12. Rush

1.9K 353 112
                                    

💠 Apa yang tidak pernah membuat Felix terbiasa adalah ketika dia tidak mampu untuk bersikap tenang setelah mengalami suatu kejadian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💠 Apa yang tidak pernah membuat Felix terbiasa adalah ketika dia tidak mampu untuk bersikap tenang setelah mengalami suatu kejadian. Ia terus berpikir mengenai banyak orang-orang bisa hidup santai setelah melewati suatu insiden dan menjadi kembali normal setelahnya, tapi mengapa Felix sendiri tidak termasuk ke dalam salah satu dari mereka? Tuhan Felix tidak sedang menganaktirikan dirinya, bukan?

Sudah terpaut berapa lama sampai akhirnya Felix bisa merasakan kantuk menggelayuti kelopak mata. Sebelum ini kepalanya selalu pusing, pikirannya berlari-lari, dan Felix terus-terusan kabur mengonsumsi kopi. Dia sudah kecanduan kafein dan itu memaksa tubuhnya untuk tidak mudah terbawa ke alam mimpi. Jika saja Felix sudah kehilangan kesadaran secara penuh, maka akan sulit baginya untuk menangkap suara bel yang berbunyi. Bunyi melengking itu terus berulang secara buru-buru. Dan Felix, yang baru nyaris terlelap di sofa ruang tamu, langsung membuka mata tanpa banyak pembiasaan.

Harapan lelaki itu terlalu banyak.

Selalu seperti itu setiap kali ada yang membunyikan bel apartemennya.

Felix dengan tergesa berlari tanpa mempedulikan interkom dan langsung menekan sandi. Ia membuka pintu bersama debaran yang membuncah.

Dalam hati Felix selalu merapal satu nama.

"Lix?"

Lutut Felix lemas untuk yang kesekian kali.

Lutut Felix lemas untuk yang kesekian kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak baru, lo turun?"

Seo Changbin menggelengkan kepala begitu orang yang barusan dia ajak bicara tidak memberikan reaksi yang baik. Dia memesan sesuatu dengan isyarat jari begitu sang Bartender melihat perawakannya mendekat sejak beberapa langkah lalu. Mereka seperti sudah saling terbiasa satu sama lain.

Changbin duduk di sebelah lelaki yang lebih jangkung, jauh melampaui tinggi badannya. Dia menepuk-menepuk bahu pemuda itu dengan akrab.

"Lo udah turun dua kali. Menang dengan gampang pula." Changbin mengerling sebagai ucapan terima kasih ketika pesanannya sudah di depan mata. Bartender tadi cuma memutar bola mata meski terlihat jelas telinganya memerah. Fokus Changbin kembali menemui lelaki dengan pandangan kosong di sebelahnya, "katanya lo belum pernah balapan sebelumnya? Kok jago?"

✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang