Karena Ponsel (2)✔️

235 102 58
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Semua masih tetap sama bagi Dean. Hanya saja dirinya semakin dekat dengan semua anggota BTSS. Setiap hari Dean merasa bersemangat melakukan aktivitasnya, mengingat di setiap malam dia akan bertemu dengan idolanya sendiri. Karena itulah, saat ini Dean tengah sibuk mengerjakan tugas-tugasnya agar bisa cepat pergi tidur untuk menemui sang idola.

Dean melempar bukunya dengan kesal setelah beberapa lama berkutat di depan buku. Dia baru saja menjawab tiga soal yang sialnya beranak-pinak. Baru tiga soal, tapi sudah menghabiskan 18 halaman.

Tak berapa lama kemudian, terdengar suara pintu yang diketuk. Siapa yang bertamu di malam hari? Dean melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Gadis itu merapikan semua buku dan alat tulisnya kemudian berjalan membuka pintu.

"Maaf, apa aku mengganggumu?"

"Tidak. Ada perlu apa?" tanya Dean sembari tersenyum ramah setelah melihat tetangga barunya yang datang berkunjung.

"A-aku hanya ingin mengembalikan palu yang kupinjam."

Dean mengerutkan keningnya. "Kau yakin hanya ingin mengembalikan palu? Selarut ini?"

"Sebenarnya aku sedang mengejar anjingku yang pergi ke arah rumahmu. Sepertinya dia berada di halaman belakang," jawab lelaki itu dengan merasa tak nyaman karena mengganggu tetangga di malam hari.

"Ah, ternyata itu anjingmu. Tadi aku sempat mendengar suara-suara aneh di halaman belakang, tapi tak kuhiraukan."

"Jadi?" tanya lelaki itu sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Masuklah! Kau bisa membawanya pergi sendiri." Dean bergeser dari posisinya di depan pintu, mempersilahkan lelaki itu untuk masuk.

"Tak apa?"

"Tidak masalah. Aku yakin kau orang baik."

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu?" tanyanya lagi. Dia masih enggan untuk masuk ke dalam rumah.

"Entahlah. Hanya perasaanku saja." Dean pun berjalan dahulu dan diikuti oleh lelaki itu.

Terdengar suara kucing menggeram marah yang tak lain dan tak bukan adalah Mochi. Bulu dan ekornya mengembang sembari memandangi sosok anjing yang bewarna sama dengan dirinya.

"Micho, jangan seperti itu." Dengan cepat lelaki itu memeluk anjingnya, berusaha menenangkannya agar tidak berkelahi dengan Mochi.

"Micho? namanya mirip dengan kucingku, Mochi," ujar Dean sembari menggendong Mochi yang masih saja tampak ketakutan.

"Sesuatu yang kebetulan." Lalu lelaki itu menjulurkan tangannya. "Peliharaan kita sudah berkenalan, lalu saatnya untuk kita berkenalan. Aku Gara. Gara Gamesa."

Dean menyambut tangan itu. "Aku Deana Alexia. Senang berkenalan denganmu."

Kemudian mereka berbincang-bincang hingga tak terasa hampir larut malam. Gara pamit untuk pulang dan Dean pun memutuskan untuk segera pergi. Pergi ke dunia BTSS.

Jungkook terduduk di meja makan. Ia menjejakkan kedua sikunya di meja dan menangkup kedua pipinya. Lelaki itu sedang menunggu ramyeon yang tengah dimasaknya.

"Jungkook~~~~"

Jungkook melirik ke kanan kiri.

"Jungkook~~~~"

Jungkook sudah memikirkan hal yang aneh-aneh.

"Hai Jungkook. Kau sedang apa?" Dean tiba-tiba saja muncul di samping kanan Jungkook.

Dengan kuat Jungkook langsung saja menjitak dahi Dean hingga membuat sang empunya dahi mengaduh kesakitan.

"Apa salahku? kenapa tiba-tiba menjitakku?" protes Dean sambil menggosok dahinya yang masih terasa sakit.

Together with BTSS ¦| JJK |¦ (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang