📌 Melow Jungkook

5K 577 52
                                    

A/N:
Lanjutan Chat Ramadhan atau kegiatan sehari-hari ditandai dengan emotikon "📌"

Sedangkan emotikon "🔄" untuk part flashback.









Jungkook menikmati malamnya dengan duduk di bangku dan menatap indahnya bintang bertebaran. Sudah lama dia tidak melakukan hal ini. Terakhir kali dia melakukannya kapan, ya? Mungkin saat bersama dengan sang mendiang Mamanya?

"Ngelamun aja cuy!"

Jungkook sedikit tersentak lalu kembali menatap langit setelah tahu siapa yang memgejutkannya.

"Gue kira curut gede mau makan gue, hyung."

"Dih, seorang Hoseok ganteng gini dikata curut."

Iya dia Hoseok. Makanya Jungkook santai aja. Kalau Seokjin atau Yoongi mungkin dia sudah berusaha ngalihin perhatian.

Ah iya, Jungkook tadi datang dengan Namjoon dan Hoseok pastinya. Untungnya lagi, Seokjin dan Yoongi belum datang. Jadi mereka tidak harus mencari alasan kenapa Jungkook datang bersama mereka.

"Kangen yang di Jakarta?" tanya Hoseok.

Jungkook mengernyit tidak suka. "Kangen sama mereka? Ogah."

Hoseok tersenyum tipis menanggapinya.

"Gue tau hidup itu susah, Kook," kata Hoseok, "tapi lo gak bisa selamanya lari dari kenyataan."

Jungkook terdiam. Dia juga tidak tahu kapan dirinya bisa menerima kenyataan. Kenyataan bahwa sang mendiang Mama sudah tidak ada dan Papanya kembali menikah. Tapi bak dongeng bawang merah bawang putih, dia mendapatkan Mama Tiri dan saudara yang tidak dia inginkan.

"Gue juga bingung hyung, nanti kalo gue udah lulus gue ngapain, ya? Apa bangun rumah sendiri aja? Atau beli apartemen gitu?" tanyanya bingung.

"Kenapa gak tinggal sama mereka aja?" tanya Hoseok balik.

Dan jawaban yang Hoseok dapat tetap sama.

"Gak bisa hyung."

Helaan napas Hoseok keluar begitu saja.

"Gue kira jadi orang kaya hidupnya enak, ternyata enggak, ya?" canda Hoseok dan balas tertawa oleh Jungkook.

"Gak selamanya bahagia hyung, tergantung yang jalani."

Hsoeok merangkul bahu Jungkokk membuat pemuda itu menatapnya sengit.

"Cie, Jungkook udah gede."

"Apa sih, hyung!" rengut Jungkook dan melepaskan tangan pemuda yang cengengesan itu.

"Seneng-seneng tanpa gue, nih?"

Seorang muncul dan melongokkan kepalanya diantara Hoseok dan Jungkook. Hampir saja Jungkook meninjunya kalau dia tidak hafal dengan suaranya.

"Natap bintang seru juga ya ternyata," kata Namjoon sembari duduk di rerumputan di bawah. Padahal ada sisa bangku di samping Jungkook.

"Hyung, lihat 'kan bintang paling terang di sana?"

Hoseok dan Namjoon mengangguk.

"Itu Mama gue yang udah sembuh dari sakitnya."

Keduanya hening dan sibuk menatap bintang-bintang di atas. Tepatnya sedang mendengarkan kelanjutan ucapan Jungkook.

"Dulu gue sama mendiang Mama suka banget ngelihatin bintang, bahkan sampai ngitungin jumlahnya," cerita Jungkook.

Pemuda itu tersenyum kecil menerawang masa kecilnya.

"Waktu itu ada bintang yang paling terang dan Mama bilang itu Nenek, jadi kalau Mama lagi kangen sama Nenek tinggal cari bintang paling terang..." katanya dengan suara sedikit sendu.

"Dan sekarang gue lagi kangen Mama, makanya bintang yang paling terang itu adalah Mama gue," lanjutnya.

Hoseok yang pada dasarnya sangat puitis dan mudah tersentuh pun sedikit mengeluarka air matanya mendengarkan curhatan Jungkook malam ini.

"Ah, gue kok melow banget malem ini," kata Jungkook kemudian tertawa dengan Namjoon saat melihat Hoseok menangis.

"Sialan lo pada, malah diketawain," kata Hsoeok kesal sambil menyeka air matanya.

"Muka lo laknat banget sumpah, harusnya tadi diabadikan," kata Namjoon membuat Hoseok mendengus pelan.

"Wah, image gue terinjak-injak di depan bocah macem Jungkook. Gak terima gue," kata Hoseok pura-pura kesal lalu menjitak kepala Jungkook membuat sang enpu berhenti tertawa.

Siaga satu. Batin Hoseok.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara Tom and Jerry versi kosan Bu Wati.

"Jungkook! Hoseok! Tidur udah malem!" teriak Bu Wati yang muncul dari ruangannya dengan berkacak pinggang.

"Siap, Teh!"

"Siap, Bu!"

Mereka pun kembali berlalu mengejar ke arah kamar. Bu Wati hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

Namjoon yang tertinggal di sana tersenyum melihatnya. Tangannya yang tadi tersembunyi di saku jaketnya segera dia keluarkan dan terlihat panggilan yang sudah berjalan selama 20 menit lamanya.

"Terima kasih, Namjoon. Kamu bisa matikan telponnya sekarang. Maaf menganggu waktu istirahatmu," kata seseorang disebrang telepon.

Namjoon pamit dan mengucapkan sslamat malam sebelum sebuah teriakan terdengar lagi.

"Namjoon! Kamu ngapain ngegembel disitu? Sana tidur!"

"Siap, Teteh!"








• • • • •

Woho, ada apa tuh👀


💜



©2019, cindermala

Anak Kosan; bts x txtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang