⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH. (ini part terakhir ;) semoga kalian yang membacanya gak akan pernah lupa sama cerita ini, kalau lupa ya buka lagi halaman dari awal hehehee.... tapi sudahkah kalian membaca cerita baru Junghyo - My Psychopath Girl? kalau belum yuk yuk cek, tapi emhh... mature content diharapkan bijak membacanya ya heheee...)
.
.
.Matahari menaik begitu terang menyengat dan menghangatkan tubuh. Seorang pria tinggi berjalan menyusuri tepi pantai ini. Mengalihkan perhatiannya pada arah laut di depan sana, menyegarkan penglihatannya pada pemandangan indah yang telah disajikan di pagi hari ini. Pria itu, Jin membungkukkan tubuhnya mengambil botol bir yang sudah kosong terletak tak berdaya di pasir basah ini. Ia menghela nafas kasar menyadari botol itu tidaklah hanya satu melainkan banyak saat matanya melihat lebih jelas ke sekelilingnya. Belum lagi, bukan hanya botol bir kosong yang menjadi sampah di tempat ini, banyak bungkusan cemilan juga dan beberapa botol kosong. Jin mendesah kasar, ini pasti perbuatan anak-anak yang lain. Akibat pesta gila semalam mereka.
"Mina!" teriak Jin saat matanya menangkap sosok tubuh seorang gadis baru keluar dari tenda. Gadis itu menguap sebentar, dengan wajah baru bangun tidurnya ia mendekati Jin. Sebentar ia mencoba memperbaiki tampilan rambutnya yang sedikit berantakan agar masih terlihat cantik di mata Jin.
"Kenapa Jin?" tanya Mina semanis-manis mungkin dengan senyum.
Jin berdesis dalam hati melihat Mina mencoba menggodanya dengan senyum manis itu. "Tolong bantu aku bersihkan tempat ini."
Seketika senyum Mina lenyap. Ia pikir Jin memanggilnya sekedar menyapa selamat pagi. Itu saja sudah membuatnya melambung tinggi. Namun, sialnya ia malah mendapatkan pekerjaan tak di inginkannya sama sekali. Sebentar ia mengedar melihat banyaknya sampai di sekitar mereka. Ia kemudian kembali menatap Jin, memaksa senyumnya. "Aku... aku harus..."
"Apa?" potong Jin langsung. Mina menegukkan ludahnya susah payah karena tatapan itu, kini ia bingung ingin memberi alasan apa agar benar-benar tak menyentuh sampah kotor itu. Menjijikkan baginya.
"Cepat bantu aku, bangunkan yang lain juga agar membersihkan tempat ini." Jin kemudian kembali membungkuk mengutip beberapa botol bir kosong itu. Mina mengerucutkan bibirnya kesal. Ey... ia sama sekali tak ingin melakukan ini. Menyentuhnya saja ia engga, kenapa Jin harus menyuruhnya. Seharusnya juga ia tak bangun di awal, atau pun tidak keluar dari tenda. Sekarang, begini Jin si pria tampan itu seenaknya menyuruh dirinya. Jika ia menolak, harapannya sedikit mendekati pria itu. Mau tidak mau langkahnya dengan lesu mengambil beberapa sampah itu.
Jin menghentikan pergerakannya saat matanya menangkap Jimin baru saja keluar dari tenda. Terlihat pria itu sedang merenggangkan tubuhnya melakukan pemanasan kecil. Baru saja ia menyerukan nama pria itu agar ikut membantu membersihkan pantai ini, Mina sudah duluan berbicara pada pria itu. Terlihat wajah Jimin berubah masam menggeleng keras. Jin menarik ujung bibirnya kecil melihat kini Mina malah memukul Jimin bertubi-tubi. Tontonan di pagi hari ini membuatnya sedikit tertawa. Dan pada akhirnya Jimin ikut berpartisipasi seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help! (21+) Re-upload✔
Fanfiction⚠ WARNING NC+++ 🔞❌👶 Mempercayai cerita mitologi itu adalah sesuatu yang mustahil. Bagaikan kebohongan yang belum tentu mereka lihat secara nyata. Hanya sebuah dongeng pengantar tidur anak-anak yang terdapat cerita tersebut. Namun, suatu ketika per...