Chapter ini agak... Eng, bacanya pelan-pelan aja :)
💠 Felix nyaris tertidur. Tepukan di punggungnya terasa sangat membuai. Hyunjin sesekali menyenandungkan lagu yang beberapanya memiliki nada yang diketahui Felix. Suara Hyunjin ringan dan bersih, berbanding terbalik dengan miliknya sendiri, dan sepertinya punya magis tertentu untuk membuatnya kerasan mendengarkan.
"Capek, Fel?"
Hyunjin merasakan gestur anggukan di depan dadanya. Lelaki itu tersenyum kecil.
Seharian tadi mereka pergi ke toko buku, lalu bablas jalan-jalan di mall. Keduanya juga sempat menonton film di bioskop. Pilihan jatuh pada movie horror sedangkan Felix membenci genre satu itu, tapi ia berpikir tidak ada salahnya mencoba. Hyunjin dan Felix menghabiskan lebih banyak waktu untuk bergenggaman tangan dan Felix benar-benar menggunakan berondong jagung yang menggunung sebagai tempat menyembunyikan wajah ketika di saat-saat tertentu adegannya dirasa terlalu menyeramkan.
"Lo tidur gih, Jin." Felix memberi sedikit ruang di wajahnya agar bisa mengadah menatap Hyunjin.
Hyunjin menggeleng, "belum ngantuk." katanya.
"Udah kacau gini jam tidur lo?"
Senyum asimetris Hyunjin tertangkap retina Felix. "Ya kan gara-gara lo, Fel."
Felix baru saja ingin protes namun didahului oleh Hyunjin yang mendorongnya agar terlentang. Hyunjin berpindah ke atasnya, Felix langsung memejam seiring jarak mereka menyempit.
Hyunjin tidak pernah bermain dengan rapi. Ritmenya sulit disaingi tapi tetap saja membuat hanyut. Kadang Felix heran sekaligus takjub karena hal itu. Hyunjin suka menggigit, sering menyesap kuat bibir si pirang, dan ketika Hyunjin menggelitik langit-langit mulut Felix memperguna ujung lidah, di situ letak kelemahannya.
Geli. Tangan Felix yang tadi melingkar di leher pemuda itu ganti meremas rambut Hyunjin. "Ngg—engh...."
Hyunjin tersenyum tanpa menghentikan apapun, jarinya berpindah untuk menemukan buah baju lelaki di bawahnya. Malam ini Felix mengenakan piyama, dengan corak lucu yang mana hal itu sangat menggemaskan menurut Hyunjin.
Hyunjin menurunkan ciumannya begitu dua kancing terlepas. Felix mengadah, terlalu gila untuk menolak atau terlalu waras untuk membiarkan segala kenikmatan ini. Hyunjin hanya menghisap pelan leher lelaki itu begitu sadar banyak bekas yang belum hilang. Ia menjilat banyak tempat, menabur kecupan di segala sisi dan Felix memekik begitu daun telinganya digigit.
Felix masih terpejam ketika Hyunjin sedikit bangkit. Tangannya masih menopang tubuh agar tidak menghimpit yang lebih kecil. Felix membuka mata perlahan begitu punggung jari telunjuk Hyunjin menyusuri tulang pipinya.
"Lo punya siapa, Fel?" Suara Hyunjin berubah jauh lebih berat. Keduanya masih terengah. Felix terjebak dalam otaknya yang menumpu.
Jari Hyunjin berhenti pada tepi bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔LAKUNA; hyunjin ft. felix || hyunlix
Fiksi Penggemar💠 [n.] Ruang kosong, Bagian yang hilang. /Latin •°•°• Akibat dosa besar yang terjadi di kehidupan lampau, dua manusia terikat oleh takdir dendam pembalasan. . "Lo persis kayak gue waktu ditinggal mama." "Gue cuma punya bunda." Satu hal yang Hyunjin...