Help *18*

4.9K 216 72
                                    

⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH. (masih rewind gaess)

 (masih rewind gaess)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Pakai ini."

Di ruangan kesehatan itu Kim Dahyun memberikan Jihyo sebuah obat luka ringan. Jihyo pun menerimanya. Dahyun menunggu Jihyo memakaikan obat itu di tangan serta lutut wanita itu. Sejujurnya ia sangat malas sekali membawa gadis bermarga Park ini ke ruang kesehatan, jika bukan karena suruhan gurunya ia engga. Ia bukan tipe gadis ingin berteman, jadi ia selalu menghindar jika ada orang yang ingin berteman dengannya.

Jihyo berusaha menahan perihnya saat obat itu mulai bereaksi. Ia menidurkan tubuhnya di bangsal ruang kesehatan itu. Mungkin meluruskan tubuhnya sebentar bisa membuatnya kembali fit. Dahyun yang sedari tadi masih berdiri disitu kembali bersuara.

"Aku pergi dan akan memberitahu pada Mr. Choi bahwa kau butuh istirahat."

Belum ada jawaban sama sekali dari Jihyo, Dahyun langsung berbalik meninggalkannya di ruangan kesehatan itu tak lupa menutup pintunya rapat. Ujung matanya masih melirik tubuh Dahyun yang mulai meninggalkan jejak dari jendela ruang kesehatan mereka yang berkebetulan terbuka lebar. Sampai tubuh Dahyun benar-benar hilang dari pandangannya barulah Jihyo mengalihkan perhatiannya. Ia menghela pelan. Jika mengenai Dahyun, Jihyo hanya tahu bahwa gadis berkulit putih itu adalah siswa kelas C. Ia sering sekali mensenyumi Dahyun mencoba ramah namun yang di dapatkannya malah tatapan datar tanpa ekspresi. Ia sendiri bahkan bingung, Dahyun itu kenapa begitu dingin? Ntahlah ia pun tak mengerti.

Jihyo beralih memandangi luka di telapak tangannya. Kejadian tadi kembali terulang. Bagaimana ia terjatuh lumayan kuat di pasir kotor itu dan lebih tidak mengenakannya ia terjatuh dengan posisi tengkurap sehingga mengakibatkan telapak tangan serta lututnya yang terluka. Setidaknya ia berterimakasih wajahnya tidak sampai.

Kreekkk...

Gadis bermata bulat itu menolehkan kepalanya cepat kearah pintu saat mendengar pintu ruang kesehatan itu kembali terbuka. Ia pikir awalnya Dahyun kembali, namun yang ia dapatkan malah pria yang tadi menabraknya. Dengan santai pria itu berjalan mendekat kemudian duduk di sisi bangsal Jihyo tanpa ijin.

Jihyo tersenyum simpul merasakan pria itu mengelus kepalanya lembut. Ia suka kelakuan lembut pria ini.

"Kau tidak terluka parah kan?"

Suara pria itu terdengar begitu sexy bagi Jihyo. Seperti sebuah desahan sexy yang mengalun indah di telinganya setiap kali mereka berdua berada di atas ranjang dengan peluh keringat yang begitu membanjiri. Disaat seperti ini pun bisa-bisanya ia berpikiran liar terhadap pria ini. Jihyo pun mengangguk cepat, tak ingin juga membuat pria ini khawatir dengan keadaannya. Walaupun pria ini tak sempat meminta maaf di tempat kejadian, ia sudah sangat senang sekali pria ini langsung menemuinya.

Help! (21+) Re-upload✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang