langsung mandi yang alhasil ngabisin se-bak saking shock-nya denger suara menggelegar Ibu Wati yang disertai gedoran dahsyat dari pintu. Sengaja lagi mandi di kamar mandi umun, soalnya di kamar mandinya kerannya lagi eror.
"Yoongi jangan males-malesan! Bantuin si Seokjin!"
Berdecak pelan, dengan langkah gontainya, Yoongi beranjak dari duduk santai paginya dengan segelas kopi.
"Taehyung! Jimin! Makanannya dibawa ke mobil, bukan malah dimakan!"
Dua manusia yang layaknya saudara kandung ini cengengesan sambil membawa 4 kantung dengan logo minimarket itu ke dalam mobil. Tak lupa mencomot sebuah ciki dan lari menuju warung Mbok Leha tanpa sepengetahuan Bu Wati dan yang lain tentunya.
"
Namjoon! Bantuin Mas Hyun panasin mobil sana!"
Namjoon mah sabar. Padahal dia dari tadi panasin mobilnya. Malah Mas Hyun lagi ngorok di kursi penumpang depan, lebih tepatnya di sampingnya.
"Soobin! Masyaallah, nak! Kamu itu mau refreshing ke puncak, bukan mau jadi alumninya ahli surga, malah minta saran aneh-aneh ke Pak Ustadz!"
Soobin senyum kecil. Pak Ustadz di depannya melongo. Padahal mereka cuma ngobrol mau kemana gerangan keluarga kosan ini pergi. Soalnya Pak Ustadz tadi lagi lewat dan mendengar suara menggelegar Bu Wati yang lagi marahin Hoseok.
Ngomong-ngomong jadi alumni surga begimana dah?
"Jungkook! Yeonjun! Berantemnya nanti di puncak aja, sekalian gulung-gulung dari puncak!" kata Bu Wati yang udah setres lihat dua bocah itu lagi perang tas bawaan.
"Dead nanti Njun, mom?"
Tuk!
"Bangs-JUNGKOOK HYUNG NAKAL, MOM!"
Jungkook memutar bola matanya malas.
"Sok inggris lu kampret, pergi lo jangan deket gue!" hardik Jungkook.
"Ya 'kan gue sebagai mahasiswa yang juga belajar bahasa Inggris ingin menjadi mahasiswa yang baik dengan mengaplikasikan-"
Belum selesai Yeonjun dengan ceramahnya, suara Jungkook kembali menggelegar melebihi suara Bu Wati yang lagi gedorin pintu kamarnya Hoseok.
"BODO AMAT, CEPET TARO TASNYA!"
Yeonjun mah sabar.
• • • • •
Semuanya tergeletak.
Lemah
Letih.
Lesuh.
Lelah.
Tak berdaya.
Tiga jam perjalanan membuat mereka langsung cepat-cepat melakukan pembagian kamar dan istirahat sejenak. Untung saja mereka berangkat pagi, tepatnya jam 8, jadi tidak terlalu siang sekali sampainya.
Mengingat ini vila keluarga milik Seokjin dan jarang dipakai, isinya juga tidak terlalu banyak kamar, hanya empat. Akhirnya pembagian kamarnya hampir mengalami banyak kontroversi. Bayangkan saja,
Jeon Jungkook + Choi Yeonjun + Park Jimin + Kim Taehyung = satu kamar = kehancuran.
Seokjin yang paling menentang dan ini adalah keputusan Yoongi. Siapa lagi yang berani menentang 'kan?
Namun alasan utama Seokjin sendiri menentang adalah ... KAMAR MEREKA BERSEBELAHAN. Seokjin tidak mau mati muda karena emosi dengan komplotan preman kecil itu.
Setelah berceloteh panjang lebar yang pada akhirnya hanya diangguki seorang Min Yoongi, kamar para preman kecil di yang paling ujung. Jauh dengan kamar yang lain demi ketentraman hati dan jiwa.
Lalu kamar lainnya berisi tiga kurcaci dan satu pangeran. Siapa lagi kalo bukan Heuning Kai, Beomgyu, Taehyun, dan Soobin, dengan di kamar sebelah paling luas milik mereka ada para tetua; Seokjin, Yoongi, Namjoon, Hoseok, dan Mas Hyun.
Bu Wati? Ya kamar sendiri lah. VIP.
Waktu menunjukkan pukul 4 sore. Seseorang bangun karena perutnya berbunyi bertanda lapar. Matanya melihat tiga teman-temannya masih terlelap dalam mimpi.
Perutnya kembali berbunyi.
"Uh, laper banget," keluhnya.
Akhirnya dia pergi keluar kamar dan mencari beberapa makanan ringan yang tadi mereka bawa. Tapi tidak menemukan. Kembali menuju kamar dan membangunkan hyungnya.
"Soobin hyung."
Diam.
Gak bangun Soobin.
"Beomgyu hyung, bangun dong."
Yang dibangunkan malah bergumam tidak jelas dan menarik selimut kembali.
"Taehyun, bangun dong. Laper nih!"
"Masih ngantuk gue, makan cemilan dulu aja," balas Taehyun sambil merebut bantal guling yang dipeluk Soobin. Untung Soobin anteng tidurnya.
Dengan hati setengah dongkol, akhirnya Heuning Kai memilih pergi menuju kamar sebelah. Para hyung tetuanya yang sedang tidur.
Baru saja dia akan memegang knop pintu, tertempel sebuah tulusan di pintu yang bertuliskan:
DILARANG MENGGANGGU SAMPAI MAGHRIB TIBA
Makin dongkol lah si Heuning Kai dan pergi menuju ruangan di paling ujung. Para berandal tidur nyenyak.
"HYUNG, UNING LAPER GAADA YANG MAU RESPON UNING DI SANA!" teriaknya membuat keempat manusia berandal itu terkejut dan menendang masing-masing temannya.
Dug!
"Gila! Siapa nendang gua, njing?!"
"Maaf hyung kelepasan nendangnya tadi mimpi lagi futsal!"
"Kim Taehyung! Kaki sialan lo di muka gue setan!"
"Buset! Jangan digigit juga jempol gue, bantet!"
Heuning Kai makin dongkol makin laper pula lihatnya.
• • • • •
AKU UPDATE SATU DULU YA SOALNYA MASIH ADA URUSAN BUAT NILAI UTS-KU
MAAF KALO MAKIN LAMA MAKIN GAK JELAS DAN MAKASIH YG MASIH MAU BACA.
💜
©2019, cindermala
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kosan; bts x txt
FanfictionJudul Sebelumnya : Grup Chat Ramadhan ( BTS & TXT ) ------------------------- Kehidupan 12 anak rantau di kota Bandung, ngekos di kosnya Ibu Wati dan adiknya, akrab dipanggil Mas Hyun. Susah senang bersama sudah seperti saudara. Tapi semua tetep...