⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH.
.
.
.
.
Lenguhan kecil disebelah Taehyung membangunkan Taehyung seketika. Sedari tadi ia tidak bisa tidur nyenyak karena Eunbi yang tiba-tiba saja terus muntah-muntah. Terpaksa ia harus siap siaga memberikan gadis itu plastik untuk muntahannya. Taehyung melirik Eunbi yang mulai gelisah, dalam hati ia berharap gadis mancung itu tidak sampai terbangun. Jika gadis itu sampai terbangun, aksi muntah-muntahan akan kembali lagi dimulai. Dan ia tak ingin itu terjadi, bisa-bisa jika kelamaan ia pun ikut muntah.Sebuah colekan menolehkan kepala Taehyung ke belakang. Ia melihat Hanbin berdiri di belakang itu melirik kearah Eunbi yang masih tertidur pulas di pundak Taehyung. "Apa dia sudah baikan?" tanya Hanbin.
Taehyung menggeleng pelan. "Dari tadi dia muntah-muntah"
Hanbin menghela nafas pelan.Ia sebentar menoleh kesampingnya, menyadari Mingyu sudah tertidur di sebelah jendela itu. Matanya tertarik memperhatikan jalanan itu lewat jendela. Keningnya berkerut sebentar. Kenapa sekarang di jalanan yang mereka lewati ini banyak sekali pohon-pohon tinggi, apa mereka sekarang sedang di hutan?. Daripada bingung sendiri, ia pun berisiniatif untuk bertanya pada guru pembimbing perjalanan mereka itu yang kebetulan duduk di bagian belakang.
Namun, baru saja Hanbin keluar dari kursinya, bus yang mereka tumpangi tiba-tiba mengerem mendadak membuat tubuh Hanbin tak sengaja terjatuh dan menimpah tubuh seorang gadis dibelakang yang kebetulan juga sedang berdiri ingin menghampiri seseorang di kursi depan sana. Sontak, semua isi penumpang bus nomor 3 itu terbangun yang tertidur, terkejut dan berteriak serentak dengan aksi mengerem mendadak itu. Tapi, perhatian mereka langsung terdiam terfokus pada Hanbin yang kini belum juga membangunkan tubuhnya dari tindihan gadis dibawahnya itu.
"Ah! Apayo" ringis Mingyu mengusap kepalanya yang terhantuk kuat di jendela itu.
Eunbi pun sampai bangun dari tidurnya. Wajah pucat gadis itu menyiratkan kebingungan. Taehyung hanya menggeleng kecil lalu memutarkan badanya ke belakang. Matanya membesar seketika melihat satu sahabatnya itu seperti modus untuknya, kesempatan menindih seorang gadis itu, belum lagi satu tangan Hanbin kini sudah berada di paha gadis itu.
Gadis di bawah Hanbin itu mendorong kuat tubuh Hanbin, hingga pria itu terpaksa berdiri. Gadis itu pun ikut berdiri. "Kau kesempatan ya?!!" pekiknya menatap tajam Hanbin.
Hanbin mendengus pelan. Malas membalas, akhirnya ia hanya diam saja dan kembali duduk. Gadis itu menggeram marah menatap Hanbin sinis. Tangannya terkepal kuat mengingat bagaimana Hanbin begitu santainya mengelus pahanya yang kebetulan ia memakai celana pendek.
"Kim Dahyun, ada apa?" suara guru pembimbing itu menyadarkan gadis itu dari tatapan tajamnya pada Hanbin.
"Ada pelecehan ssaem" adu Dahyun menunjuk Hanbin.
Hanbin membesarkan matanya mendengar tuduhan itu, ia bangkit dari duduknya menggeleng keras. "Tidak ssaem. Aku tidak melakukan itu. Jika ssaem tak percaya, tanyakan saja pada mereka semua. Mereka saksinya"
"Bohong! Kau memegang paha ku! Aku merasakannya" Dahyun masih bersisikeras menuduh Hanbin.
Mendengar perkataan Dahyun itu membuat seluruh isi bus itu terkejut dan serentak berteriak kecil. Jungkook dan Jihyo yang sedari tadi menyaksikan seketika saling pandang. Memegang paha saja pelecehan untuk Dahyun, bagaimana dengan mereka yang setiap hari lebih dari memegang paha. Jungkook lebih duluan kembali menatap kearah pertengkaran itu.
"Tapi kurasa kau berlebihan Dahyun. Bukankah tadi busnya mengerem mendadak. Dan Hanbin juga tidak sengaja menimpahmu" Sahut Yuju berdiri dari kursinya yang posisinya duduk pas di belakang Jungkook dan Jihyo, bermaksud membela Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help! (21+) Re-upload✔
Fanfic⚠ WARNING NC+++ 🔞❌👶 Mempercayai cerita mitologi itu adalah sesuatu yang mustahil. Bagaikan kebohongan yang belum tentu mereka lihat secara nyata. Hanya sebuah dongeng pengantar tidur anak-anak yang terdapat cerita tersebut. Namun, suatu ketika per...