15. Fractures

2.1K 339 167
                                    

💠 Hyunjin pikir Felix bercanda ketika lelaki itu bilang ingin pergi ke suatu tempat malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💠 Hyunjin pikir Felix bercanda ketika lelaki itu bilang ingin pergi ke suatu tempat malam ini. Namun itu semua jelas bukan omong kosong saat Felix menariknya ke basement tepat setelah Hyunjin beres mencuci piring bekas makan malam. Ada event keren, katanya sambil menunjuk-nunjuk layar ponsel yang Hyunjin tebak menampilkan groupchat room kelas Felix. Lelaki itu beberapa kali mengirimkan voice note sebagai balasan, sementara Hyunjin memanaskan mobil yang jarang Felix pakai selama libur semester. Kesepakatan mereka berakhir dengan Hyunjin yang mengemudi sedangkan Felix menjadi penunjuk arah karena ia bilang sering datang ke tempat itu.

Selesai memakirkan mobil di tempat yang sudah disediakan, si pemuda jangkung dan laki-laki lain di sebelahnya melenggang menuju area acara. Jemari Hyunjin tenggelam di dalam saku celana sedangkan milik Felix bersembunyi di balik saku Hoodie yang ia pakai. Udara dingin malam itu tersingkirkan suasana yang tercipta.

Tempat ini cuma sejenis pasar kuliner dan toko-toko biasa yang aktif di malam hari, namun untuk malam ini semua sudut sudah disulap seperti akan diadakannya karnaval besar. Penampakan sekitar tak ubahnya sebuah festival. Felix sempat bilang bahwa ia mau melihat bagian pertunjukan kembang apinya ketika di mobil tadi.

Lelaki pirang itu berjalan mendahului beberapa langkah sedang Hyunjin tertinggal di belakang sambil melihat-lihat sekeliling. Beberapa dekorasi memerangkap atensi Hyunjin. Tubuh Felix sudah melebur bersama lautan manusia ketika Hyunjin mempercepat langkah mendekatinya.

Tidak sulit untuk kembali menemukan Felix meski menurut Hyunjin ukuran tubuhnya termasuk lumayan kecil dalam kategori proporsi ideal laki-laki. Bersyukur rambut lelaki itu diwarna sedemikian terang hingga membuatnya gampang dikenali.

Kaki Hyunjin menapak di salah satu stan aksesoris. Di dalamnya sudah ada Felix bersama seorang wanita tengah bertukar omongan.

"Saya suka mbak, pengen beli. Tapi harganya yang buat mahasiswa dong mbak." Felix membuang nafas begitu wanita sekitar lewat tiga puluhan itu kukuh menggeleng.

"Fel," Hyunjin menegur, Felix menoleh.

"Mau beli apa lo?"

"Tuh." Felix menunjuk gelang di atas etalase dengan ujung dagu, yang mana langsung diikuti mata Hyunjin. "Tapi mahal, dih, anjir." lanjutnya berbisik pada Hyunjin.

Hyunjin akui gelang itu memiliki model yang bagus. Selera Felix sekali. Hyunjin saja masih tertarik dengan anting model dreamcatcher yang pemuda itu kenakan.

"Terus kenapa? Beli aja. Lo jangan sok-sok berasa jadi orang susah."

"Diem. Yang penting nawar dulu. Tawar menawar adalah jalan ninjaku."

"Tolol sih."

Felix mendengus kesal pada Hyunjin, lalu beralih pada mbak-mbak di seberang etalase. Wajahnya berubah dalam sekejap. "Mbak, saya cuma anak kuliahan yang di kos makan mie instan sama telur doang mbak. Lagi libur gini mana ada pemasukan sih mbak?"

✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang