Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada menjadi manusia. Atau dipaksa menjadi manusia.
Lihatlah! Tuhan sendiri pun enggan menjadi manusia. Bahkan para malaikat! Dan oh, para iblis yang jalang! Atau Tuhan yang jalang! Setidaknya, bekas penghuni surga itu kesakitan saat harus jatuh dalam derita kemanusiaan.
Bagi para iblis, melihat manusia sampai jutaan abad mungkin adalah kegilaan dari seluruh penciptaan. Hanya saja, kita semua memeluk kehidupan! Tapi, apakah Tuhan pernah benar-benar hidup?
Atau pada dasarnya, Tuhan sendiri, hanyalah budak. Alat bagi waktu. Sekedar mainan bagi kehidupan itu sendiri.
Kehidupan telah memperalat semuanya. Menjadikan waktu memanjang dalam ulangan besar tanpa akhir. Tuhan sendiri, hanyalah budak bagi sang waktu. Budak terbaik yang entah kapan harus dilepas dan dimusnahkan.
Kehidupan, oh kehidupan! Dalam kebahagiaan cahaya yang paling terpencil. Kemanusiaan yang digadaikan atas nama kesenangan dan omong kosong. Maka seluruh riwayat pengulangan akan lebih lembut karena tertarik dalam pengabaian yang begitu didangkalkan.
Dan sekali lagi. Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada menjadi manusia. Dan menjadi hidup.