💠 Felix tidak pernah bisa menolak Hyunjin. Sial. Dia baru sadar setelah banyak sentuhan dari lelaki itu yang dia terima.
Sepekan yang lalu dirinya begitu kosong dan bahkan hari ini pun tidak ada yang terlalu berubah. Kecuali, iya, di depan wajahnya terdapat Hyunjin dengan segala gerakan yang tergesa-gesa.
Felix memejamkan mata bukan karena terlena, tapi hanya terlalu tidak mampu mencerna kondisi di mana Hyunjin memojokkannya bersama tekanan, menyusuri pundaknya dengan gigitan dan hisapan pada batang leher. Memburu. Jelas sekali ketika Felix mengerang kesakitan namun Hyunjin seolah menulikan rungunya.
Dari banyak kali mereka melakukan rutinitas ini, cium sana-sini, maka sekarang adalah rasanya yang paling hambar. Hyunjin bergerak emosi, dan Felix tidak menikmatinya sama sekali. Agak baru bagi Felix merasakan semuanya tanpa didasari apa-apa selain kemarahan, ia sungguh meminta waktu untuk membiasakan diri terhadap hal itu tapi Hyunjin tidak berhenti. Felix ingin berteriak untuk menghentikan kegiatan bodoh ini tapi ia sendiri juga tenggelam dalam ketidakmampuan.
Hyunjin baru menarik diri begitu tangan Felix yang tadinya meremas baju yang dikenakan pemuda itu beralih memukul kuat dadanya. Ia mendesis tidak rela, dan Felix ingin menamparnya saat itu karena yang lebih kecil hanya merasakan perih di bibir juga sesak nafas yang keterlaluan. Hyunjin yang biasanya selalu membuat lelaki itu hanyut walau tanpa permainan yang rapi, tapi yang ada di depannya kini cuma orang egois yang Felix tidak kenal tengah bersarang dalam wujud saudaranya.
Nafas Felix masih memburu sampai-sampai telapak tangan kanannya mengatup di depan dada hanya sebagai upaya menenangkan. Hyunjin masih menatap lurus dirinya dan si pirang membalikkan tantangan itu.
Detak Jantung Felix berpacu, dan kepalanya pening. Susah payah ia membangun kesadaran untuk bertanya,
"Puas lo?" Ludahnya memekat. Felix tetap saja tercekat. "Udah kelar lampiasin emosinya?"
Hyunjin bergeming datar, matanya menyoroti Felix dalam-dalam sampai rasanya bisa menembus dimensi lain dari diri Felix. "Dasar egois."
Alis Felix menukik, ia tidak terima dikatai seperti itu. Tangan Hyunjin bergerak dari leher sweater rajut yang ia gunakan-yang mana sudah terasa amat melar karena Hyunjin menariknya sangat kuat tadi demi mendapatkan permukaan kulit Felix-dan terus naik hingga lehernya. Jantung Felix mencelus lemah saat Hyunjin sejenak mengusap rahangnya seolah lelaki itu kembali menanamkan perasaan pada sentuhannya. Namun di sekon berikutnya, Felix terkejut begitu Hyunjin dengan sebelah tangan menekan kuat lehernya ke dinding.
Felix hampir tersedak. Hal ini memang tidak membuat ia kehilangan pasokan oksigen seluruhnya. Namun ia panik setengah mati begitu rasa sesak semakin menebal hampir membuatnya merosot ke lantai jika saja tubuh lelaki itu tidak disanggah oleh dinding di belakangnya. Felix dengan putus asa mencengkeram lengan Hyunjin yang terbungkus jaket dan meremasnya kuat-kuat.
Hyunjin menyudahi aksinya tepat sebelum Felix sempat terbatuk. Felix segera menghirup udara dengan rakus dan dengan heboh menepuk dadanya sendiri. Apa itu tadi? Percobaan pembunuhan? Ini sumpah sangat menyesakkan. Sakit. Felix sampai ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlix
Hayran Kurgu💠 [n.] Ruang kosong, Bagian yang hilang. /Latin •°•°• Akibat dosa besar yang terjadi di kehidupan lampau, dua manusia terikat oleh takdir dendam pembalasan. . "Lo persis kayak gue waktu ditinggal mama." "Gue cuma punya bunda." Satu hal yang Hyunjin...