💠 "Maaf ya gue malah ngajakin lo makan ginian pagi-pagi. Besok-besok gue masak deh. Itu pun kalo lo sanggup makannya." Felix tertawa kecil di akhir, entah untuk sekedar menghidupkan suasana atau lebih ke arah menertawakan dirinya sendiri akan fakta dari 'memasak' itu.
Mereka memutuskan untuk memesan sesuatu di Starbucks dekat gedung apartemen, awalnya. Namun kedai ramen yang telah buka di seberang jalan mengeluarkan wangi yang menggelitik perut Felix. Sebelumnya dia bertanya pada Hyunjin, dan pemuda itu mana mungkin menolak.
"Gapapa." Hyunjin menyuap untaian mie ke mulut. Felix menolehinya sekilas.
"Lo nggak makan telurnya?" Si pirang mengerinyitkan dahi begitu mendapati Hyunjin sama sekali tidak menyentuh telur di mangkuknya.
Hyunjin menggeleng kecil, "gue nggak makan telur di ramen."
"Lah? Gue juga."
Lalu keduanya terdiam.
Seorang pelayan lewat dan bertanya apakah mereka membutuhkan sesuatu, membuat Felix menggeleng kemudian tersenyum.
"Habis ini kita jalan lagi nyari makan. Lo harus cukup makan biar sehat. Kurus gini."
Hyunjin menghadap Felix yang kini tengah menyeruput kuah langsung dari mangkuknya. Netranya menyerap segala presensi Felix hari itu. Rambut pirangnya yang halus dan berkilau tertimpa cahaya lampu, tangan putih dengan ujung-ujung jari memerah, wajah atraktifnya yang jutek tapi punya sorot mata karamel yang hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlix
Fanfiction💠 [n.] Ruang kosong, Bagian yang hilang. /Latin •°•°• Akibat dosa besar yang terjadi di kehidupan lampau, dua manusia terikat oleh takdir dendam pembalasan. . "Lo persis kayak gue waktu ditinggal mama." "Gue cuma punya bunda." Satu hal yang Hyunjin...