Untuk mengisi kekosongan segala yang menarik, mereka yang lebih tinggi sangat dianjurkan untuk merendahkan yang lain. Selain kematian dan bunuh diri, memeluk diri sebagai parasit adalah cara terbaik untuk menikmati hidup. Selain gairah besar untuk membuat derita pada yang lainnya.
Dalam gelombang segala omong kosong nilai, menundukkan yang lemah adalah hak. Membunuh setiap manusia adalah alasan yang sederhana.
Jika memperbudak manusia lainnya adalah kegiatan yang jauh lebih menyenangkan. Seorang diktator akan hadir dalam panggung terbaiknya!
Kejujuran bahwa menikmati derita yang lainnya adalah menyenangkan. Adalah sisi lain dari kehidupan yang harus dirayakan.
Tidakkah hidup adalah saling memangsa dalam kebijaksanaan diam dan pengabaian?
Maka rayakanlah! Sebelum segala panggung tertutup rapat. Tidakkah mengisi kehidupan dengan bermain-main adalah hal yang jauh lebih menarik?
Bagi mereka yang berdiri di atas semua nilai. Nyawa manusia tidaklah lagi berarti. Apa pentingnya manusia? Kecuali hanyalah mainan bagi mereka yang lebih mengenal waktu dan aliran yang menuju entah?
Sang filsuf mungkin bercanda mengenai berakhirnya segala sesuatu. Tapi kadang ia pun bisa tertawa melihat segala nilai dibalik dengan keriangan seorang anak kecil.
Merendahkan yang lebih lemah. Menyakiti mereka yang tak memiliki kuasa. Memperbudak segala kehidupan yang mungkin. Adalah hak bagi siapa saja yang menginginkan dan merayakan hidup.
Saat perang dan para diktator muncul. Orang-orang kecil mungkin tak lagi bisa tertawa dan berkata menikmati hidup. Tapi peduli apa dengan orang-orang kecil?
Layaknya alam yang memusnahkan yang lebih lemah darinya. Kehidupan manusia juga akan jauh lebih menarik jika hal-hal semacam itu terus dipelihara.
Karena dunia yang damai, berisi hal-hal yang membosankan. Dan bagi sebagian yang mengerti, menapak lebih tinggi dan menaruh alam liar dalam gerombolan nilai-nilai yang sudah dijinakkan, menjadi pertanda bagi keluasan hidup manusia.
Tidakkah itu salah satu cara terbaik selain memusnahkan diri sendiri?
