Hantu (1)✔️

543 282 241
                                    

Seorang lelaki baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Ia berjalan dengan gontai keluar kamar menuju pantry, membuka lemari pendingin dan meneguk air putih langsung dari botolnya.

"Ke mana semua orang? Apa masih tidur?" tanyanya pada diri sendiri sembari pergi ke kamar yang lainnya.

Dia membuka kamar pertama yang berada paling dekat dengan pintu utama apartemen. Terlihat seseorang yang masih tertidur pulas dengan selimut merah.

"Jimin-ah ... bangunlah!" ujarnya sembari menggoyangkan lengan lelaki bernama Jimin.

"Oh, Hoseok Hyung." Jimin mengerjapkan kedua matanya lantaran masih merasa sangat mengantuk.

"Aku akan membuat pancake untuk sarapan kita karena Jin hyung belum bangun, jadi tolong kau bangunkan yang lainnya," ujar Hoseok. Khusus untuk hari ini, Hoseok yang akan membuat sarapan sebab Jin yang bertugas membuat sarapan di setiap pagi, belum menampakkan batang hidungnya. Sengaja ia membangunkan Jimin terlebih dahulu dan menyuruhnya membangunkan yang lain. Itu semua karena Jimin memiliki sifat rajin dan patuh. Lelaki berpipi tembam itu juga melakukan apa pun asalkan bisa membantu orang lain.

Jimin mengangguk dan bergegas ke kamar mandi. Hanya butuh delapan menit untuk lelaki itu terlihat segar dan wangi. Ingat dengan perintah Hoseok, Jimin pun keluar dari kamarnya segera. Tercium aroma yang identik manis menyapa indra penciumannya.

"Jangan menguap di samping mukaku, Jin hyung." Hoseok mengibaskan tangannya setelah bau tidak sedap tercium dari arah samping. Khas bau mulut orang baru bangun tidur. Hoseok dapat memastikan lelaki yang paling tua itu belum menyikat giginya.

"Apa bau? Setauku pria tampan hanya mengeluarkan aroma harum," ucap Jin dengan setengah candaannya. Tidak salah jika Jin mengatakan dirinya sendiri sebagai pria yang tampan, karena memang itulah kenyataannya. Hanya saja, seorang Jin begitu percaya diri dengan membanggakan ketampanannya setiap saat dan kepada siapa pun, termasuk Hoseok yang hampir setiap hari mendengar pujian itu.

Tiba-tiba suara pecahan kaca membuat kedua orang itu terkejut.

"A-ah, maafkan aku." Itu Namjoon. Ia baru saja memecahkan gelas yang dipegangnya dari dalam kamar.

Jin dan Hoseok melihat ke belakang, lalu menggeleng serentak. "Sudah berapa kali kejadian ini terjadi?" bisik Jin pada Hoseok.

"Sudah berapa lama kita hidup bersama? Ya, kira-kira sebanyak itulah dia memecahkan barang." Jin terkekeh mendengar ucapan Hoseok.

Namjoon merupakan tertua ketiga di antara semua lelaki yang hidup di satu apartemen itu. Dirinya sangatlah pandai dalam memimpin dan menasihati orang lain, namun tidak untuk dirinya sendiri. Sudah tertanam di otaknya untuk selalu berhati-hati dalam bergerak, tetapi pada akhirnya tetap saja ia akan merusak barang dan tidak jarang Namjoon juga terluka karena kecerobohannya sendiri.

Jimin melajutkan tugasnya untuk membangunkan yang lainnya. Jimin berjalan ke kamar tepat di sebelah kiri kamarnya. "Hyung, bangunlah! Ini waktunya sarapan." Jimin menggedor-gedor pintu sambil berteriak berniat membangunkan orang yang di dalam kamar. Namun, ia terkejut mendengar lemparan barang yang mengenai pintu. Begitulah sang pemilik kamar yang bernama Yoongi. Satu hal yang sangat dia benci adalah seseorang mengganggu tidurnya. Ia tidak segan membuat orang lain tidak berkutik dengan omelan pedasnya kalau masih ada orang yang memaksanya bangun. Tidak peduli apa orang itu adalah Jin yang menjadi satu-satunya lelaki lebih tua darinya di apartemen yang mereka tinggali bersama.

"Dia selalu galak." Jimin pun beralih ke kamar lainnya.

"Tae, ayo cepat bang-" Jimin mencari sosok Taehyung, tapi nyatanya kamar itu tidak berpenghuni. Ia pun menghampiri Hoseok dan Jin yang tengah memasak bersama.

Together with BTSS ¦| JJK |¦ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang