Help *19*

5.1K 268 166
                                    

⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH. (udah balik ke perputaran waktu) AKU MAU KASIH KABAR BAHAGIA, KALO CERITA YG KALIAN VOTE PALING BANYAK UDH DI PUBLISH, SILAHKAN CEK DI PROFILE AKU YAAA... SELAMAT MEMBACA :*

 SELAMAT MEMBACA :*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Apakah ini malam yang begitu menyebalkan? Apakah ini malam yang begitu dibenci? Apakah ini malam yang sangat tak diinginkan? Apakah ini malam yang begitu menyesakkan? Jawabanya adalah IYA. Bagi Jungkook malam ini adalah malam penuh kesialan. Ah tidak, lebih tepatnya hari yang kesialan, buruk, benci, dan banyak lagi umpatan yang cocok untuk hari ini. Jungkook benci mengakui bahwa hari ini adalah hari yang berhasil membuat air matanya kembali turun. Ini sudah hampir satu tahun lebih ia tak menangis, namun karena sesuatu terjadi di hari sial ini, ia menangis terus tanpa berhenti sedikit pun bahkan seperti anak kecil memilih mengurung diri di kamar.

Jungkook tak ingin orang diluar sana memandang dirinya, walau sebenarnya ia saat ini benar-benar rapuh dan lemas. Bahkan untuk berdiri saja ia begitu susah. Raganya seperti sudah terbang. Beberapa kali orang diluar sana mengetuk pintu kamar itu dan memanggil namanya. Beberapa kali juga ia tak menjawab dan memilih membisu meratapi dirinya yang sedang terkulai lemas di lantai ini. Kembali lagi ia menangis dan menangis. Dan ini kedua kalinya karena seorang wanita. Relung hatinya benar-benar menyesakkan. Ia benci dengan kejadian ini. Ia sungguh benci! Apa ia tak pantas bahagia? Kenapa Tuhan selalu memberikan dirinya kebahagian hanya sesaat.

Pria berkulit putih pucat itu mengangkat kepalanya. Ia memandang diam kearah luar balkon kamarnya. Mata bengkaknya memperhatikan gerhana bulan yang tampak begitu dekat dari yang ia lihat. Sangat indah sekali. Tak pernah sedikit pun ia bisa melihat gerhana bulan sedekat ini, seharusnya ia tersenyum kagum melihat keindahan alam itu. Namun, yang ada malahan ia merintikan kembali air matanya untuk yang kesekian kalinya.

Begitu sangat lemasnya ia berdiri keluar dan berdiri di sisi pagar balkon itu. Tak lepas sedikit pun ia memperhatikan gerhana bulan itu. Apakah ia bisa berharap pada siapapun di alam semesta ini? Kalau bisa tolong kabulkan sekali ini saja. Satu permintaan ini.

"Tolong kembalikan Jihyo ku... kumohon."

***
"Wahh..."

Mingyu tak sedikit pun berkedip. Matanya terlihat begitu tahan untuk tak berkedip hanya menatap seorang bayi mungil yang masih terlihat merah dengan mata terpejam terlihat tidur dengan damai di balik balutan selimut kecil yang membungkus tubuh mungil itu. Bukan hanya Mingyu saja, Taehyung serta Hanbin juga ikut menatap kagum bayi mungil itu. Ketiga pria itu benar-benar seperti orang bodoh memandangi bayi mungil itu yang sudah hampir 10 menit berlalu. Eunbi dan Dahyun bahkan sudah bosan melihat ketiga pria itu yang tak kunjung selesai memandangi bayi mungil yang beberapa menit lalu baru saja melihat dunia ini. Apalagi setiap pergerakan dari bayi mungil itu, ketiga pria itu langsung berteriak tidak jelas. Ntah apa yang harus diteriaki.

Help! (21+) Re-upload✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang