⚠ WARNING!!! SETIAP PART AKAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA DAN JUGA KATA-KATA KASAR!! DIHARAPKAN BIJAK MEMBACANYA! SETIAP PART AKAN LEBIH PANJANG. TERIMAKASIH. (awas baperrrrr)
.
.
.Tengah malam dengan bulan yang begitu bersinar menyinari bumi gelap ini. Sosok wanita kini berdiri menghadap bulan besar itu. Mata besarnya semakin bersinar dimana kala pancaran sinaran bulan itu memantul dari manik mata cantik ini. Sulas senyum muncul saat sebuah bintang jatuh. Memejamkan mata meminta permohonannya untuk kali ini, bantu mengabulkannya. Dari hatinya yang paling dalam, ia ingin semua kejadian ini tidak sampai berakhir pada akhirnya, akan abadi selamanya. Kelopak matanya kembali terbuka setelah mengucapkan doanya di dalam hati. Seseorang pernah mengatakan padanya jika melihat bintang jatuh, cepat minta permohonan. Sang tata surya itu akan mengabulkannya. Dan sekarang saatnya ia mencoba apa kata seseorang itu, berharap benar-benar terjadi.
"Kau tahu, sangat berbahaya wanita berdiri sendirian di gelap seperti ini."
Suara tak asing itu terdengar diiringi desahan kecil. Bunyi sepatu pantofel mendekat dan berakhir diam di belakangnya. Hangatnya saat tangan kekar itu melingkar di pinggannya. Nafas lembut menyapu kulit wajahnya saat merasakan beban di kepalanya. Usapan lembut itu mulai bergerak menyapu tangannya. Senyum itu perlahan kembali muncul.
"Kata siapa?"
"Aku sendiri. Konon wanita yang berdiri sendirian di gelap akan banyak yang menganggunya."
Wanita itu, Jihyo seketika merinding. Sebisa mungkin tubuh mungilnya bersembunyi dalam kungkungan pria yang memeluknya dari belakang ini. Pria itu jika bukan Jungkook tersenyum kecil merasakan pergerakan tubuh mungil ini. Kedua tangan kekarnya semakin mengeratkan pelukannya, mencoba juga menghangatkan tubuh mungil ini dari dinginnya malam angin kencang yang menerpa, sehingga membuat beberapa helai rambut mereka berterbang bebas.
"Aku bercanda sayang." Berbisik halus tepat di daun telinga Jihyo. Setelah merasakan tubuh Jihyo berusaha terus bersembunyi di tubuhnya membuatnya terkekeh pelan dan akhirnya jujur atas kebohongannya yang semata-mata agar wanita dalam pelukannya ini berbalik dan memilih tidur.
"Bercandamu membuatku akan mengingatnya selalu." Jihyo mendengus pelan.
"Tidak usah di ingat. Ingat saja aku selalu." Jungkook merasakan tubuh Jihyo seketika menegang selesai ia mengatakan kata-kata yang spontan keluar dari mulutnya. Hanya tersenyum tipis lalu kemudian memilih menyelusupkan wajahnya di ceruk leher wanitanya yang begitu hangat. Sepertinya ini sudah seperti kebiasaannya. Menghirup dalam aroma wangi yang terkuak dari tubuh Jihyo. Satu tangannya mencoba menyingkir beberapa helai rambut panjang itu mencoba menghalanginya.
"Apa Yohan sudah tidur?" Jihyo kembali membuka suara setelah mereka memilih diam sesaat dengan Jungkook masih setia mengendusi leher mulus wanita ini.
"Mmh... dia sudah kenyang karena kau menyusuinya."
"Baguslah. Dia begitu rewel jika sudah bangun." Jihyo teringat tadi saat ia memilih selesai menyusui Yohan melihat anak tampannya itu sudah tertidur pulas di pangkuannya. Baru saja ia mencoba menarik nipple-nya dari bibir kecil itu, seketika tangisan keluar. Tidak itu saja, Yohan tak ingin tidur jika ia tidak sendiri berdiri lalu menimang-nimang bayi mungil itu. Sekarang ia mulai merasakan betapa memusingkan jika mendengar tangisan 2 kali dalam semenit. Beginilah ternyata menjadi seorang ibu, tak pernah di perkirakannya akan sesulit ini hanya untuk menidurkan bayi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Help! (21+) Re-upload✔
Fanfiction⚠ WARNING NC+++ 🔞❌👶 Mempercayai cerita mitologi itu adalah sesuatu yang mustahil. Bagaikan kebohongan yang belum tentu mereka lihat secara nyata. Hanya sebuah dongeng pengantar tidur anak-anak yang terdapat cerita tersebut. Namun, suatu ketika per...