Selamat, kalian baru aja dapetin notif terakhir dari Lakuna!
Ini happy ending kok, beneran. Tapi itu sih kalo temen-temen percaya sama kata-kata aku :)💠 Selama hidup Felix dibesarkan untuk menjadi laki-laki yang akan memiliki masa depan cerah. Tumbuh secara terpelajar dan manis—minus kebadungan dan perkelahian, tentu saja, tapi Felix merasa laki-laki wajar menggunakan kekuatannya untuk sesekali dihantamkan pada rahang satu individu yang mengesalkan. Felix digembar-gemborkan menjadi penerus bisnis sang ayah, calon kepala keluarga masa depan, kebanggan Tuan Hwang yang kaya. Felix satu-satunya anak yang diketahui publik. Felix adalah satu-satunya yang sah. Felix yang memiliki kendali penuh atas lainnya. Sentral gasing kalau orang-orang bilang. Felix memang dibesarkan layaknya seorang pangeran yang akan menjadi raja.
Dan Hyunjin seperti hidup di dalam lubang, tersembunyi, tertutup, walau lubang itu selalu ditaburi emas dan harta, tetap saja posisinya rendah dan kotor. Tidak tampak. Menjijikkan.
Yang Hyunjin inginkan hanya suatu afeksi nyata, tapi itupun rasanya mungkin masih terlalu mahal. Hyunjin tidak pernah mengerti akan alasan kenapa ia selalu ditinggalkan. Hyunjin ingin bertanya macam-macam, namun ia tetap tak menemukan orang-orang. Dan bahkan jika ia ingin bertanya pada diri, bayangannya sendiri tak muncul karena lelaki itu tumbuh di kegelapan.Hyunjin... Tidak bisa menjangkau sinar matahari. Tidak akan pernah sejajar dengannya. Tapi, mungkin kalau untuk menjatuhkannya dan menjadikan mereka sama-sama kotor, Hyunjin bisa.
Felix selalu dibesarkan layaknya seorang pangeran yang akan menjadi raja.
Tapi hari ini, Felix merasa berada pada kondisinya yang paling hina.
Tiga hari (mungkin? Felix tidak tahu bagaimana berputaran dunia di luar sana) ia disekap, diperlakukan lebih dari binatang, dan itu oleh Hyunjin.Felix merasa kematian ada di depan matanya. Ia bisa menerka-nerka bagaimana rupa malaikat pencabut nyawa, dan Felix saat ini menginginkan tangan makhluk itu untuk mengusap permukaan ubun-ubun dan menarik sukmanya dalam sekali gerakan kasar nan cepat. Atas dasar fakta perutnya semakin ceking karena tak terisi apapun sejak datang kemari, pun mulut menggigil hanya mengecap cairan beralkohol yang Hyunjin minumkan secara paksa, sudah mengikis kewarasannya hingga tak cukup untuk membayangkan masa depan (jikalau ada) yang rasanya terlalu mewah bahkan untuk diimpikan dalam angan.
Felix tersudut walau nyatanya ia tersekap di tengah-tengah ruangan. Sekeliling tempat kursinya di mana ia terikat nampak penuh percikan darah seperti bentuk kembang api. Ah... Kembang api. Kenangan kembang api waktu itu tak lagi indah dan cerah terukir dalam imaji, dirusak getaran iming-iming palsu biadab.
Hyunjin datang bersama sebuah gunting dan botol bir lain di tangan kiri. Berhadapan dengannya Felix yang masih tertunduk lemas dan payah—jika saja tubuh lelaki itu tidak terikat ke sandaran kursi, maka sudah pasti akan terjadi kelimbungan yang berdampak debuman keras ke lantai. Tubuh Felix menegang tiap kali mendengar langkah ringan namun juga berat pun terseok yang berbunyikan alas sendal rumahan itu. Dalam penafsiran lain, tiap kali kedatangan Hyunjin membuatnya terdorong siksaan semakin dekat ke neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlix
Fanfiction💠 [n.] Ruang kosong, Bagian yang hilang. /Latin •°•°• Akibat dosa besar yang terjadi di kehidupan lampau, dua manusia terikat oleh takdir dendam pembalasan. . "Lo persis kayak gue waktu ditinggal mama." "Gue cuma punya bunda." Satu hal yang Hyunjin...