Help *8*

8.7K 301 97
                                    

⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH.  
.
.
.
.
Jihyo mengerang kecil merasakan silauan matahari begitu sakit memasuki matanya. Mata bulatnya perlahan mengerjap dan membuka perlahan. Kepalanya menoleh kearah jam yang baru saja berdenting itu. Ia menghela nafas sejenak. Baru saja ia ingin mendudukkan dirinya, sebuah tangan di perutnya menahannya. Kepalanya menoleh cepat kesebelahnya. Tersadar melihat Jungkook sekarang tengah tidur di sebelahnya. Perlahan ia merubah posisinya menyamping menghadap pria itu. Jemarinya bergerak mengelus lembut pipi Jungkook. Wajahnya ikut mendekat bersamaan merasakan nafas hangat pria itu menyapu wajahnya. Ia hanya tersenyum kecil lalu mencium lembut bibir Jungkook. Tak disangkan Jihyo, Jungkook malah membalasnya. Jihyo tertawa pelan sejenak di ciuman itu. Jungkook membuka matanya, perlahan merubah posisinya menindih Jihyo di bawah. Baru saja kedua orang itu terbawa suasana, suara deheman keras menyadarkan keduanya terpaksa menghentikan permainan itu.

"Eheemm!!"

Jungkook mendengus. Dengan kesal ia menyingkirkan tubuhnya dari atas Jihyo, kemudian mendudukkan dirinya. Jihyo mengalihkan pandangannya pada seseorang yang baru saja berdehem itu. Jungkook perlahan membantu Jihyo duduk lalu menatap nyonya dan tuan Seon dan dibelakangnya sudah ada kelima teman-temannya.

"Jihyo, kau perlu kami periksa" ujar nyonya Seon menatap Jihyo.

Jihyo mengernyit kemudian memegang perutnya, teringat tadi perutnya sempat merasakan kesakitan. "Memanngya apa aku memiliki penyakit berbahaya?"

"Tidak tahu. Ini kita akan mencari tahu." Lanjut nyonya Seon .

Walaupun masih bingung, Jihyo akhirnya hanya diam saja menurut.

"Kalian para pria keluarlah" ujar nyonya Seon menatap satu persatu pria dalam kamar itu.

Sebentar Hanbin mendengus, padahal ia penasaran apa yang akan dilakukan penyihir itu nantinya. Bukankah ini jaman dahulu, ia penasaran saja bagaimana caranya orang-orang jaman dahulu memeriksa kesehatan. Tapi akhirnya mereka para pria mulai berkeluaran. Jungkook sempat ingin protes tapi Mingyu dan Taehyung cepat menggeret pria itu keluar sebelum penyihir itu menyihir mereka pula. Tingallah dalam ruangan itu nyonya Seon dan Eunbi, Dahyun.

"Berbaringlah lagi." Pintah nyonya Seon yang langsung dituruti Jihyo.

Eunbi dan Dahyun mendekat dan mulai memperhatikan nyonya Seon membuka gaun yang Jihyo kenakan. Jihyo juga hanya diam saja membiarkan wanita tua itu melepaskan gaunnya dan korset di perutnya. Hingga tersisa bra dan panty-nya. Kemudian satu tangan keriput itu berpindah ke perut rata Jihyo seperti meraba sesuatu. Ketiga gadis itu hanya bisa diam dengan kening berkerut, tak mengerti sama sekali apa yang dilakuakan nyonya Seon sekarang. Sampai beberapa menit kemudian kamar itu hening, nyonya Seon menghentikan kegiatannya. Wanita tua itu hanya diam menatap Jihyo dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Ada apa bibi?" tanya Dahyun penasaran.

"Kenapa dengan perut Jihyo?" lanjut Eunbi bertanya.

Nyonya Seon hanya menggeleng kecil lalu kembali menatap Jihyo. "Pakai kembali gaun mu, tapi tidak perlu lagi memakai korset. Setelah itu kalian bertiga bisa menemuiku di living room."

Setelah itu wanita tua itu menghilang dalam sekejap dengan sihirnya. Dahyun dan Eunbi kembali menatap Jihyo. Jihyo sudah saling meremas tangannya merasa ketakutan. "Apa aku punya sakit berbahaya?"

***
Semuanya serentak tertuju pada Jihyo. Jihyo mengulum bibirnya kebawah semakin meremas perutnya kuat. Ia menundukkan kepalanya menatap perut ratanya. Ah, ia takut terjadi apa-apa dengan dirinya. Sakit yang ia alami di perutnya benar-benar tak terduga. Baru saja nyonya Seon mengatakan ada yang aneh dalam perutnya. Tapi wanita tua itu tak memberitahu lebih jelas, membuatnya menjadi cemas dengan dirinya sendiri.

Help! (21+) Re-upload✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang